Kepuasan tersendiri
"puas sekali lihat anak itu nangis kejer kejer sampe keluar crot cortnya. Jang makasih karena kau, aku bisa membalaskan dendamku," batin Ucup.
Ketika dibawa oleh para Intel itu, Ucup selalu melihat anak itu sampai sampai tangisan anak itu semakin menjadi jadi dan saat ini dia benar benar merasa bahagia. Salah siapa jadi anak gak sopan sekali. Si Ucup kena tangkap kan. Kedua orang yang diborgol itu berjalan memasuki mobil sport milik para Intel.
"Ini semua salahmu Sa, gara gara nyuruh belok tadi," ucap Ucup.
"Terus kau mau menabrak anak tak berdosa itu hiks.... Hiks .... Kau kejam sekali cup hiks...... hiks.......," sekarang giliran Elsa yang menangis tetapi karena dia sudah dewasa tidak ada crot yang keluar.
"Sudahlah hentikan tangisanmu itu, bukan kasihan malah ketawa saya," ucap Ujang yang menyetir mobil itu.
Mungkin saja si Ujang sedang mengingat kejadian konyol yang terjadi tadi. Segera Elsa mengusap air mata buaya miliknya. Dia sudah sadar bahwa apa yang dia lakukan percuma dan tidak berefek lagi pada Ujang.
***
Pada saat ini kedua orang itu berada didalam sel penjara yang sangat kumuh sekali, letak sel itu tidak lain tidak bukan berada diruangan paling bawah tempat narapidana mati.
"Busuk sekali bau penjara ini," guma Elsa.
Ketika Elsa mengatakan itu Ucup segera menghirup udara sekitar dengan nafaas yang sangat panjang. "Hem..... Baunya tak asing sekali. Hanya ada satu kata yang bisa menggambarkan bau ini." ucap Ucup.
"Apa cup," tanya Elsa dengan rasa penasaran yang menggebu-gebu.
"Kenyamanan," ucap Ucup.
Elsa pun memutar bola matanya lalu berjalan kearah kasur yang ada didalam penjara itu, dia pun membaringkan tubuh kelelahannya itu. "Seharusnya aku tidak merasa penasaran seperti itu," batin Elsa. Dia menutup matanya dengan tangan. Mungkin saja saat ini dia benar benar sangat kelelahan sekali.
Ketika berbaring itu dia memikirkan satu hal dengan apa yang terjadi kali ini. Dia benar benar menderita. "Asik sebentar lagi dapet suami baru." Batinnya berkata seperti itu. Menderita karena bahagia maksudnya. Sekarang dia mengeluarkan senyuman yang sangat menggoda.
Kebahagiaannya itu memang tidak bisa diganggu gugat sama sekali, akan tetapi andai saja dia sadar akan realita yang menimpanya saat ini. Dijamin pasti dia tidak akan berpikir seperti itu.
Karena Ucup juga kelelahan, dia berbaring kekasur lainnya juga. Cahaya cakrawal berwarna putih tidak bisa menembus ruangan itu, akan tetapi diluar sana terdapat bulatan sempurna yang menyinari dunia yang gelap.
***
Diesok harinya mereka terbangun dan mereka hanya diberikan nasi yang dimana setiap gigitan akan ada kerikil. Maklum nasi sumbangan. Elsa tidak mempermasalahkan makanan itu karena dia juga selama dua tahun ini selalu makan nasi yang seperti itu.
"Nasi apaan ini kayak makan pasir, dan apa ini kenapa hanya ada sayur kangkung saja. Sa habiskan." Melihat Elsa yang sangat lahap menyantap makanan itu, Ucup pun memberikan sepiring nasi jatahnya keElsa.
"Cup seharusnya kau bersyukur untung untung kita dikasih makan," ucap Elsa.
Bagi Elsa yang kehidupannya terlampau miskin makanan itu bukanlah hal yang aneh. Sehingga mulutnya sudah terbiasa dengan makanan yang ada dihadapannya itu. Walaupun dia miskin dia selalu bersyukur dengan apa yang dimilikinya.
