#3 ngintip ibu tiriku
"Ahhhhhhhhhahhhhhhh,,,," aku mengerang kenikmatan.
"Crot crot crot,,,," Cairan surgawiku memuncrat hingga dagu dan wajahnya.
" Enak sayang,,," bisiku di telinga nya.
Aku membersihkan cairan surgawiku yang menempel di badan dan wajah putri, Segera kami memakai pakaian kembali Dan bergegas untuk pulang.
Setibanya di depan rumah putri, perlahan dia turun dari motor, akupun segera turun dari motor, Bergegas aku menghampirinya untuk melepaskan helm di kepalnya, ku usap kepalanya dan ku cium bibirnya.
"Ekhemmm ekhemmm,,," kudengar ada suara dari dalam rumah putri, Dengan cepat aku melepaskan ciuman.
"Terimakasih sayang,,," bisiku di telinga putri, Lalu aku bergegas pulang.
Sebelum aku menarik gas motor kulihat di atas balkon ibu putri sedang tersenyum lebar ke arah ku, Aku segera pergi meninggalkan rumah putri dan pulang.
Setibanya di rumah aku segera masuk, Kulihat di sekitar teramat sangat sepi.
"Biii biii bi minah,,," teriaku memanggil bi minah dengan sedikit kencang.
"Iya den,,," saut bi minah dari arah dapur
"Pada kemana sih sepi banget,,," balasku sambil melihat ke arah bi minah yang mendekatiku.
"Bapak blom pulang, kalo ibu tadi berangkat ke pengajian,,," Ucapnya sambil mejelaskan keadaan.
"Ohhh, Yaudah bi, Makasih,,,," Ucapku dengan beranjak pergi ke kamarku .
Setelah mandi dan berganti pakaian
Aku nongkrong di balkon sambil membalas chat dari putri.
Kulihat ke arah langit awan sudah mendung, dengan angin yang sedikit kencang hingga menerpa wajahku, tidak lama kemudian hujanpun turun, di iringi suara petir yang sedikit menggelenggar, Seakan hujan akan terus turun dan semakin besar.
Kulihat di ujung jalan, Ibu tiriku berjalan dengan tergesa-gesa, dengan tas yang kecil
Di atas kepalanya, seakan menutupi hujan untuk tidak membasahi kepalanya.
Melihat ibu trirku berjalan sambil hujan-hujanan, Aku bergegas turun dan mengambil 1 payung.
Dengan cepat aku membuka payung dan berlari menghampiri ibu tiriku, ketika sudah dekat dengan ibu tiriku, kulihat dan kutatap sekujur tubuhnya, sedikit basah kuyup di tubuh ibu tiriku, sampai Cd yang ia kenakan menaplak begitu jelas terlihat dari luar, Kulihat dari sudut mata pantant nya begitu sexy.
"Ini buu,,," ucapku sambil memberikan payung pada ibu tiriku, dia menoleh ke arahku dengan terheran.
"Kamu sendiri gimana,,," ucapnya sambil menatapku dia tidak mau mengabil payung yang kuberikan.
"Aku ga papa? yang peting ibu aja,,," ucapku dengan begitu perhatian, memaksa Ibu tiriku untuk mengambil payung yang kuberikan.
"Nanti kamu sakit, udah kamu aja,,," jawab ibu tiriku sambil berjalan tanpa mempeduliakan payung yang kuberikan. Dengan cepat aku memegangi payung dengan tangan kiri dan tangan kananku memeluk ibu tiriku, Sehingga kita berada di bawah atap payung berdua, Ibu tiriku tersenyum melihat ke arahku, Akupun tersenyun menatapnya, Terasa sangat hangat ketika tubuhku menyentuh tubuh ibu tiriku.
"Ibu cantik banget,,," ucapanku pelan sambil ku peluk pinggang Ibu tiriku, di iringi rintikan hujan berjatuhan di atap payung, serta suara angin yang berhembus di telinga dan juga suara petir kecil, juga kilatan petir yang sedikit mengejutkan kita.
"Kamu bisa aja,,," ucapnya Sambil mencubit pipiku, aku sedikit malu dengan ucapanku sendiri, kupikir Ibu tiriku tidak mendengar apa yang aku ucapkkan.
Setibanya di rumah aku segera melipat payung, Kuperhatikan pantat ibu tiriku, dengan CD yang menaplak terlihat jelas, dari luar gamis yang basah, melihatnya saja
Membuat batang kemaluanku mengeras , kemolekan tubuh ibu tiriku, hingga menaikan gairah liarku.
Aku segera duduk di sofa ruang tengah sambil menonton TV.
Kulihat dari sudut mataku ke arah kamar ibu tiriku, dia membawa handuk berjalan ke arah kamar mandinya.
Sedikit penasaran dan sedikit kenakalan, Aku segera mendekati pintu kamar ibu tiriku dengan rasa tegang dan rasa penasaran,
Kulihat di sekeliling rumah tidak ada siapa-siapa, Aku takut bi minah berada di sekitarku, sudah kupastikan di sekelilingku tidak ada siapa-siapa.
Dengan rasa penasaranku terhadap tubuh ibu tirku, Perlahan kakiku berjan ke arah kamar mandi, Aku berusaha melihat ibu tiriku yang sedang mandi dari celah-celah lubang, Setiap sudut kulihat dan kuperhatikan, namun sayang tidak ada satu lubang kecilpun.
"Hahhhhhhh,,,,"" Gumamku dalam hati dengan rasa kecewa dan melangkah kembali meninggalkan kamar ibu tiriku, Bergegas aku menuju ruang tengah.
Rasa penasanku yang sangat kuat, Kini aku berusaha untuk menepiskan penasaran itu , Aku segera duduk kembali di sofa ruang tengah.
"Bi bikinin teh manis dong,,," Teriaku ke arah dapur menyuruh bi minah untuk bikin teh.
"Iya den,Tunggu sebentar,,," Kudengar suara bi minah dari arah dapur.
Sambil menunggu teh yang di buat oleh bi minah aku mencoba mencari acara di televisi yang ada di depanku, Sudah lama sekali aku tidak menonton televisi di tengah rumah, Sesekali ku lirik ke arah kamar ibu tiriku yang terbuka setengahnya.
Aku menantikan ibu tiriku keluar dari kamar mandi memakai handuk yang di lilitkan di tibuhnya, Berkhayal ibu tiriku memakai handuk dan mengganti pakaian nya terlihat olehku.
"Gimana kemolekan tubuh ibu tiriku,,," Gumamku dalam hati, tanpa sadar batang kemaluanku sudah berdiri Menonjol di balik celana pendek yang ku kenakan.
"Ini den,,," Ucap bi minah sambil memberikan teh manis di depan meja, aku sedikit terkejut mendengarnya, Ucapan bi minah seakan membuyarkan khayalanku.
"Iya makasih bi,,," Balasku sambil melirik ke arahnya, Bi minah pun pergi kembali ke dapur, Segera ku melirik ke arah kamar ibu tiriku.
Kulihat ibu tiriku keluar dari kamar mandi, Namun yang kulihat sangatlah kecewa, Berbeda dari khayalanku, ibu tiriku keluar memakai gamis yang panjang dan kerudung yang lebar, Tidak seperti yang kuharapkan,
Harapanku ibu tiriku ketika keluar dari kamar mandi, memakai handuk yang di lilitkan di tubuhnya.
"Bagai manapun ibu tiriku adalah seorang ustadzah, menjaga auratnya adalah hal yang utama,,," guamamku dalam hati dengan sedikit rasa kecewa.
Harapanku untuk melihat komolekan ibu tiriku hilang sirna, Perlahan ibu tiriku berjalan keluar dari kamar nya, Segera menghampiriku yang berada di ruang tengah, Kulihat wajahnya tersenyum manis ke arahku.
" Apa sih, Ngeliatin ibu kayak gitu,,," Ucap ibu tiriku sambil duduk di dekatku.
"Ahh engga !! Ibu kedinginan,,," Balasku sambil mengalihkan pandanganku ke arah lain.
Melihat tingkah aku yang kaku, ibu tiriku tersenyum lebar.
"Sedikit dingin, Ini teh kamu, Ibu minum yah,,," Balasnya sambil menunjukan teh yang berada di meja, yang belum sempat aku minum sedikitpun.
"Iyaaa, Minum aja bu,,," Ucapku sambil melihat ke arah ibu tiriku dan tersenyum manis.
"Makasih,,," Balas ibu tiriku sambil memegang gelas teh yang akan di minum.
"Sruppptt,,," Kulihat ibu tiriku meminum teh, Terlihat cantik sekali wajah ibu tiriku, Memakai gamis hijau muda dan kerudung berwarna yang sama, Kaki kirinya bertumpu di kaki kanannya.
"Beruntung sekali ayahku ini,,," Gumamku dalam hati sambil kulihat dari sudut mata, ibu tiriku sedang meminum teh manis.
"Kamu kenapa sih, dari tadi ngeliat ibu kayak gitu,,," Ucap ibu tiriku sambil menaruh teh manis yang baru saja di minum.
"Ahhhhhh engga bu,,," Ucapku dengan gelagap berusaha menutupi malu.
"Ga usah malu, Ibu tau kamu ngeliatin ibu terus,,," Ucapnya sambil memukul pahaku dengan lembut.
"Euhhhhhhhhhh,,,," Ucapku gelagapan dan berusaha mengalihkan pandanganku ke arah lain.
"Euhhhhh apa,,," Ucap ibu tiriku sambil cengengesan menggodaku.
"Ibu cantik baaa,,,,"
"Assalamualaikum,,,," Terdengar suara dari arah luar dan membukakan pintu, Ucapanku terpotong dengan salam kedatangan ayahku.
Sontak kita berdua melihat ke arap pintu yang terbuka.
"Walaikumsalam,,,,"
