Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Air mata buaya

"aktingku baguskan ya pasti bagus, dengan ini aku tidak perlu bekerja mencari nafkah dan terlebih lagi Ucup mau tak mau harus menafkahi mentalku juga. Akhirnya rencana untuk menjerat Ucup sukses besar," batin Elsa.

Memang sejak awal rencana Elsa ingin menjadi istri siucup, mau dia kalah atau menang, pasti dia akan meminta Ucup untuk menjadikan dirinya sebagai istri.

"Cup jika sudah jadi suamiku jangan lupa beri aku nafkah ya," ucap Elsa.

Pada saat ini mereka sudah berada diluar bangunan yang amat besar itu.

"Ini seratus ribu buatmu," ucap Ucup.

Dia pun menyerahkan uang 100 ribu yang didapatkannya tadi ke Elsa. Elsa pun segera mengambil uang seratus ribu itu, ketika dia mendapatkan uang seratus ribu itu. Dia berkata didalam hatinya, "Yes dapet seratus ribu, bisa buat beli cilok, sebelak, eskrim dan banyak hal lagi. Aku benar benar kaya sekarang."

Namun ketika dia melihat gambar uang seratus ribu itu, Elsa segera membuang uang tersebut.

"Kenapa kau membuang uangnya, uang itu nafkah buatmu tahu," ucap Ucup.

Tentu saja saat ini Ucup bertanya tanya. apakah uang yang diberikannya kurang?

"Uang mainan buat apa," ucap Elsa.

Ketika Elsa mengatakan itu, Ucup segera mengambil uang kertas yang terjatuh ditanah. Dia pun melihat uang yang seharusnya adalah gambar persiden Sukarno dan Hatta entah kenapa gambarnya jadi nenek tua yang memiliki rambut keribo agak lebat sambil menjulurkan lidah dan banteng bertanduk satu dibelakangnya.

"Tidakkk...... Kenapa uangnya jadi gambar wegacan. Ini adalah sebuah penghinaan, lihat saja kalian geng ekekcort. Aku akan membalas semua penghinaan ini," ucap Ucup dengan suara keras.

Orang yang membeli harta karun milik Ucup tadi tidak lain tidak bukan adalah geng mafia ekekcort. Memang benar benar cari masalah geng mafia itu, masuk jurang jangan ajak ajak lah. Bales perlakuan mereka aja cup nanti direstuin kok soalnya bahaya.

Karena Ucup adalah warga negara yang taat peraturan, dia tidak ingin membuang sampah sembarangan. Ucup segera berjalan kearah tong sampah yang ada didekatnya.

Ketika dia membuang sampah masyarakat yang dapat merugikan rakyat itu ketong sampah. Dia melihat harta karun miliknya yang dibuang oleh bos mafia ekekcort tadi. Segera Ucup meletakan uang rakyat yang merugikan rakyat ketangaan boneka itu.

"Diam diam disitu ya, kalian berdua memang tempatnya disitu," ucap Ucup.

Setelah itu, dia meninggalkan sampah itu ketempat yang semestinya. Alasan Ucup tidak ingin membawa bonekanya itu, karena dia tidak ingin membuang kesempatan untuk menikahi Elsa. Siapa coba yang mau menolak untuk menikahi siswa SMA cantik jelita dan ditambah masih perawan itu.

Setelah menyadari bahwa tidak ada gunanya tetap berada ditempat yang membuat Ucup kesal. Mereka pun berjalan menuju kearah mobil sport berwarna hitam milik siucup. Akan tetapi ketika Elsa dan Ucup akan memasuki mobil itu, tiba tiba suara aneh keluar dari perut Elsa.

"Cup aku lapar nih ayo kita beli bakso diabang itu." Sambil berkata seperti itu Elsa menunjuk nunjuk abang penjual bakso yang berada dipigir jalanan. Akan tetapi pelanggan ditempat itu sangat banyak sekali.

"Sebagai calon suami yang baik hati dan menawan ayo kita kesana," ucap Ucup.

Dia benar benar sudah menjadi suami tipe ideal, tanpa harus menyuruh Elsa mengemis, dia tanpa ragu menyetujui hal tersebut. Kedua orang itu segera naik mobil lalu melaju keaarah kang bakso yang ada dipinggir jalan.

Ucup itu orangnya hemat tenang, jadi dia tidak mau meninggalkan mobil mewahnya di tempat parkir. Hanya menjalankan mobilnya beberapa detik, pada akhirnya mereka sampai ditempat Abang penjual bakso itu.

Ketika mereka turun dari mobil, Elsa segera menarik lengan baju siucup sehingga membuat peria itu menunduk.

"Cup aku kok merasa penjual bakso itu terlihat mencurigakan kayak ada yang aneh gitu," ucap Elsa, dia mendekatkan mulutnya ke telinga Ucup.

Memang benar penjual bakso itu terlihat sangat mencurigakan sekali, celana jeans yang dimana pergelangan kakinya tidak ketat ditambah sepatu putih menambah keanehan yang ada. Dia juga membawa tas selempang berwarna hitam pekat dan dia juga mengenakan jaket kulit berwarna hitam sekalin.

"Kau saja yang berpikir seperti itu Sa, mungkin saja kau jarang melihat kang bakso yang mengenakan outfit mencolok seperti itu," ucap Ucup.

"Mungkin kau ada benarnya," ucap Elsa.

Setelah itu Elsa tidak menghiraukan perasaan tidak enak yang dirasakannya itu, soalnya perutnya terus menerus berbunyi.

"Bang bakso dua porsi," ucap Ucup.

Setelah itu mereka berdua duduk ketempat meja yang masih kosong.

***

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya dua porsi bakso dihidangkan dihadapan mereka berdua.

"Apa enggak rugi ya abang yang jual bakso itu," ucap Elsa.

Porsi bakso yang dihidangkan itu memang sangat banyak sekali, berbeda dengan penjual penjual bakso keliling biasa.

"Kamu nanya? Biar aku beri tahu ya. Mungkin saja dia lagi cari pelanggan. Sa kau positif thinking aja," ucap Ucup.

Namun didalam hatinya dia tidak berkata demikian, dia benar benar sedang berpikir negatif sekarang. "Jangan jangan dia Intel," batin Ucup.

Mengingat tempat pelelangan itu adalah tempat yang sering digunakan para mafia berkumpul, maka tidak mengherankan jika ada Intel didepan tempat itu.

Ucup pun menggelengkan kepalanya, mungkin saja untuk menghilangkan pikiran negatif yang terus menghujani kepalanya.

"Aku gak berpikir negatif kok, cuma bertanya tanya doang," ucap Elsa.

"Kamu nanya kamu nanya kamu nanya kamu nanya," ucapan Ucup berhenti ketika penjual bakso itu mengeluarkan pistol lalu mengarahkannya keUcup. Ucup membisu sambil berkidik ngeri.

Sontak semua pelanggan yang belum bayar lari berhamburan. "Sa ini baru rugi dia," ucap Ucup.

Bukannya mereka takut melainkan kedua orang itu tetap melanjutkan untuk memakan bakso tersebut.

"Kalian mafia ya?" Ucap penjual bakso itu.

"Bukan bang," ucap mereka berdua secara bersaman sambil menggeleng gelengkan kepala.

"Lalu kenapa gak lari, ini pistol asli lo kena headshot pasti mati kalian," ucap penjual bakso itu.

"Bukannya begitu bang. Peria ini gembel yang jarang makan bakso dan aku orang miskin yang jarang makan bakso. Berhubung kami punya rejeki sedikit, kami makanlah baksonya tanpa memikirkan apa kata dunia," ucap Elsa. Ketika memakan satu bulatan bakso Elsa tiba tiba menangis.

"Beh enak sekali bakso yang Abang buat ini, sampe terharu aku dibuatnya," sambil meneteskan air mata, dia terus memasukkan bakso itu kemulutnya, sampai sampai mulutnya menyerupai tupai yang rakus.

Ketika melihat Elsa menyantap bakso yang dibuatnya dengan lahap, entah kenapa penjual bakso itu juga meneteskan air matanya juga.

"Kalian benar benar menikmatinya ya. hey kau gembel jangan gerogi seperti itu, sok atuh dinikmati baksonya dengan tenang," ucap penjual bakso yang bernama kang Ujang.

Kang Ujang pun mulai berbalik arah tanpa menghiraukan pelanggan yang kabur. Wajah berseri seri terpancar dengan jelas diwajah kang Ujang.

Ketika kang bakso itu berbalik arah, air mata Elsa berhenti lalu mereka berdua melakukan tos. Setelah itu Ucup menghembuskan nafas leganya, beruntung saja kebenaran tentang Ucup sebagai mafia terkuat di dunia bawah tidak terbongkar.

"Air mata buaya Elsa benar benar ngeri sekali ya," batin Ucup.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel