Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Jangan ganggu adu nasibku

Ketika dia melihat rumahnya sudah hangus menjadi lautan arang yang tidak enak dimakan, karena sebenarnya bukan makanan. Lagi lagi tubuh Elsa lemas lalu dia meringkuk ditanah yang sudah dicor menjadi aspal. Matanya menumpahkan butiran air yang begitu bening.

"Sudah uang curian dijambret dijalanan. kejebak dengan tiga mafia dipojokan. Ibu, saudara kembar dan nenek yang meninggalkan diriku sendirian. Ditambah rumah kebakaran pas ingin melepaskan kelaparan. Ah dunia ini benar benar sialan dan semua ini karena kau dasar ayah sialan," teriak Elsa.

Kesedihan yang tak terbendung itu membuat dirinya melampiaskan amarahnya dengan cara terus menerus memukuli jalanan.

kehidupan sulit yang dialami oleh Elsa berawal disaat dia dan kembarannya masih berusia 9 tahun, pada saat itu ayahnya menceraikan istirnya. Ayah yang dimiliki oleh Elsa benar benar biadab sekali, bisa bisanya dia berpaling dari isterinya karena wanita penghibur. Ketika mendapatkan talak itu, ibu Elsa meninggalkan karena syok.

Ketika melihat Elsa yang menggila padahal siucuplah yang benar benar gila. Dia segera menyentuh bahu Elsa yang gemetaran itu. "Pantun yang menakjubkan," ucap Ucup.

"Diam kau gembel bau bawang, jangan ganggu kesedihanku lah Bang." ucap Elsa sambil melototi si Ucup itu.

Ucup yang mendapatkan tatapan dari wanita itu segera tersenyum, dia mengira bahwa Elsa sedang jatuh cinta dengan dia. " Elsa janganlah bersedih ada Abang disini."

"Ada Abang juga buat apa, kau gak bisa bantu juga."

"Tenang Elsa, aku bisa membantu mengajarimu cara menjadi gembel bermartabat."

Ketika mendapatkan ucapan itu keluar dari mulut Ucup, mata Elsa lebih tajam melototi siucup yang berbicara tidak jelas itu, 'seharusnya dia menenangkanku sekarang, bukan malah mengajak jadi gembel,' batin Elsa.

"Sudah gak perlu bang, makasih atas tawarannya." Tentu saja dia menolaknya lah.

Setelah itu dia melakukan rutinitas yang tertunda karena Ucup berbicara tidak jelas. Dia pun terus memukuli tanah sambil adu nasib dengan dunia, sampai sampai darah keluar berceceran dimana mana. Saat daraah dilihatnya dia sadar memukuli asapsl hanya akan melukai tangannya.

Sebagai vampir Ucup tak mampu menahan hasrat untuk menghisap. Naluri vampirnya menggerakkan tubuhnya Ucup tak ingin melakukan itu tapi apalah daya dia tak bisa mengendalikan hasratnya. "Mampuslah aku ngisep darah apek nih," Batin Ucup.

Dia mengangkat tangan Elsa, lalu menjilati darah darah yang ada ditangan Elsa. Gigi taring vampirnya juga muncul.

"Ternyata rasanya benar benar apek ya, tapi nikmat uraggeh," batin Ucup.

Dia pun mendorong tubuh Elsa sehingga wanita itu berbaring dijalanan yang kotor, Ucup yang sudah tidak bisa mengendalikan dirinya segera menggigit leher milik Elsa.

"Lepaskan aku, lepaskan tanganmu, aku mohon biarkan aku pergi, maaf karena tawaran baik mu barusan aku tolak mentah-mentah, ah..." Ketika taring vampir Ucup menusuk lehernya, tiba tiba desahan lembut terdengar dari mulut Elsa.

Entah kenapa air matanya tiba tiba menghilang digantikan oleh kesenangan, Elsa yang tak pernah merasa bahagia mengeluarkan tawa yang sangat keras. "Lagi bang lagi," namun karena dia ingin jual mahal Elsa mendorong tubuh Ucup agar menjauhi dirinya.