"Aku itu vampir mau makan atau tidak enggak ngaruh sama sekali asalkan ada darah aku bisa tetap hidup," ucap Ucup.
Dia pun mengeluarkan gigi taringnya, ketika melihat hal itu Elsa berkata, "ini cup leherku hisap aja sampe kempot."
Ucup yang mendapatkan suruhan seperti itu tanpa ragu segera menghisap darah Elsa, sehingga sura desahan terdengar. Dua orang yang berada diluar ruangan itu sampai bisa mendengar suara desahan itu.
Dua orang yang sedang bermain catur itu sampai iri dibuat oleh mereka "Seharusnya kita tidak usah menyatukan mereka saja," ucap satu penjaga. Sambil berkata seperti itu, dia memajukan benteng kemarkas musuhnya.
"Waduh sekak mati ya?" Ucap satu orang lainnya. Karena raja yang dimiliki olehnya digangbang oleh bidak catur musuhnya, tidak ada hal yang bisa dilakukannya sekarang.
Ketika mereka akan menata ulang bidak catur ketempat yang semestinya, tiba tiba ponsel milik satu orang menunjukan pesan.
(Cepat bawa dua orang itu keruangan interogasi)
Dua orang yang melihat isi pesan itu menyeringai dengan penuh maksud tertentu. "Akhirnya setelah sekian lama keberuntungan dewa Yunani berada di pihak kita," ucap satu orang pemilik ponsel.
"Benar tuh dengan ini kita bisa gengbeng wanitanya seperti rajamu tadi," ucap orang satunya lagi.
Karena tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi, kedua orang yang masih menyeringai dengan maksud tertentu membuka pintu. Dia pun melihat Ucup yang sedang mengecup leher Elsa.
"Kalian melakukan tindakan tidak senonoh, hukuman kalian akan berlipat ganda dan kalian saat ini akan diinterogasi, cepat keluar," ketika melihat orang itu berkata seperti itu, Ucup tidak menghiraukannya, dia terus menghisap darah Elsa.
"Sebentar lagi bang masih kelimaks ini bang," ucap Elsa.
Jeruji besi itu dibuka dan satu orang menyert Elsa dengan kasar, wajah seriangai tadi menghilangkan ketika melihat taring Ucup. Kedua orang itu pun lari terbirit-birit karena ketakutan.
"Sekarang kita bebas cup, ayo kita kabur dari sini," ucap Elsa.
"Sa kau benar benar warga yang tidak taat peraturan. Kita keruangan interogasi itu saja, aku yakin kita akan terbebas dengan jalur aman. Sa kamu pernah jadi buronan?" Ucap Ucup.
"Pernah," jawab Elsa dengan singkatnya.
"Rasanya enggak enakkan," ucap Ucup.
"Iya,"
"Maka dari itu kita kesana saja,"
Ketika mendengar kalimat itu, kening Elsa mengkerut. "setelah dipikir pikir jika kau adalah warga yang taat peraturan seharusnya kau tidak jadi bos mafia dong," ucap Elsa.
"Ini dan itu berbeda Sa, ayo kita segera kesana percayalah denganku, aku jamin kita akan aman nanti," ucap Ucup.
Dengan percaya dirinya Ucup berkata seperti itu. Dia tidak tahu saja dengan apa yang akan menanti diruangan interogasi itu.
"Ya ya deh lagian kau calon suamiku, aku tidak ingin jadi istri yang tidak soleha yang membantah suaminya," ucap Elsa.
Mata Ucup berseri seri ketika mendengar kalimat itu. Dia benar benar menemukan wanita tipe ideal miliknya.
"Benar benar calon istri yang aku cari cari selama ini. Setelah beribu ribu tahun hidup sendiri, akhirnya aku bisa menemukan orang seperti dia. Aku benar benar tidak menyesal karena memenangkan taruhan tadi," batin Ucup.
"Nah bagus," ucap Ucup. Dia pun mengacungkan jempol kearaah Elsa.
Setelah itu, kedua orang yang seharusnya bisa bebas dari penjara menuju keaarah sangkar buaya yang tidak seharusnya dimasuki.
