Bab 8.Bertemu Seseorang
Pagi menjelang siang....
Mulai baca lagi yuk semoga selalu suka.
***
Setelah drama permohan dari naya dan mala kini mereka bersiap untuk pulang dan menunggu zang kakak yang masih bersiap siap di ruangannya.
Naya bersyukur kakaknya mau meringankan hukuman untuk siska, setidaknya keluarga siska masih punya tempat tinggal dan di berikan jalan untuk memulai usahanya lagi..
Mala masih diam saja, dia sempat berfikir kenapa beberapa hari ini sang kekasih tidak masuk, bahkan tanpa alasan yang jelas, hanya mengatakan jika ada urusan keluarga namun tidak tau itu apa, mala akhirnya memilih membiarkan saja toh sebenarnya dia tidak mencintai alex hanya untuk mengalihkan perasaanya saja.
Setelah menunggu tiga puluh menit akhirnya yang ditunggu datang juga, dengan berjalan santai menghampiri mereka.
"Kenapa lama sih kak, capek tau nungguinnya" keluh naya sambil mengerucutkan bibirnya, sedang mala memilih diam saja melihat mereka.
"Iya ya maaf sayang, tadi masih ada sedikit pekerjaan jadi sekalian kakak kelarin dech dari pada ntar ntar" jawab Zian sambil mengusap kepala naya dengan sayang.
"Ya udah ayo kita langsung pulang apa mau kemana dulu la?"tanya naya pada mala yang sedari tadi hanya diam saja.
" Emmmm gue ikut kalian saja gimana baiknya, gimana bang? "tanya balik mala kepada Zian sedangkan Zian diam diam tersenyum karena mala malah bertanya kepadanya.
" Ikut kakak makan siang dulu ya,, baru kita pulang, sekalian ada yang mau kakak temuin nanti"jawab Zian sambil berjalan dan membuka pintu mobil di ikuti dengan mala dan naya.
Naya memilih duduk di belakang sedang mala yang duduk di depan sesuai permintaan naya.
Mereka menuju cafe mereka karena memang lebih nyaman makan di cafe milik mereka sekalian kakaknya bekerja pikir mereka. Sedangkan arka sudah menghilang entah sejak kapan tidak terlalu mereka pusingkan, karena mereka tau arka adalah orang yang susah di tebak.
Sesampainya di cafe mereka segera masuk dan memilih tempat paling nyaman meski semua tempat nyaman di cafe ini, setelah di sapa oleh para pegawai mereka kini mereka memesan makanan untuk mereka sambil menunggu orang yang zian maksud.
"Kak mana sih yang mau kakak temuin kenapa belum datang juga, emang mau bahas masalah kerjaan apa gimana? jika iya lebih baik aku sama mala balik duluan" kata naya karena sudah merasa lelah ingin segera pulang.
"Oh sebentar lagi, bukan masalah pekerjaan kok, dia teman kakak kebetulan dia sedang berlibur disini jadi dia pengen kenal sama kalian juga.
" Oh gitu... oke lah kalo gitu kita tungguin, gimana la? "tanya naya.
" Hemm boleh"jawab mala singkat, entah kenapa perasaanya mendadak tidak enak, ada rasa yang tidak bisa dia jelaskan entah itu apa.
Tak berselang lama orang yang ditunggu datang juga, dengan langkah anggunya dan senyum yang tak pernah luntur berjalan menghampiri Zian dengan yang lainnya.
"Hay semua... " sapanya dengan senyuman khasnya dan terlihat sangat cantik bagi mereka kecuali Zian yang biasa saja.
"Akhirnya datang juga kamu, tuh adik adik aku dah nunggu, kamu kebiasaan selalu ga on time jadi orang" gerutu Zian dengan malas nya.
"Ya sorry aku capek zian,kan baru juga tadi pagi sampe, terus kamu ngajak ketemuan disini jam segini" jawab clara manja sambil duduk di sebelah Zian dan langsung memeluk lengan Zian manja.
"Iya ya dasar" balas Zian sambil tersenyum dan mengusap tangan calara yang berada di lengannya.