Tentu saja Ucup yang sangat ingin menghisap darah lagi, dia membalas Elsa. Ucup mendorong tubuh Elsa lalu menancapkan gigi taringnya keleher Elsa untuk kedua kalinya.

Elsa yang saat itu dihisap darahnya hanya bisa pasrah akan kenikmat menjalar ke seluruh tubuhnya. Desahan Elsa lebih keras seiring bertambahnya waktu, sampai sampai warga sekitar mendengarnya.

Satu warga yang masih memegang piring berisikan nasi keluar dari rumah milik keluarganya, soalnya dia masih beban keluarga.

Ketika sampai ditempat sumber suara desahan itu, dia melihat Elsa yang seperti dicabuli oleh gembel tak enak dipandang. Sontak beban keluarga yang melongo sambil meneguk air ludahnya itu menumpahkan nasinya. Sudah beban keluarga buang buang nasi Hem....

Setelah itu dia memukul mukul piring dengan sendok sambil berteriak-teriak, "ada pemerkosan diduga korbannya adalah sisiwi SMA dan pelakunya adalah gembel gila." teriakan itu terus menerus bergema digang kopelek itu.

Sehingga suara itu membuat kerumunan masa memenuhi tempat itu. Ucup yang masih ingin menghisap darah Elsa itu menjadi panik, dia segera menggendong tubuh Elsa sebelum masalah besar menimpa dirinya.

"Hisap darahku lagi dong bang, ayolah bang hisap lagilah bang, please!" ucap Elsa. Sambil menyatukan kedua tangannya.

Karena sangking nikmatnya disaat darahnya dihisap oleh vampir, kini Elsa menjadi ketagihan. Itulah kenapa seluruh Sapiens punah. Sebenarnya dahulu vampir tidak ingin membuat Sapiens punah.

Namun, karena para Sapiens ketagihan ketika dihisap darahnya dan juga hasrat vampir untuk menghisap darah sangat tinggi. Sehingga hal itu membuat dunia tidak bisa berkutik.

"Ogah darahmu rasanya apek," ucap Ucup.

"Kau harus bertanggung jawab bang, aku sudah ketagihan ini bang," ucap Elsa.

Dia mengedip ngedipkan mata sambil memasang ekspresi sedih. Ucup yang melihat keimutan milik Elsa tidak bisa apa apa. Dia benar benar kalah telak sekarang. "Iya iya nanti aku akan tanggung jawab tapi setelah kita terbebas dari kejaran masa itu," ucap Ucup.

Saat ini para masa sedang mengejar Ucup dan Elsa. Para sekumpulan masa itu semuanya membawa peralatan membunuh, seperti panci, baskom, dan benda benda yang berhubungan dengan dapur.

Hanya butuh beberapa menit saja pada akhirnya mereka terbebas dari kejaran masa itu. Ucup dengan kecepatan tinggi terus berlari kearah rumahnya, yang usut punya usut adalah markas mafia.

***

Mereka berdua sampai dirumah yang luas halamannya hampir menyerupai lapangan sepakbola, taman taman bunga membentuk labirin disana disini semuanya ada bunganya.

Dipinggir jalanan setapak yang ada karpet merah itu berdiri para orang orang yang mengenakan jas hitam sekaligus kacamata hitamnya sekalian. Mafia kok gak pakek kaca mata, gak elit dong.

Sesampainya didepan rumah itu, mulut Elsa tidak bisa tertutup, 'wah gila bener gembel satu ini, ku kira gembel ternyata uorang kaya,' batin Elsa.

"Elsa ayo kita masuk katanya minta dipertanggung jawabi," ucap Ucup.

Mendengar ucup mengajak dia masuk kedalam rumah mewah itu, Elsa mengerutkan dahinya. "Jangan ngada ngada kau gembel bau bawang , mana mungkin seorang gembel memiliki harta melimpah ruah seperti ini," ucap Elsa.

