Pustaka
Bahasa Indonesia

Istri Kontrak Sang CEO

18.0K · Ongoing
Kila Putri
16
Bab
104
View
9.0
Rating

Ringkasan

Dijual oleh Suaminya sendiri pada seorang pria asing yang tak dikenal hanya demi uang, seolah tak cukup untuk membuat hidup Aulia bagai dalam Neraka. Ia bahkan harus menghadapi perlakukan kejam dan semena-mena dari seorang pria kaya raya yang telah membelinya. Ya. Saputra Dirgantara, adalah seorang CEO sekaligus pemilik dari sebuah perusahaan terkemuka di London. Ia rela melakukan ide gila untuk menyewa Aulia agar menikah dengannya selama setahun demi mendapatkan warisan dari sang Ayah yang telah tiada. Mampukah Aulia terbebas dari cengkeraman sang CEO bengis yang tak kenal ampun itu? Atau mungkin ia justru akan terjebak dalam buaian cinta sang CEO?

RomansaTuan MudaIstriKawin KontrakPernikahanDewasa

Bab 1. Cinta Buta

"Kumohon jangan ambil uang itu! Hanya itu yang kita miliki untuk membayar semua hutang kita!” teriak Aulia seraya menagis sesenggukan.

“Tutup mulutmu dan jangan sok tau! Lagi pula selama ini kau bahkan tidak pernah menghasilkan apapun! Aku bahkan menyesal telah menikahi wanita sial sepertimu!” bentak Tirta yang kemudian mulai mencengkeram leher Aulia.

Ya, hari ini untuk yang kesekian kalinya terjadi pertengkaran hebat antara Aulia dan Tirta.Menikah dengannya selama lima tahun dan membuat namanya tersemat dalam nama Aulia sehingga menjadikannya, Aulia Xixi. Rupanya tidak membuat Aulia benar-benar mengenal seperti apa Suaminya yang sebenarnya.

Seperti sebelumnya, hampir setiap hari selalu terjadi pertengkaran antara Tirta dan Aulia.Ya, pasangan suami istri itu memang tak seperti pasangan lainnya. Bukan tanpa sebab. Karna setiap hari yang dilakukan oleh Tirta hanya menghabiskan uang untuk membeli minuman sementara Aulia sang istri terus mati-matian mengumpulkan uang yang jumlahnya bahkan tidak seberapa.

Kebiasaan buruk Tirta yang suka mabuk dan bermain wanita nyatanya telah menghabiskan uang mereka. Bahkan Aulia harus menanggung hutang akibat ulah dari sang suami tidak diri itu. Parahnya lagi, toko baju yang merupakan satu-satunya sumber penghasilan mereka pun saat ini terancam tutup karna bangkrut.

Tapi entah apa yang ada dalam kepala Aulia.Meski hidupnya sengsara dan terus mendapatkan perlakuan kasar dari Tirta,nyatanya Aulia bahkan tidak pernah berniat untuk meninggalkan Tirta. Bukan hanya karna takut oleh ancaman Tirta,tapi karna Aulia begitu mencintai Tirta. Bisa dibilang, cinta membabi buta yang dimiliki Aulia justru membuatnya semakin menderita.

Aulia terus saja menutup mata dan selalu memaafkan Tirta dengan dalih bahwa ia yakin suatu saat nanti Tirta pasti akan berubah dan Tirta akan kembali menjadi suami yang baik seperti dulu. Aulia yang lugu itu bahkan tidak juga menyadari bahwa kebaikan yang dulu ditunjukkan Tirta hanyalah palsu belaka.

Setelah merampas semua uang yang telah dikumpulkan Aulia dengan susah payah, Tirta lantas meninggalkan Aulia begitu saja tanpa rasa bersalah. Namun entah terbuat dari apa hati yang dimiliki oleh Aulia, dengan mudahnya ia pun berusaha melupakan apa yang telah dilakukan oleh Tirta menganggap bahwa sang suami hanya sedang kesal saja.

Seperti biasa Aulia pun mulai melakukan banyak pekerjaan di toko baju kecilnya itu. Dengan sedikit tergesa gesa. Karna hari ini ia terlambat membuka toko baju akibat pertengkerannya dengan Tirta.

Hingga di tengah kesibukannya, datanglah dua orang pria dengan wajah sangar dan tubuh gempal yang masuk dengan sangat tidak sopan dan merusak semua yang ada.

"Hentikan! Apayang kalian lakukan?! " Teriak Aulia

"Aulia! Ikut kami. Bos sudah kesal karena kau tidak membayar hutang," ucap salah seorang pria.

Benar saja, pria-pria itu tidak lain adalah para rentenir yang sudah pasti mereka datang untuk menagih hutang seperti biasanya. Namun kali ini, tanpa menanyakan hutang mereka bahkan merusak toko dan memaksa untuk membawa Aulia ikut bersama mereka.

"Apa maksud kalian? Aku selalu membayar hutangku." Menurut Aulia apa yang mereka katakan tidak beralasan. Bahkan jatuh tempo pembayaran hutang masih beberapa hari lagi. Anehnya para rentenir itu bahkan tidak mau tau dan terus memaksa Aulia seraya mengancamnya.

“Lepaskan aku! Kenapa kalian ingin membawaku?! Meski terlambat bukankah selama ini aku selalu membayar hutang kami?!” ucap Aulia yang terus berusaha melepaskan dirinya dari para pria kekar itu.

“Diam kau! Bos kami menyuruh untuk membawamu karna kau dan suamimu bahkan tidak pernah membayar hutang kalian sama sekali!”

Sontak Aulia pun sangat terkejut. Bagaimana tidak? Selama ini Aulia selalu memberikan uang pada Tirta dan Tirta selalu mengatakan pada Aulia bahwa ia telah membayarkan angsuran hutang mereka. Dan dengan bodohnya Aulia bahkan menganggap para rentenir itu berbohong dan terus percaya pada Tirta.

Tanpa membuang banyak waktu Aulia kemudian dimasukkan ke dalam sebuah mobil hitam dan dibawa paksa. Aulia terus meronta berusaha melepaskan diri tapi sayangnya dua orang algojo itu bahkan bukan tandingan Aulia.Hingga kemudian mereka sampai di sebuah rumah mewah dan Aulia pun dibawa masuk ke sana.

Lalu datanglah seorang pria paruh baya dengan kepala botak dan perut buncitnya. Dengan angkuhnya pria itu mendekat pada Aulia yang saat ini tengah dicekal oleh kedua anak buahnya. Lalu dengan mata liarnya pria bernama Rodi Shaw itu terus menatap mesum pada Aulia.Jijik dengan tingkah Rodi maka Aulia pun memaki,

“Lepaskan aku!”

Tapi dengan santainya Rodi berkata, “Kusarankan sebaiknya berhenti memberontak karna kau adalah jaminan Tirta untuk melunasi hutang. Kurasa tubuhmu bagus juga. Pasti akan menhasilkan banyak uang club malam.”

“Diam kau! Aku bukan jalang dan aku tidak sudi bekerja padamu!” teriak Aulia.

“Apa boleh buat, sayang. Tirta sendirilah yang menjadikanmu jaminan atas semua hutangnya yang terus menumpuk,”

“Tidak! Kau bohong! Tirta tidak mungkin melakukan hal rendah seperti itu. Dia pasti ak-”

Seketika ucapan Aulia pun terhenti ketika seseorang tiba-tiba datang dan membuat Aulia seketika mematung. Tak disangka itu adalah Tirta. Aulia pun seketika dibuat syok karna Tirta datang dalam keadaan mabuk bersama seorang wanita yang terus ia peluk dengan tidak tau malunya.

Lalu dengan santainya Tirta berkata pada Aulia, “Maaf Aulia,apa yang dikatakan oleh Rodi memang benar. Oh ya! Sepertinya aku juga lupa bilang kalau aku telah menandatangani surat perjanjian dan setuju menjadikanmu jaminan untuk membayar hutang.”

Bagaikan disambar petir setelah Aulia mendengar ucapan Tirta. Ia tidak percaya bahwa suami yang sangat ia cintai bahkan tega menjadikannya sebagai jaminan demi melunasi hutang. Bahkan tanpa menghiraukan perasaan Aulia, Tirta tega bermesraan dengan wanita lain.

Sayangnya tak cukup sampai di situ. Dengan terang terangan Tirta kembali berkata pada Aulia, “Lagipula Aulia, aku bosan hidup dengan wanita sepertimu! Kau sama sekali tidak menarik bahkan sejak menikahimu, hidupku menjadi sangat sial! Dan asal kau tau, aku akan menceraikanmu!”

Seketika bulir air mata pun luruh dan membasahi pipi Aulia. Masih mengharap iba dari sang suami Aulia pun berkata, “Tidak. Kau pasti bohong ‘kan Tirta? Kau tidak akan melakukan hal itu padaku ‘kan?”

Tapi jangankan merasa iba. Tirta justru terlihat jijik pada Aulia. Layaknya sampah Tirta berusaha untuk menyingkirkan Aulia dari hidupnya. Namun lagi dan lagi Aulia masih terus saja menghiba pada Tirta yang jelas-jelas tidak mencintainya.

“Kumohon jangan lakukan ini padaku, Tirta."

"Aku janji akan bekerja keras dan memberikan semuannya padamu!"

"Kumohon jangan biarkan mereka mempekerjakanku di club malam!"

"Kumohon!”

Meski Aulia terus merengek dan memohon, Tirta sama sekali tidak bergeming. "Selamat tinggal wanita pembawa sial."