Sedangkan mala jangan di tanya gimana ekspresi nya, sebisa mungkin dia untuk menyembunyikannya agar tidak ada yang tau, rasanya mala ingin segera pulang dan menangis di kamarnya melihat Zian begitu dekat dengan seorang wanita yang mungkin adalah kekasihnya.
"Oh iya ra, ini kenalin dia naya adik kandung ku, dan yang itu tia adik ponakan ku dan nay tia kenalkan ini clara teman kakak" ucap Zian memperkenalkan mereka.
"Ralat Zian bukan teman, tapi kekasih, ih kamu itu ya selalu saja begitu" sela clara dengan manjanya dan mengerucutkan bibirnya karena Zian tidak mau mengakuinya.
"Iya ya terserah kamu saja" balas Zian sambil mengusap kepala clara. Itu semua tidak luput dari penglihatan mala. Hatinya benar benar sakit.
"Oh ya jadi ini yang namanya kak clara ya? salam kenal kak, aku naya, wah kakak cantik banget, model juga ya kata kak Zian" naya mulai dengan kehebohannya melupakan rasa lelahnya tadi.
"Ah bisa saja kamu, kamu juga cantik dan kakak juga baru merintis kok, belum terkenal juga" balas clara merendah.
"Serius kak, kakak sangat cantik, ya gak la? " tanya naya meminta persetujuan mala.
"Iya kak, bener kata naya, kakak cantik " balas singkat mala.
Clara dan Zian saling pandang dan mereka sama sama menahan senyum penuh arti, sebenarnya memang tujuan mereka ingin melihat ekspresi mala seperti apa dan ya sepertinya mereka berhasil.
"Ya sudah kak kita pulang saja ya, kalo kakak masih mau melanjutkan pekerjaan kakak disini, kami pulang naik taksi saja ya" ucapan naya meminta persetujuan kakaknya.
"No, tidak ada yang namanya taksi buat kalian, sebentar kakak panggilkan arka biar dia yang mengantar kalian" ucap Zian seraya berjalan kerungan arka mencari dia.
"Ka gue mau minta tolong bisa kan? lo tolong anterin naya dan mala ya pulang, gue mau ada urusan, bisa? " tanya Zian pada arka.
"Hemm ya bentar gue beresin ini dulu" jawab Zian.
"Thanks ya ka, kalo gitu gue kedepan lagi ya" kata Zian sambil berjalan keluar.
Akhirnya naya dan mala pulang diantar oleh arka. Selama perjalanan hanya ada obrolan antara naya dan arka yang memang sudah kenal, sedangkan mala memilih diam saja tenggelam dengan pemikirannya sendiri.
*Benarkah wanita tadi adalah kekasihmu bang? apa benar kalian berpacaran? lalu... lalu aku harus bagaimana bang, apa tidak bisa kita bersama? aku tau perasaan ini salah tidak seharusnya aku memiliki perasaan ini, tapi aku juga tidak tau cara untuk menghapus rasa ini bang. Kenapa aku harus mencintai mu sebegini hebatnya bang? bahkan disaat ada orang lain yang sedang bersamaku hatiku masih saja utuh untukmu, harus dengan cara apa melupakanmu bang? kenapa rasanya sesakit ini bang,, hiks hiks hiks aku bingung bang... aku harus apa, jawab bang jawab*isak pilu di hati mala setelah pertemuannya dengan zian dan clara yang dia ketahui adalah kekasih sang abang.
Mala masih asik dengan lamunannya hingga guncangan dari naya di tubuhnya membuat dia tersadar jika dia sudah sampai dirumah.
"Elo kenapa dari tadi melamun aja? heran dech gue" gerutu naya dengan sikap mala yang terus saja melamun.
"Ah maaf maaf nay,, jangan marah ya,, Gue gak apa apa kok.
" Oke dech"pasrah naya.
"Ya udah gue turun ya" ucap mila.
Dan hanya dibalas anggukan oleh naya, dan mala kemudian turun setelah berpamitan dengan raka.