Walaupun hatinya sudah mulai percaya bahwa rumah besar itu milik Ucup, akan tetapi bagian dirinya yang lain menolak untuk mempercayai hal itu.

"Jadi kau tidak percaya bahwa ini adalah rumahku?" ucap Ucup.

Ucup mendekati Elsa lalu meremas pipinya dengan begitu keras.

"Iyalah," sahut Elsa. Tentu saja karena sakit Elsa menghempaskan tangan gembel itu.

"Anak buah seret dengan kasar wanita tidak sopan ini kedalam rumah," perintah Ucup pada anak buah yang menjaga gerbang besar terbuat dari besi itu. Anak buah yang berdiri tegap itu segera berjalan kearah Elsa.

"maaf bang aku sudah percaya, jangan kasar kasar soalnya aku masih perawan," ucap Elsa.

Walaupun Elsa melakukan bisnis protitusi, dia tidak melepaskan keperawanannya. Soalnya dia hanya menipu orang yang menyewanya dengan cara memberikan obat perangsang yang efeknya negatifnya tidak bisa dinalar dengan otak. Hanya semata mata untuk mencuri harta sikorban dan korbannya adalah para mafia bodoh seperti si Hari.

Ketika melihat pelat besi yang terpampang disamping gerbang bertuliskan Vampiga. Elsa sadar bahwa rumah ini milik bos mafia yang sering dibicarakan didunia bawah.

'mungkinkah gembel ini bos mafia itu?' batin Elsa setelah melihat tulisan itu.

"Ah masaa..... gak meyakinkan sekali kau masih perawan," ucap Ucup.

"Sumpah bang demi apapun aku masih perawan," ucap Elsa.

"Bos Ucup jadi enggak perintahnya?" Tanya anak buah si Ucup yang sudah mendekap tubuh Elsa.

"Pakek nanya ya gak jadilah, dia masih perawan jangan kasar kasar," ucap Ucup.

Setelah bosnya mengatakan itu, dengan segera dia melepaskan Elsa.

"Eh dia barusan memanggilmu Ucup apa telingaku tidak salah dengar. Bukankah si Ucupkan adalah salah satu bos mafia terkuat dari lima bos mafia yang ada dikota ini," ucap Elsa.

Kota lenbrux memang memiliki lima mafia yang menguasai dunia bawah. Nama nama kelima geng mafia itu sebagai berikut, vampiga, seri wangiiiii, konstanta, ekekcort, dan santuy dulu gak sih. Tidak ada satupun orang orang yang berani berurusan dengan kelima geng mafia tersebut, baik pemerintah sekalipun.

"Kau tidak salah dengar Elsa, aku adalah Ucup yang kau maksud itu," ucap Ucup.

"Bukan baumu saja yang seperti sampah masyarakat ternyata pekerjaanmu juga," ucap Elsa.

"Gak masalah jadi sampah masyarakat asalakan jadi uorang kaya dari pada kau miskin," ucap Ucup.

Karena mendengar faktos bin kotos kotos itu, Elsa tidak bisa menyangkal ataupun memukul si bos mafia pemakan uang haram itu.

"Sungkem suhu jadikan aku muridmu," ucap Elsa.

Tentu saja dia ingin melepaskan kemiskinan yang dia alami selama dua tahun terakhir. Semenjak nenek dan saudara kemberanya meninggal, dia benar benar mengalami kerisis ekonomi yang menakutkan.

"Ok diterima," ucap Ucup yang tiba tiba menggapai tangan Elsa.

Setelah itu mereka berdua masuk kedalam rumah si Ucup.

"Eh cup kau adalah bos mafia bukan tapi kok jadi gembel. Pasti ada sesuatu alasaan yang melatar belakanginyakan," tanya Elsa.

"Kepo yaa....." Ucap Ucup. Sambil megosok goskan jari telunjuknya kepipi Elsa.

"Sudahlah lupakan pertanyaanku barusan." Dia pun lagi lagi menghempaskan jari jemari milik si Ucup. Elsa benar benar kesal sekali dengan tangan Ucup yang menyentuh nyentuh pipinya itu.

Sesampainya didalam rumah berwarna putih yang sangat besar sekali, Ucup segera mengantarkan Elsa kekamar yang masih kosong.

***

Ruangan yang penuh kotoran terlihat didepan matanya, perabotan rumah yang tak pernah dipakai juga berserakan ditempat tersebut. Disaat yang sama ada seekor tikus tanpa merasa bersalah lewat didepan mereka berdua.

Tubuh Elsa tanpa sadar melompat kearah Ucup, beruntung saja peria itu berhasil menangkapnya sehingga tidak ada luka yang muncul ditubuh wanita cantik nan seksi itu.

Setelah kesadaran sudah dirasanya aman, dia segera turun dari gendongan Ucup. Dia menatap ruangan itu dengan penuh keheranan.

"Elsa kau untuk sementara tidur disini ya atau kau ingin tidur bersamaku?" Tanya Ucup.

"Kau kira aku tikus? Mana mau aku tidur digudang yang sangat bau seperti ini. Mendingan aku tidur bersamamu saja," ucap Elsa sambil menutup hidung dengan jari jemarinya.

"Ok ok," ucap Ucup. Seringai seperti orang yang sedang merencanakan sesuatu terpancar jelas diwajah si Ucup.

"Tapi ada syaratnya Cup," ucap Elsa. Wanita itu benar benar tidak memiliki sopan santun sama sekali. Sudah diberikan kebaikan malahan meminta hal yang lebih.

"Sayart apantuh," ucap Ucup dengan suara yang dibuat buat.

"Hisap darahku sampai kering," ucap Elsa.

Sangking nagihnya, Elsa sudah kehilangan akal sehatnya sekarang. Saat ini yang ada didalam kepala Elsa, hanyalah sensasi mendebarkan ketika darahnya dihisap oleh Ucup.

"Kau mau membunuhku ya?" ucap Ucup.

"Apakah kau akan mati jika menghisap darahku sepertinya tidak kan?" Tanya Elsa.

"Tidak akan matih sih, tapi aku tidak ingin kehilanganmu lagi. Jika itu akan terjadi untuk kedua kalinya, maka aku benar benar akan mati," ucap Ucup.

Ketika mendengar kalimat Ucup yang memancarkan kesedihan itu, Elsa memiringkan kepalanya.

"Ah maaf maaf lupakan...." ucap Ucup.

***

Setelah menghantarkan Elsa kekamarnya, Ucup segera keluar lalu berjalan menuju kamar mandi. Dia melepaskan baju gembelnya lalu diletakkan ditempat yang semestinya, apalagi kalau bukan tong sampah.

Setelah dia masuk kedalam kamar mandi, dia pun segera menghidupkan software. "Kenapa wajah wanita itu mirip seperti Salsa?" Pertanyaan itulah yang mengganggu Ucup saat ini.

Dua tahun yang lalu Salsa yang tidak lain adalah pacar Ucup meninggal karena ditabarak oleh mobil truk. Insiden itu membuat dirinya menderita selama satu tahun penuh, untuk membalaskan dendam atas kematian Salsa. Dia mulai melacak sidalang itu dengan cara membuat geng mafia bernama Vampiga.

Namun pencariannya tidak membuahkan hasil sama sekali. Disaat dia sudah menyerah, tiba tiba dia bertemu dengan Elsa yang mirip seperti Salsa. Insiden itu terjadi ketika Elsa memberikan uang padanya, saat dia sedang duduk dijalanan untuk beristirahat. Kejadian itu terjadi sekitar satu bulan yang lalu.

karena melihat wajah orang yang dicintainya itu, dia terus mengikuti Elsa dimanapun wanita itu berada dan rumah Elsa yang terbakar itu karena ulahnya. Dia melakukan itu hanya semata mata agar bisa tinggal dengan Elsa yang memiliki wajah mirip seperti orang yang dicintainya dahulu.

Akan tetapi walaupun dia saat ini sudah mendapatkan Elsa, dendam yang dia punya masih mengganggu dirinya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel