Bab 2. Menjadi Pelayan Club
"Kenapa kau tega melakukan semua ini padaku, Tirta? Aku sangat mencintaimu bahkan aku rela memberikan segalanya padamu. " Ucap lirih Aulia.
Hancurnya hidup Aulia dimulai pada hari itu. Di campakan dengan kejam oleh suami yang sangat dicintai. Di perparah dengan di jadikan jaminan pelunas hutang pula pada seorang rentenir predator. Tak cukup hanya itu, seperti yang ia katakan sebelumnya. Rodi bahkan benar benar berniat menjadikan Aulia pekerja di sebuah club malam.
Wajar saja, manusia brengsek itu bahkan tidak mau rugi. Karna ia tau tabiat Tirta yang tidak pernah menepati janji nya untuk membayar hutang. Maka Rodi pun tidak yakin bahwa kali ini Tirta akan melunasi hutang meski Aulia dijadikan jaminan. Sebagai gantinya, Aulia harus memberikan Rodi banyak uang dengan bekerja di sebuah club malam.
"Untung saja kau punya tubuh bagus dan wajah yang cantik. Setidaknya aku akan mendapatkan uang lebih banyak dengan menjualmu! " Kata Rodi dengan angkuh nya.
Tak mau menunda banyak waktu kali ini Aulia kembali diseret dan dimasukan ke dalam mobil sama bersama para algojo dan juga Rodi. Masih dalam belenggu dua pria kekar, Aulia berusaha semakin keras untuk bisa lepas namun sayang usahanya sia sia.
Sepanjang perjalanan Aulia terus memberontak, "Lepaskan aku! Kumohon lepaskan aku! Lepaskan aku!! "
Karna itu lah akhirnya mereka membekap mulut Aulia menggunakan lakban agar tidak berisik. Benar saja tak lama mereka pun sampai disebuah club malam seperti yang Rodi katakan. Sebuah club malam yang cukup terkenal karna meski tempat yang penuh kebejatan, nyatanya club itu adalah tempat bagi para pria hidung belang dari kalangan elite yang ingin menyalurkan nafsu liar mereka.
Rodi kemudian membawa Aulia masuk ke sebuah ruangan dimana seorang wanita paruh baya yang masih tampil menor sedang menunggu mereka. Benar saja, wanita bernama Sinta itu tidak lain adalah seorang germo yang kerap menawarkan para wanita jalang pada para pria hidung belang berkantong tebal.
Pada sang germo Rodi berkata, "aku membawakanmu barang baru seperti yang ku janjikan. Setidaknya dia masih sangat mulus dan cantik meski sudah tidak perawan. "
Tak begitu saja percaya pada semua ucapan Rodi, maka Sinta pun berusaha untuk memastikan kebenaran dari ucapan Rodi. Dengan gaya angkuhnya Sinta pun mendekat pada Aulia yang saat ini masih dalam cengkraman dua algojo Rodi.
Layaknya akan membeli sebuah barang, Sinta pun mulai meneliti setiap jengkal dari tubuh Aulia. Dan ketika melihat wajah cantik Aulia, seketika Sinta pun mulai menyeringai. Sayangnya tidak ada yang bisa dilakukan Aulia karna saat ini mulutnya bahkan sudah dibekap oleh lakban. Dengan penuh air mata Aulia hanya bisa menatap penuh kebencian pada para manusia kejam itu.
"Lumayan juga. Ya, meski sedikit dekil tapi setidaknya dia cantik, " Ucap Sinta seraya terus memperhatikan tubuh Aulia.
Akhirnya, Aulia pun di masukan ke dalam sebuah kamar yang lebih mirip seperti kandang anjing. Dengan kasar Sinta pun mendorong Aulia ke dalam kamar itu hingga ia tersungkur ke lantai. Dengan cepat Sinta pun menutup pintu rapat rapat dan segera menguncinya dari luar. Sudah pasti Aulia pun berusaha menggedor pintu dan terus berteriak agar ia di lepaskan.
BRUKK!! BRUKK!! "Lepaskan aku! Keluarkan aku dari tempat ini! " Teriak Aulia.
Sayangnya tidak akan ada yang mau menghiraukan teriakan Aulia. Bahkan saat ini Rodi dan Sinta sedang sibuk tawar menawar untuk harga jual Aulia. Alhasil Rodi setuju untuk mendapatkan $5.000 sebagai uang muka dan sisanya sebanyak $5.000 lagi jika Aulia berhasil meraup banyak uang dari para pelanggan.
Malam itu juga, tiba tiba Sinta kembali membuka pintu kamar dimana Aulia disekap. Ketika Sinta masuk, Aulia tengah menangis pilu disudut kamar dan terus memohon untuk dilepaskan. Sudah pasti itu adalah hal yang tidak mungkin karna Sinta bahkan telah mengeluarkan banyak uang untuk Aulia.
Lalu dengan sinis Sinta mencengkram wajak Aulia dan berkata, "Kau adalah milikku sekarang! Jangan berani macam macam atau kau tidak akan bisa bayangkan hukuman apa yang akan kuberikan padamu! "
Adel kemudian melempar sebuah baju tepat di wajah Aulia. Ketika Aulia mencoba membuka baju itu, ternyata itu adalah sebuah kostum pelayan namun dengan model yang sangat mini. Sudah pasti baju itu akan terlihat sangat sexi jika dipakai. Tapi Sinta memaksa Aulia untuk segera memakai baju itu.
"Jangan harap aku akan sudi memakai baju itu! " Teriak Aulia.
Sudah pasti Aulia menolak mentah mentah keinginan Sinta karna ia tau bahwa germo itu akan menjadikanya jalang di club malam miliknya. Namun semakin Aulia membangkang, Sinta justru semakin keras mencambuk tubuh Aulia hingga tubuhnya penuh luka dan memar.
Tak sanggup menghadapi siksaan Sinta, terpaksa akhirnya Aulia pun menurut dan memakai pakaian sexi itu dihadapan Sinta. Tanpa banyak basa basi Sinta kemudian mulai mendandani Aulia dan membuat wajah polos Aulia penuh dengan makeup.
Benar saja, Aulia dibawa menuju club malam dan Sinta meminta Aulia untuk menjadi pelayan dan melayani setiap permintaan pelanggan. Termasuk jiga mereka menginginkan tubuh Aulia sekalipun. Dengan langkah yang gemetar Aulia pun melangkahkan kakinya dan berbaur bersama para pelayan dan jalang yang lain.
"Ingat ya, jangan berani macam macam dan lakukan tugasmu dengan benar! "Ancam Sinta.
Dentuman musik yang sangat keras ditambah asap rokok yang mengepul sontak membuat kepala Aulia seketika mulai berdenyut. Hingga ketika salah seorang pelayan seperti Aulia meminta Aulia membawakan minuman keras pesanan seorang pria yang duduk di ruangan VIP.
Meski dengan terpaksa Aulia pun harus melakukan tugasnya dan ia pun segera membawakan sebotol wisky menuju ruang VIP. Benar saja, ketika Aulia masuk nampak seorang pria bertubuh gagah dengan wajah mempesona yang tengah bermain main dengan beberapa wanita jalang. Tak ingin melihat adegan tak pantas itu maka Aulia hanya menunduk seraya meletakan sebotol wisky di meja.
Aulia berniat pergi tapi ternyata dengan suara baritonya pria itu memanggil Aulia untuk menuangkan minuman keras itu ke gelas.
"Tunggu dulu! Tuangkan minuman itu ke dalam gelas! " Ucap sang pria.
Tanpa membantah Aulia pun melakukan apa yang di katakan oleh pria itu dan menuangkan minuman kedalam gelas. Atas perintah dari pria pula Aulia pun menyodorkan gelas berisi wisky. Tapi karna tubuh Aulia yang masih gemetar, tanpa sengaja Aulia justru menumpahkan minuman itu tepat mengenai baju pria itu. Sontak pria itu pun marah dan tidak terima dengan ulah Aulia.
Seketika terjadi keributan di ruang VIP dan sudah pasti Sinta harus turun tangan. Dan setelah mengetahui siapa pria yang sedang marah itu, sontak Sinta pun nampak panik dan ia langsung meminta maaf pada pria itu. Bukan tanpa sebab. Karna pria gagah nan tampan itu tidak lain adalah Saputra Dirgantara. Sang miliuner pemilik club malam itu yang sangat terkenal.
"Tu-Tuan Saputra? Maaf membuatmu tidak nyaman. Karna dia adalah pelayan baru kami, " Jelas Sinta.
Saputra masih tidak terima meski Sinta secara langsung telah meminta maaf padanya. Akhirnya Sinta pun memaksa Aulia untuk meminta maaf pada Saputra bahkan membuatnya berlutut di hadapan Saputra. Layaknya peliharaan Aulia pun menurut apa yang di katakan majikannya. Ia pun berlutut dihadapan Saputra dan meminta maaf.
"Kau! Cepat berlutut dan meminta maaf pada Tuan Saputra! "
Seperti yang diinginkan Sinta maka Aulia pun berlutut seraya meminta maaf, "Maaf, tuan Saputra. Aku benar benar tidak sengaja menumpahkan minuman itu. "
Tapi bukanya memaafkan Aulia, Saputra justru mengangkat dagu Aulia sehingga membuat Aulia mendongak ke atas. Dan setelah melihat wajah Aulia, entah kenapa seulas senyum licik tergambar di wajah Saputra. Sudah pasti hal itu membuat Aulia semakin ketakutan saja.
"Kurasa ada yang bisa kau lakukan sebagai wujud permintaan maaf mu! "Kata Saputra dengan seringai di wajahnya.
