Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Aura intimidasi

Mereka berdua berjalan menyusuri penjara itu, karena saat ini kedua orang itu menggunakan baju tahanan. Semua orang narapidana mati berusha menggapai Ucup dan Elsa.

"Tolong selamatkan diriku, aku tidak ingin mati muda," ucap orang dikurungan didalam jeruji besi itu.

Ucup pun berhenti lalu berjalan kearah orang yang berkata seperti itu, dia pun meludahi orang tersebut. Lalu dia menarik kerah baju narapidana itu, sampai sampai wajahnya dekat dengan wajah si Ucup, "Jika kau tidak ingin mati jangan jadi orang jahat bodoh," ucap Ucup didekat orang itu.

Ketika nafasnya berhembus keaarah narapidana mati itu. Orang itu tiba tiba tidak sadarkan diri.

"Sa kenapa dia pingsan?" Tanya Ucup.

Dia belum paham dengan apa yang sebenarnya terjadi pada orang tersebut.

"Mungkin karena aura intimidasimu cup," ucap Elsa.

"Ha benarkah apakah aku semengerikan itu?" Tanya Ucup.

"Huysss mengerikan... Matamu merah ketika marah. Jujur saja bulu kudukku berdiri semua disaat aku melihatmu sekarang," ucap Elsa.

Padahal bukan aura intimidasi Ucup yang membuat tahanan narapidana mati itu pingsan tapi sesuatu hal tertentu yang sangat mematikan bagaikan racun tikus yang dapat membunuh kucing tak berdosa.

Karena harus cepat cepat menuju kearah ruangan interogasi itu, mereka berdua melanjutkan perjalanan dan tidak menghiraukan narapidana mati lainnya.

"Cup kau melakukan langkah yang bagus sekali tahu, dengan begitu kau bisa menyelamatkan nyawa mereka lebih lama lagi," batin Elsa.

***

Sesampainya diruangan interogasi, Ucup melihat seseorang yang sangat dikaguminya, sesorang nenek tua berambut keribo anggak lebat yang dimana dia adalah pemimpin partai yang berkuasa dinegeri wakanda ini. Dibelakang juga banyak algojo yang menjaga dirinya menandakan, bahwa dia adalah orang yang sangat penting.

Ketika dia melihat orang itu, segera Ucup berlari kearah orang itu. "Wegacan... Wegacan aku fanse beratmu," Ucup pun melihat sekeliling dan ketika dia melihat sesuatu yang dicarinya, dia segera menunju keaarah benda tersebut. Dia pun mengambil sebuah pena yang ada didekat meja.

"Tolong tanda tangani bajuku wegacan," setelah mendapatkan benda itu, dia berkata demikian.

Ketika melihat siucup bertingkah sesuatu yang tidak jelas seperti itu, wegacan membenturkan tangannya dengan wajah yang memerah, tatapan yang dipancarkan olehnya benar benar lebih mengerikan dari pada siapapun.

Disaat dia mengangkat tangannya terdapat uang kertas dimeja yang tidak lain adalah uang palsu yang bergambar wajahnya.

"Tidak..... Buang itu Elsa...... Sekarang aku tidak ingin melihat uang rakyat yang merugikan rakyat itu. Wegacan aku berjanji akan mencari dalang dari orang yang membuat uang itu," ucap Ucup.

Wegacan yang mendengar hal itu segera memasukkan tangannya kearah baju jas hitam yang dia kenakan lalu meletakkan tumpukan tumpukan uang kertas itu lagi dan lagi.

"Tidak.... tidak.... tidak.... Aku akan benar benar bisa gila sekarang. Ini adalah sebuah penyiksaan. wegacan tolong berhenti mengeluarkan uang itu," ucap Ucup dengan teriakan yang sangat keras.

Wegacan sudah dianggap idolnya jika ada yang mencoreng nama baik idolnya itu, dia akan benar benar kehilangan hidupnya.

"Diam bodoh bukankah Anda yang membuat uang uang ini. Jika anda pura pura tidak tahu maka hukuman berat akan kau tanggung," bentak wegacan. Sambil mengeluarkan uang uang kertas yang ada didalam koper yang dibawanya.

Ketika dia melihat tumpukan uang uang kertas itu, tersusun diatas meja itu. Ucup semakin berteriak teriak tanpa menghiraukan orang orang.

