Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Mencari rumah kontrakan

Sinar matahari yang sangat terik mengiringi langkah kaki seorang pemuda yang kebingungan mencari rumah kontrakan, Pemuda itu terus berjalan menyusuri jalan setapak, ia pun beristirahat sebentar dan duduk di bawah pohon sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

‘’Kemana lagi aku harus mencari rumah kontrakan? Kampung apa ini?’’ pemuda itu bertanya kepada dirinya sendiri sambil terus mengibaskan tangannya supaya mendapat angin segar.

Pemuda itu berjalan lagi untuk mencari rumah kontrakan, hari sudah mulai sore tapi pemuda itu belum juga menemukan rumah kontrakan, ia singgah di kedai kopi yang ada di kampung tersebut, ‘’Bu, kopi satu’’ ia memesan kopi untuk dirinya.

‘’Tunggu sebentar mas’’ jawab wanita pemilik kedai tersebut, ‘’ini mas kopinya, kelihatannya kamu bukan orang sini?’’ wanita itu berkata sambil menyodorkan kopi tersebut.

‘’Iya Bu, aku sedang mencari rumah kontrakan, apa Ibu tahu rumah kontrakan di kampung ini?’’ Pemuda itu bertanya kepada wanita tersebut.

‘’Wah kebetulan sekali, ada mas, rumah orang tuaku yang sudah lama tidak di tempati, tapi rumah itu ada di kampung sebelah’’ jawab wanita itu sambil tersenyum ‘’kalau kamu berminat bisa saya antar kesana’’ ucap wanita itu lagi sambil tersenyum kepada pemuda tersebut.

‘’Boleh Bu, kapan kita kesana?’’ Pemuda itu bertanya lagi kepada wanita itu.

‘’Nanti tunggu suamiku kesini, kalau boleh tahu mas ini namanya siapa?’’ wanita itu menjawab sambil bertanya nama pemuda itu.

‘’Oh iya kenalkan namaku Reza’’ pemuda itu menyebutkan namanya sambil menjulurkan tangan kepada wanita itu.

‘’Maryam’’ wanita itu menjabat tangan Reza sambil menyebutkan namanya.

Tak lama kemudian terdengar suara motor yang berhenti di samping kedai tersebut, ‘’Pah kamu jaga kedai dulu, aku mau mengantar Reza kerumah orang tuaku di kampung sebelah’’ Bu Maryam menyuruh suaminya untuk menjaga kedai tersebut.

‘’Baiklah tapi jangan lama-lama soalnya aku mau kerumah paman’’ jawab suaminya Bu Maryam.

‘’ayo mas Reza kamu bonceng aku’’ Bu Maryam mengajak Reza ke rumah tersebut yang berada di kampung sebelah, setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit akhirnya mereka sampai di rumah tersebut.

Reza turun dari motor itu sambil melihat-lihat sekeliling tempat tersebut, ‘’di sini banyak wanita-wanita cantik ya Bu’’ Reza berkata kepada Bu Maryam karena dirinya melihat rumah yang ada di sekitar sedang berlalu lalang perempuan-perempuan cantik.

‘’Kamu di sini pasti betah, apa lagi kalau malam banyak cewek-cewek nongkrong ‘’ Bu Maryam membalas sambil tersenyum kepada Reza, ‘’kalau kamu butuh kehangatan, kamu bisa panggil mereka untuk bercinta dengan mu, tarifnya seratus ribu permalam, murahkan?’’ bisik Bu Maryam di telinganya Reza.

‘’Yang benar Bu?’’ Reza masih belum percaya dengan omongan dari Bu Maryam tersebut.

‘’Kalu gak percaya coba saja nanti malam’’ Bu Maryam menjawab sambil tersenyum, ‘’ayo masuk’’.

Mereka berdua masuk kedalam rumah tersebut, mata Reza melihat-lihat seisi rumah tersebut, ‘’masih bagus dan layak untuk di tempati’’ ucap Reza sambil berjalan melihat-lihat ruangan yang lainnya.

‘’Seminggu sekali suamiku membersihkan rumah ini’’ Bu Maryam berkata sambil mengajak Reza untuk melihat-lihat kamar yang ada di rumah tersebut.

‘’Uang sewa untuk satu tahun berapa Bu?’’ Reza bertanya kepada Bu Maryam mengenai uang sewa rumah tersebut.

‘’Lima juta saja itung-itung kamu menjaga dan merawat rumah ini, gimana?’’ balas Bu Maryam kepada Reza.

‘’Baiklah aku setuju’’ mereka berdua saling menjabat tangan menandakan kesepakatan mereka berdua, Reza memberikan amplop yang berwarna coklat kepda Bu Maryam ‘’ini uang sewa untuk satu tahun, silahkan Ibu hitung lagi?’’.

‘’Gak usah dihitung lagi, aku percaya sama kamu, makasih ya, lain hari aku akan kasih kamu bonus kalau suamiku tidak dirumah, oke’’. Bu Maryam menjawab sambil tersenyum dan berbisik kepada Reza.

‘’Ah Ibu bisa saja’’ sahut Reza kepada wanita itu, ‘’ya sudah aku pulang dulu, ini kunci rumahnya’’ Bu Maryam memberikan kunci rumah tersebut kepada Reza.

Setelah Bu Maryam pergi, Reza membereskan barang-barang miliknya kedalam kamar, lalu ia bergegas untuk mandi karena hari sudah mulai gelap.

*Bersambung*

Reza keluar dari rumah untuk membeli makanan, ia berjalan menuju ke sebuah warung yang tak jauh dari rumah kontrakan tersebut, Reza memesan makan dan minum, ia duduk sambil menunggu pesanannya datang, ‘’ini mas nasi dan minumannya, aku baru melihat kamu disini?’’ ucap wanita pemilik warung tersebut.

‘’Iya mbak, baru hari ini aku ngontrak di rumah itu yang ber cat biru’’ Reza menjawab sambil menerima makanan tersebut.

‘’Oh rumahnya Maryam’’ perempuan itu berkata sambil tersenyum kepada Reza.

‘’Betul mbak’’ jawab Reza singkat sambil menikmati makanan tersebut.

Reza pun membeli makanan instan seperti mie, dan kebutuhan sehari-hari, setelah membayarnya ia berjalan kembali menuju ke rumah kontrakannya sambil membawa kantong plastik yang berisi kebutuhan dirinya sehari-hari, ‘’hai ganteng, kamu baru yah disini’’ sapa salah satu perempuan yang sedang nongkrong bersama teman-temannya.

‘’Iya mbak, permisi’’ jawab Reza singkat dan melanjutkan untuk pulang kerumah kontrakan.

‘’Hai ganteng temenin kami dong’’ Reza mendapat sapaan lagi dari perempuan yang lain.

‘’Permisi mbak’’ kata itu yang keluar dari bibirnya Reza, ia pun terus berjalan kerumah kontrakan tersebut.

Reza pun sampai dirumah tersebut, ia bergegas untuk masuk dan menaruh barang belanjaan tersebut, ia membuat teh hangat untuk dirinya sendiri.

Reza duduk di ruang tamu sambil menikmati secangkir teh hangat tersebut, alunan musik terdengar dari beberapa rumah di sekitar rumah kontrakan itu, banyak wanita dan pasangan muda-mudi yang sedang karaoke di berbagai rumah itu.

Lelaki itu mengenakan handset di telinganya sambil membuka laptop, mata Reza sedang mengamati grafik yang sedang naik turun, ‘’kalau aku beli sekarang kemungkinan dua hari aku aka mendapatkan untung yang banyak’’ ucap Reza pada dirinya sendiri sambil terus mengamati grafik tersebut.

Reza membeli beberapa saham yang kemungkinan akan naik grafiknya, ‘’tok..tok..tok..permisi’’ suara ketokan pintu terdengar sayup-sayup di telinganya Reza, ia berjalan dan membuka pintu tersebut.

‘’Mas kamu punya gula, aku kehabisan gula nih’’ ucap wanita tersebut kepada Reza.

‘’Punya, tunggu sebentar’’ Reza menjawab lalu berjalan ke dapur untuk mengmbil gula tersebut, ia membagi gula miliknya, setelah itu Reza kembali menghampiri wanita itu, ‘’ini gulanya’’ Reza memberikan gula tersebut kepada wanita itu.

‘’Makasih mas’’ wanita itu berkata dan langsung mencium pipi Reza, ‘’lain kali aku akan main kesini, bye’’ wanita pergi setelah mengucapkan kata tersebut.

Reza kembali menatap laptopnya sambil menyeruput teh hangat itu, ‘’wah ini sudah mulai naik nih’’ ucap Reza pada dirinya sendiri karena melihat grafik disaham yang dibelinya sudah mulai naik.

Hari semakin larut, Reza pun beristirahat di dalam kamarnya, sedangkan di sekitar rumah kontrakan tersebut masih ramai oleh beberapa orang yang sedang berkaraoke.

Sinar matahari mulai masuk ke celah-celah jendela, perlahan mata Reza terbuka ‘’hoam..’’, ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju ke kamar mandi, sebelum mandi ia mencuci bajunya yang sudah kotor.

Reza melepas pakaiannya lalu ia menggunakan handuk di pinggangnya, Reza mulai mencuci baju-baju yang sudah kotor tersebut, ‘’beginilah nasib bujangan, apapun dilakukan sendiri’’ ucap Reza kepada dirinya sendiri sambil terus mencuci baju-baju tersebut.

Tiba-tiba wanita yang tadi malam langsung masuk kedalam rumah tersebut, ‘’mas kamu dimana? Mas kamu bisa tolongin aku gak?’’ wanita itu memanggil Reza berkali-kali.

‘’Aku sedang mencuci baju, emangnya ada apa sampai kamu teriak-teriak?!’’ Reza menjawab sambil terus mencuci baju-baju miliknya.

Wanita itu berjalan menuju ke kamar mandi menghampiri Reza yang sedang mencuci pakaian, ‘’mas tolongin aku dong’’ wanita itu berkata kepada Reza.

‘’Tolongin apa? Emangnya apa yang terjadi?’’ balas Reza sambil menoleh ke belakang.

‘’Kran di kamar mandiku rusak, gak ada air, terus aku mandinya gimana? Please tolongin aku dong’’ wanita itu berkata sambil mondar-mandir di belakang Reza.

‘’Kamu lihatkan aku sedang cuci pakaian, kalau kamu mau silahkan mandi disini saja? Sana kamu ambil handuk dan pakaian ganti’’ Reza menjawab dengan cueknya kepada wanita itu.

‘’Ya udah deh dari pada gak mandi sama sekali’’ wanita itu berjalan keluar dari rumah tersebut.

Reza masih asyik mencuci baju miliknya, ‘’kamu cuci bajunya di sana saja, aku mau mandi dulu?’’ tanpa di duga wanita itu datang dan langsung masuk kedalam kamar mandi, Reza pun berpindah dan mencuci baju lagi, ‘’dasar wanita aneh’’ ucap Reza lirih sambil terus mencuci pakaiannya sendiri.

*Bersambung*

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel