Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bertemu Sinta

Sedangkan jauh dari tempat tersebut, Rizal terus membersihkan cincin tersebut sambil meniup-niup supaya debu yang menempel hilang dari cincin tersebut, lalu Rizal meniup lobang kecil yang ada di tengah cincin tersebut, tanpa di duga lobang itu mengeluarkan asap putih yang membuat kepala Rizal pusing.

Rizal terbaring di atas ranjang lalu perlahan membuka matanya, ia bingung melihat kamar tersebut penuh dengan bunga-bunga yang cantik dan di hiasi lampu berwarna warni, ‘’dimana aku? Ini kamar siapa?’’ ucap Rizal dalam hatinya.

‘’Kamu ada di kamar ku mas?’’ ucap seorang wanita yang cantik dan sexy dari balik pintu kamar tersebut, wanita itu pun membuka pintu itu dan masuk kedalam kamar menghampiri Rizal yang sedang berbaring di atas ranjang.

‘’Kamu siapa?’’ ucap Rizal penasaran dengan wanita tersebut sambil bangkit dan duduk di atas ranjang itu.

‘’Aku Sinta pemilik rumah ini’’ jawab Sinta sambil tersenyum kepada Rizal, ‘’aku tahu siapa kamu mas?’’ ucap Sinta lagi sambil mendekat dan duduk di samping Rizal.

Rizal masih belum mengerti siapa Sinta itu, Rizal berusaha mengingat-ingat siapa wanita itu sebenarnya tapi tidak menemukan jawabannya, Rizal memandangi wajah cantik milik Sinta sambil terus mengingat siapa dia sebenarnya.

‘’sudah kamu jangan banyak berfikir, yang terpenting kamu sekarang nyaman berada di rumah ku ini?’’ ucap Sinta sambil membelai pipi milik Rizal.

‘’Apa kita saling mengenal sebelumnya atau kita pernah bertemu?’’ balas Rizal sambil menatap wajah cantik tersebut sambil memegang tangan Sinta yang berada di pipinya.

‘’Baiklah biar aku jelaskan supaya kamu tidak penasaran, pertama apakah kamu pernah menemukan cincin di rumah kosong?’’ ucap Sinta sambil menjelaskan kepada Rizal.

‘’Iya kemarin aku menemukan cincin terus apa hubungannya dengan kamu?’’ balas Rizal dan bertanya lagi kepada Sinta.

‘’Terus dimana cincin itu sekarang?’’ jawab Sinta sambil tersenyum kepada Rizal.

Rizal menoleh dan mengangkat jarinya, ‘’hah..cincinnya hilang?’’ ucap Rizal melihat jarinya tidak memakai cincin tersebut, ‘’setiap hari aku selalu memakai cincin itu, kenapa sekarang hilang?’’ ucap Rizal lagi merasa kehilangan dengan cincin tersebut.

‘’Cincinnya tidak hilang mas? Masih ada di jari kamu?’’ sahut Sinta sambil tersenyum kepada Rizal.

‘’Maksud kamu? Tapi di jariku tidak ada?’’ ucap Rizal lagi yang masih bingung.

‘’Sekarang kamu ada di dalam cincin tersebut dan aku lah pemilik cincin itu mas?’’ jawab Sinta menjelaskan kepada Rizal sambil tersenyum.

‘’Ma..maksud kamu aku sekarang ada di dalam cincin yang aku pakai?’’ balas Rizal yang masih penasaran.

‘’Betul mas, cincin itu adalah rumahku dan sekarang kamu ada di dalam rumah ku mas?’’ jawab Sinta yang masih menjelaskan kepada Rizal.

Rizal menepuk dan mencubit pipinya ‘’auwh sakit’’ ucap Rizal yang kesakitan karena mencubit pipi miliknya sendiri ‘’ini bukan mimpi? Ini nyata?’’ ucap Rizal sambil melirik kearah Sinta.

‘’Iya mas kamu tidak bermimpi, kamu telah masuk kerumah ini? Aku yang membawa kamu masuk ke sini mas?’’ balas Sinta sambil tersenyum manis kepada Rizal.

‘’Terus kalau aku mau keluar dari sini bagaimana caranya?’’ Rizal bertanya kepada Sinta.

‘’Kalau mau masuk ke sini kamu tinggal tiup lobang yang ada di cincin dan kalau mau keluar dari rumah ini nanti aku yang akan mengantar kamu mas?’’ jawab Sinta memberi tahu kepada Rizal.

‘’Sekarang ayo kita makan?’’ ucap Sinta mengajak Rizal untuk makan.

Mereka berdua makan hidangan yang telah di siapkan oleh Sinta.

Setelah mereka makan bersama, Sinta mengajak Rizal ke taman yang di kelilingi dengan bunga-bunga bermekaran dan kupu-kupu yang berterbangan, ‘’indah sekali taman ini Sin?’’ ucap Rizal yang mengagumi taman tersebut.

‘’Iya mas, setiap hari aku merawat taman ini karena aku suka dengan bunga-bunga yang cantik?’’ balas Sinta sambil tersenyum kepada Rizal.

Rizal melompat-lompat hendak menangkap kupu-kupu yang terbang di hadapannya namun ia terpeleset dan mengenai Sinta yang berdiri di sampingnya, mereka berdua jatuh ke tanah, Rizal langsung menarik tubuh Sinta kedalam pelukannya supaya tidak tertindih dengan tubuhnya.

‘’Kamu tidak apa-apa?’’ ucap Rizal sambil memeluk tubuh Sinta dengan erat.

‘’Aku tidak apa-apa mas’’ balas Sinta sambil tersenyum kepada Rizal.

Mata mereka saling bertemu, Rizal menatap bola mata milik wanita cantik itu tanpa berkedip, perlahan wajah Sinta mendekati bibir milik Rizal karena posisi Rizal berada di bawah tubuh wanita tersebut.

Rizal menyambut bibir manis milik Sinta, mereka berdua saling menjulurkan lidah membasahi kedua bibir masing-masing, lidah Rizal terus menelusuri setiap sudut bibir manis milik Sinta, mereka berdua saling menikmati getaran-getaran yang ada di dalam hati masing-masing.

Rizal membopong tubuh Sinta dan berjalan masuk kedalam kamar, bibir mereka masih bertemu saling berbagi kenikmatan tersendiri, setelah masuk kedalam kamar, Rizal membaringkan tubuh Sinta di atas ranjang, lidah Rizal terus membasahi bibir manis milik wanita itu.

‘’Apa mas mau?’’ ucap lirih Sinta sambil tersenyum kepada Rizal.

Rizal menjawab dengan menganggukkan kepalanya, bibir mereka kembali bertemu berbagi kenikmatan, perlahan Rizal melepaskan seluruh pakaian milik Sinta dan pakaian yang dipakai oleh dirinya.

Rizal mulai menciumi leher jenjang milik Sinta sambil dirinya merangkak di atas tubuh wanita cantik itu, Sinta meremas erat lengan lelaki itu sambil menikmati dua bukit kembar miliknya yang sedang di ciumi oleh Rizal.

Lidah Rizal terus memutari dua bukit kembar tersebut sambil menjulurkan lidahnya menyapu bersih gundukan tersebut, Sinta pun menikmati sentuhan demi sentuhan lembut dari lidah lelaki itu yang sedang berputar-putar di pucuk bukit kembar miliknya.

Sinta meremas erat pinggang Rizal karena lelaki itu berhasil memasukkan senjatanya kedalam lobang kenikmatan miliknya itu, Rizal terus mendorong senjatanya maju mundur di dalam lobang milik Sinta tersebut.

Mereka berdua sangat menikmati dengan sentuhan-sentuhan tersebut sampai keringat mereka berdua bercucuran membasahi tubuh, Sinta pun sangat senang dengan dorongan senjata milik Rizal telah berhasil mengenai daging kecil yang ada di dalam lobang kenikmatan tersebut.

Mereka berdua kelelahan sehabis bercinta di atas ranjang, Rizal memeluk tubuh wanita cantik itu dari belakang, ‘’apa kamu marah Sin?’’ ucap Rizal sambil memeluk wanita tersebut.

‘’Aku tidak marah mas, asal kamu senang aku juga ikut senang?’’ balas Sinta sambil membalikkan badannya supaya berhadapan dengan lelaki tersebut.

‘’Makasih ya kamu telah membuatku semangat lagi? Selama ini aku merasa kesepian semenjak di tinggal oleh istriku?’’ ucap Rizal sambil membelai pipi wanita itu dan tersenyum kepadanya.

‘’Iya mas gak papa, kalau butuh aku kamu tinggal tiup lobang di cincin itu nanti kamu akan masuk kesini mas?’’ balas Sinta sambil tersenyum dan mengelus dada milik lelaki itu, ‘’kamu adalah pangeran ku sekarang?’’ ucap Sinta lagi sambil tersenyum manis kepada Rizal.

‘’Sekarang kamu juga permaisuri ku yang cantik?’’ balas Rizal yang ikut tersenyum kepada Sinta.

*Bersambung*

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel