Dunia yang berubah
Ketika Aron melangkah keluar dari pintu rumah sakit, dunia di sekelilingnya terasa asing dan tidak dikenali. Pagi itu, suasana kota sangat berbeda dari ingatan sepuluh tahun lalu.
Di mana keramaian orang-orang yang terburu-buru menuju kantor dan kendaraan yang melintas di jalan beraspal? Kini, yang terlihat hanyalah jalanan tanah yang berdebu, kadang berlumpur saat hujan, dan bangunan-bangunan sederhana yang tampak rapuh.
Apa yang ada sekarang hanyalah kota dengan beberapa bangunan tempat tinggal sederhana, rumah sakit dan sebuah sekolah militer atau bisa dibilang kamp militer.
Kota yang memiliki luas sekitar lima puluh kilometer persegi, terasa kecil dan terasing di tengah perubahan besar yang melanda dunia. Sejak peristiwa 12 Desember 2012, ramalan kiamat yang dianggap lelucon oleh banyak orang menjadi kenyataan.
Bukan kiamat yang dramatis dengan gunung-gunung berterbangan dan lautan terbelah, tetapi guncangan hebat yang mengubah segalanya. Gunung-gunung meletus, tanah retak, dan tsunami melanda. Setelah bencana itu, dunia tampak hening, tetapi raungan monster mulai menggema di seluruh penjuru.
Tidak tahu darimana awalnya datang, tiba-tiba monster dengan ukuran dan panjang yang tidak pernah muncul di bumi tiba-tiba mulai memasuki kota dan menghancurkan apapun yang dilaluinya.
Segala macam monster dengan berbagai bentuk aneh dan ukuran mulai bermunculan dimana-mana, menghancurkan apapun yang di temuinya. Bahkan ada yang pernah melihat seekor burung raksasa yang lebih besar dari pesawat Boeing dan di selimuti api muncul di angkasa. Selanjutnya seekor naga, dan makhluk dalam mitos yang tidak pernah terlihat mulai bermunculan satu demi satu.
Dalam kekacauan, umat manusia mulai mengalami penurunan drastis. Tapi itu baru awal dari sebuah tragedi.
Negara negara superpower mulai mengerakkan pasukan tempurnya untuk membasmi makhluk-makhluk itu. Akan tetapi, bagaimana manusia bisa membendung kekacauan jika senjata modern mereka sama sekali tidak bisa melukai para binatang ini?
Pada akhirnya, para petinggi mengerakkan senjata berat, termasuk tank, pesawat tempur, rudal dan bahkan nuklir untuk melawan. Hanya saja, itu seperti menambah garam pada luka. Karena dengan senjata pemusnah itu di kerahkan, beberapa mahkluk yang sebelumnya hanya diam mulai bergerak.
Kehancuran dan kekacauan tidak lagi terbendung, pertempuran dan perang yang tak pernah siapapun bayangkan akhirnya terjadi. Keadaan bumi yang sudah kacau menjadi semakin parah, dan manusia yang awalnya bisa bertahan dari guncangan awal tidak bisa lagi bertahan.
Hanya dalam rentang dua tahun, sekitar tujuh puluh persen dari 6 miliar manusia punah dan tidak bisa lagi mati. Sedangkan tiga puluh persennya harus terus berjuang untuk sekedar mempertahankan kelangsungan hidup mereka.
Hanya saja, bagaimana manusia bisa melawan jika senjata terkuat umat manusia, nuklir, sama sekali tidak bisa membunuh semua monster monster raksasa itu?
Terlebih lagi, setelah empat tahun, ketika umat manusia hanya tinggal 30%, perpecahan dalam kubu manusia mulai terjadi. Itu dimulai ketika beberapa umat manusia yang tersisa mulai berevolusi dan menjadi sesuatu yang lain. Ada yang berubah menjadi setengah manusia dan setengah hewan, atau menjadi sangat pintar, sangat kuat dan bahkan beberapa dikatakan bisa bertarung seimbang dengan para monster asing.
Seharusnya, dengan kekuatan semacam itu, manusia-manusia pilihan ini mulai memperjuangkan kelangsungan hidup manusia lainnya, tapi yang terjadi malah sebaliknya.
Benar-benar tidak ada yang tahu isi hati manusia!
Orang-orang ini malah menjadi gila dan memanfaatkan kemampuannya untuk kepentingan dirinya sendiri. Membunuh dan menjarah sesama manusia bukan lagi menjadi hal yang tabu, melainkan hal-hal yang lumrah. Bisa dikatakan, dengan ancaman monster dan umat manusia ini, manusia yang tidak mengalami evolusi merasakan apa itu kiamat dan neraka sebenarnya.
Pada saat itu, manusia benar-benar hampir musnah. Untungnya Tuhan masih berbelas kasih.
Tepat ketika umat manusia hanya tersisa 25%, seorang dewa, dewi, penyelamat umat manusia, atau apapun itu tiba-tiba muncul dan menghentikan kekacauan yang terjadi.
Hanya dalam satu tahun, seseorang yang tidak diketahui berjenis kelamin laki-laki atau perempuan itu benar-benar menghentikan kekacauan yang terjadi selama lima tahun. Yang lebih luar biasanya lagi adalah, penyelamat itu sama sekali tidak menggunakan kekerasan, sehingga umat manusia tidak lagi mengalami penurunan.
Dikabarkan, saat seseorang melihat penyelamat ini, kemarahan, kebencian, keluhan dan perasaan negatif lainnya tiba-tiba menghilang entah kemana. Bahkan jika itu adalah monster, hanya dengan melihatnya dan mendengarkan beberapa kata, semuanya menjadi damai.
Pada akhirnya, dengan kepemimpinan satu orang, manusia kembali bersatu dan di tata ulang. Perang berakhir, kekacauan mereda dan wilayah mulai dibagi antara manusia dan monster. Sejak saat itu, bumi bukan lagi milik manusia semata, melainkan dibagi dengan monster-monster yang entah datang darimana.
Sejak saat itu, manusia bukan lagi sebagai puncak rantai makanan, melainkan rantai terendah dalam daftar makanan.
Untungnya, dalam kepimpinan yang cermat pahlawan di awal, umat manusia mulai bisa mengembangkan kemampuannya dan melawan. Meskipun tidak lagi bisa menguasai sumber daya bumi seperti di masa lalu, setidaknya umat manusia masih bisa bertahan dan berkembang.
Meskipun tidak ada yang namanya negara, presiden, kepimpinan monarki atau konstitusi, dibawa satu orang, kota-kota manusia akhirnya terbangun dan menjadi peradaban yang dijaga oleh orang kuat.
Kota Awan, kota tempat Aron berada adalah salah satunya. Kini, setelah sepuluh tahun sejak kekacauan awal, semuanya kembali normal, anak-anak bisa kembali sekolah, dan semuanya kembali berjalan normal.
Hanya saja, saat ini hanya orang-orang dengan kemampuan khusus yang dihargai, sedangkan untuk orang-orang seperti Aron, yang tidak memiliki kemampuan apapun, mereka hanya bisa menunggu untuk hidup dan dikuburkan.
"Sungguh, kenapa aku harus dilahirkan di era seperti ini?" Aron menghela nafas dan mulai mengeluh dengan keadaannya.
Terlebih lagi, sejak sepuluh tahun lalu, dia sudah berjuang untuk hanya sekedar hidup. Bagaimanapun, sebelum Jia Chen, adik Aron mengalami penyakit aneh seperti sekarang, ibunya terlebih mengalami hal semacam itu, dan setelah lima tahun tidak diketahui apa itu penyakit dan obatnya, ibunya meninggal dunia.
Setelah ibunya, kini adik Aron kembali mengalami hal yang sama, terlebih lagi, waktunya sudah empat setengah tahun. Jika tidak ada keajaiban yang terjadi, Jia Chen hanya memiliki waktu setengah tahun.
Sedangkan untuk ayah Aron, dia sudah meninggal dalam pelarian menuju kota awan, dan sebagai seorang kepala keluarga, dia sudah menuntaskan kewajibannya untuk membawa istri dan anak-anaknya menemukan tempat tinggal.
Jadi, sejak sepuluh tahun lalu, Aron sudah menjadi tulang punggung keluarga. Di usianya yang baru sepuluh tahun, dia sudah berjuang untuk menghidupi dirinya sendiri, adik perempuannya dan bahkan biaya pengobatan ibunya.
Waktu terus berlalu, dia masih harus memperjuangkan kehidupan adiknya, dan bahkan biaya pengobatan dua bulan ini harus dibayarkan. Sedangkan untuk uang yang dimilikinya.
Aron merogoh kantong celananya, dan hanya menemukan sepuluh koin Mark.
"Hei..."
Dia menghela napas panjang, berusaha menepis rasa putus asa yang menggerogoti hatinya. Dengan tekad, dia melangkah menuju jalan yang sudah dikenalnya, berusaha mencari cara untuk mendapatkan uang demi biaya pengobatan adiknya.