"Sudah berhenti wegacan aku sudah tidak kuat ini adalah hukuman terberat sepanjang hidupku," ucap Ucup. Dia pun mengeluarkan nafas yang tidak beraturan. Sangking teraumanya, dia melihat kedepan dengan tatapan kosong.

Wegacan yang melihat Ucup ketakutan seperti itu tiba tiba menyeringai, dia pun terus menerus mengeluarkan uang uang itu.

"Ah tidak.."

"Ah tidak..."

"Berhenti.."

"Wegacan berhentilah.."

Elsa yang melihat calon suaminya disiksa itu tentu saja marah besar. Dia pun segera berdiri lalu berjalan kearah wegacan. Sebuah bogem mentah menghantam wajah wegacan.

"Elsa berhenti memukuli idolaku sialan," pekik si Ucup.

Dia benar benar tidak tahu harus melakukan apa sekarang antara memilih idolanya yang disukainya sejak lama atau calon istrinya yang sangat dicintainya. Disaat mendapatkan suruhan seperti itu tentu saja calon istri solehah itu berhenti untuk memukuli wegacan.

"Hahaha..... Ini adalah penghinaan terbesar yang pernah aku alami sepanjang hidupku, semuanya tangkap kedua orang itu dan hukum mati mereka sekarang juga," Ucup wegacan.

Seketika algojo yang tubuhnya seperti

Gorila yang hanya berdiam sejak tadi sambil menahan tawa segera berhamburan menuju kearah Ucup dan Elsa.

***

Dihamparan tanah yang sangat luas hanya ada debu debu saja terlihat berhamburan dimana mana, seorang peria dan wanita yang matanya ditutupi oleh kain berwarna hitam bersujud sambil menunggu kematian.

Kang Ujang dan wegacan yang sudah menantikan kejadian itu juga ada disana. Mereka benar benar terlihat bahagia sekarang dan juga ada sepuluh orang berpakaian serba hitam yang dimana ditangannya ada sebuah pistol sedang mengarahkan benda tersebut keaaraah Ucup dan Elsa.

"Narapidana mati sudah siap untuk dibunuh, haruskah kita lakukan eksekusi sekarang?" Tanya polisi berbintang lima.

"Lakukan secepatnya," ucap wegacan.

"Emmm... Apa wegacan yang terhormat tidak masalah melihat kejadian ini," ucap polisi berbintang lima itu.

"Anda tidak usah memikirkan saya, cepat bunuh orang yang telah mencoreng coreng harga diri saya itu," ucap wegacan.

Dia benar benar amat membenci fans beratnya itu, bukannya senang memiliki fans, melainkan dia sangat geram sekarang.

"Siap laksanakan," ucap polisi itu sambil memberikan hormat.

Dia pun segera berjalan kearah para orang orang yang berpakaian hitam itu. Ketika dia akan memberikan perintah untuk membunuh Ucup dan Elsa, tiba tiba cairan merah keluar dari kepala polisi itu.

Semua polisi yang ada di sana segera berteriak, "ada serangan cepat amankan wegacan." Semua orang yang ada di sana porak poranda karena kebingungan dan karena tembakan demi tembakan dari segela penjuru menghujani mereka semua tidak ada orang yang sempat melindungi wegacan.

Namun berbeda dengan Ujang, dia sekarang ada disamping wegacan.

"Wegacan ayo kita pergi dari sini," ucap kang Ujang.

"Tidak bisa aku harus melihat kematian dua orang itu sekarang juga," ucap Ujang.

Ketika Wegacan mengatakan itu, segera Ujang menyentuh pipi Wegacan lalu menatap matanya dengan dalam. "Wegacan sadarlah jika kau mati sekarang maka negara ini akan benar benar kacau," ucap kang Ujang.

Pipi wanita tua yang masih perawan itu merona ketika melihat kang Ujang berkata seperti itu.

"Iya.... Ba..I..k...lah," ucap wegacan yang suaranya tersendat sendat karena cegukan.

Kedua orang itu pun segera lari dari tempat yang dimana-mana terdengar baku tembak antara polisi dan geng mafia Vampiga. Mobil berwarna hitam yang anti peluru menerobos dalam kumpulan masa itu lalu berhenti didekat Ucup dan Elsa. Lalu dua orang bawahan Ucup segera membawa kedua orang itu masuk kedalam mobil.

Setelah itu mobil berjalan menjauh dari Medan pertempuran itu. Anak buah Ucup sudah semakin menggila, mereka tidak akan mundur sebelum semua polisi polisi itu habis tidak bersisa.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel