Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Five

Hari ini Chan bangun lebih dulu dari gue.

Mengenai kejadian dipesta Mark semalam, gue gak nanya Chan apapun pun dan dia juga gak menjelaskan sama sekali.

Dari semua cewe yang pernah ada dihati Chan menurut gue Sesil adalah sosok yang paling membekas. Chan dan Sesil berpacaran selama dua tahun. Hubungan mereka terjadi sejak sekolah mengengah atas.

Mereka putus karena Sesil harus melanjutkan studi ke luar negeri dan Chan mengalami masalah dengan keluarganya. Awal-awal hubungan gue sama Chan, dia masih sering banget membandingkan gue dengan Sesil. Bahkan Chan juga sering salah manggil nama gue.

Awalnya, gue sama seperti cewek-cewek lain yang Chan incer. Saat itu gue masih maba dan Chan adalah kating gue. Gue tau Chan menjalin hubungan ini hanya untuk main-main dan sebuah distraksi untuk melupakan Sesil.

Setahun pertama hubungan gue dan Chan adalah tahun paling berat, karena gue harus memahami semua keburukkan dia, dan gue lebih memilih tinggal daripada pergi.

"Gue udah beli bubur, makan dulu." suruh Chan sambil mengintip dari balik pintu kamar gue.

Gue masih gak bisa lupain apa yang terjadi semalam. Gue kesel, sedih, marah, muak pokoknya campur aduk.

Chan menegur gue galak. "Dimakan, jangan diaduk-aduk doang."

Gue memang gak minat sarapan, ditambah mengingat kejadian yang semakin membuat nafsu makan gue menghilang.

Chan berdehem lalu menatap gue, "Buat apa yang lo liat semalam, itu gak seperti apa yang lo pikirin," lanjutnya, "gue gak tau apa yang lo lihat, dan gue gak mau tau. Gue cuman pengen lo ngerti."

Gue hanya melirik dia sekilas tanpa minat, "gue ngerti." jawab gue.

Chan akan selalu seperti itu. Gak pernah menjelaskan dan meminta maaf. Dan gue pun juga gak pernah menuntut dia, mungkin itu alesannya Chan meremehkan gue.

Siang ini, rencananya gue mau pergi sama Bayu. Bayu adalah salah satu MUA yang jasanya sering dipakai untuk suatu acara. Walaupun Bayu memiliki skill make up yang mumpuni, bukan berarti dia ngondek.

Tolong jangan mikir gitu ya!

Bayu bahkan sedang mempersiapkan diri untuk melamar Kak Tantri, kekasihnya. Selain menyiapkan tabungan khusus untuk menikah Bayu juga membeli satu unit rumah, dari hasil kerja kerasnya sebagai MUA.

Rencananya Bayu akan menjemput gue. . Jadi setelah gue siap-siap gue menunggu di ruang tamu.

"Lo mau kemana?" tanya Chan ketika menyadari penampilan gue yang rapih. Chan baru aja selesai mandi.

"Kepo lo." jawab gue asal.

Chan menyahut dengan kesal. "Ye anjir, gue tanyain baik-baik jawabnya begitu."

Gue mengabaikan ucapan Chan lebih memilih fokus ke ponsel gue.

Suara bel apartemen gue yang berbunyi, membuat yue langsung melangkah untuk membukakan pintu. Dan seperti yang bisa gue tebak, orang tersebut adalah Bayu.

"Are we ready?" tanya gue bersemangat.

Bayu ketawa denger omongan gue, dia melangkahkan kakinya masuk dan langsung terkejut ketika melihat Chan.

"Anjir, abis ngapain lo Chan?" teriak Bayu.

"Lemesin yang bawah." jawab Chan asal sebelum dia ninggalin gue dan Bayu di ruang tv.

Saat kita duduk bersebelahan tiba-tiba Bayu megang pundak gue. Gue menoleh dan menatap Bayu penuh tanya.

"Calya, lo jujur ya sama gue. Gue janji gak akan cerita sama siapa pun, lo udah ngapain aja sama Chan?" tanya Baekhyun dengan wajah sedih.

Gue melotot denger pertanyaan Bayu. lah emang gue ngapain?

"Maksudnya?" tanya gue heran.

"Gue kenal dia dari belom sunat, Cal. Chan pasti nginep kan? Gak mungkin Chan tidur sama cewek tapi cuman sebatas tidur doang." desak Bayu sekali lagi.

Gue mengerutkan alis kebingunga. "Lah Chanyeol sering nginep disini, gue sama dia gak ngapa ngapain."

"Sama sekali? Not even make out, or--"

Gue memotong ucapan Bayu.

"Bay, gue gak ngapa-ngapain! Percaya deh." kata gue sambil menatap dia.

Bayu menghela nafas sebagai respons. "Oke, kalau memang lo udah melakukan sesuatu sama dia please, be safe. Kalau belum.... Jangan dulu, ya."

Gue tersenyum mendengar perkataan Bayu. Dia sekhawatir itu sama gue ternyata.

"Btw, lo liat gak sephora haulnya Tasya Farasya? Anjir, dia mantep banget, Cal kalau belanja!" seru Bayu.

"Udah, gue aja sampe lupa dia belanja apa karena kebanyakan." sahut gue.

Mata Bayu berbinar ketika menyahuti ucapan gue. "Gue mau beli brushnya Marc Jacobs, Cal, tapi belom kesampean. Eh dia dapet yang diskon 50%."

"Mending beli dishopee, Bay, seratus ribu dapet banyak."

"Itumah brush buat tembok bukan buat muka!" Protes Bayu

Bayu ini memang selalu memegang prinsip harus memberi yang terbaik kepada klien. Bayu sangat profesional dalam menjalankan pekerjaannya.

"Yok lah, gue udah gak sabar untuk pergi ke surga." ajak Bayu.

Gue kaget, maksudnya Bayu itu--

Bayu melanjutkan ucapannya sambil tersenyu. "Menuju Sephora, Calya."

Gue sama Bayu udah jalan mau keluar apartemen, tapi tiba-tiba Chan muncul dan berteriak, "Gue ikut!" .

"Kita mau belanja make up Chan." jelas Bayu

"Gue mau beli kondom. Lagian lo kesini pasti naek ojol kan? Udah pake mobil gue." Kata Chan gak mau kalah.

Baekhyun mencebikkan bibir, "Beli kondom siang-siang." Ejeknya.

Saat udah sampai di mobil Chan, gue dan Bayu sama-sama duduk dikursi belakang, jadi Chan sendirian di depan.

"Sialan! Kok lo berdua dibelakang? Cal, maju! Lo pikir gue supir lo hah?" bentak Chan.

Gue mendorong bahu Bayu "Sono, Bay, duduk depan gue udah pw." suruh gue.

"Calya! Gue itung ampe tiga lo gak pindah gue jambak ya lo?!"

Gue dengan tergesa-gesa pindah ke kursi depan.

"Tau diri dong, udah pake mobil gue gue setirin masih mau enak-enakkan dibelakang." sinis Chan.

Gue diem aja, bukan berarti kata-kata dia bener. Cuman tau kan kata-kata, yang waras ngalah. Nah gue mencoba ngalah karena, gue merasa masih waras.

Saat sampai di sephora Bayu langsung heboh. Dia seseneng itu belanja make up, karena dia seneng make up in cewe, dia suka liat cewek tampil cantik.

"Cal, anjir brushnya Marc Jacobs masih ada yang diskon, lo mau yang mana? Yang buat powder atau blush on?" tanya Bayu.

"Gak usah, Bay." tolak gue.

"Ih pilih atau gue marah!" .

Akhirnya gue memilih brush untuk powder.

Ketika lagi liat-liat foundation, ada yang manggil Bayu, "Hai, Bay, kebetulan banget aku ketemu kamu!" gue kenal banget suara itu.

Suara Sesil.

Bayu langsung menatap malas, dia bahkan gak menjawab perkataan Sesil.

"Bay, aku minta bantuan kamu dong untuk milih foundation yang shade gak kecerahan." pinta Seulgi.

"Ya, lo swatch aja di tangan lo." Jawab Bayu galak.

"Udah, tapi tetep kecerahan Bay, aku jadi kayak dempul banget. " jelas Sesil.

Gue sama Chan bengong aja. Jujur Sesil cantik banget, jauh lebih cantik dari yang gue lihat difoto, Chan sampai gak ngedipin mata saat ngelihat Sesil.

"Ya lo pilih concealer yang rada gelap! Gitu aja gak bisa, lo ngapain keluar negeri kalau gitu aja gak bisa!" sinis Bayu.

Gue tau Bayu gak suka sama Sesil, tapi kali ini dia jutek banget.

"Lo biasa aja kali Bay, gak usah ngegas gitu!"

Kalian tau siapa yang ngebela Sesil? Ya benar, Chan.

"Ya lo aja yang kasih tau sana, gue sih gak mau ngasih tau nih cewek uler!" tunjuk Bayu ke Sesil.

Gue yang melihat kondisi makin gak kondusif, langsung narik Bau ke kasir.

"Sil, kamu sendiri? Mau gabung? Atau mau aku temenin aja? "

Gue sama Bayu yang denger kata-kata itu langsung saling pandang-pandangan, Bayu menggenggam tangan gue dengan erat, seakan dia menguatkan gue atas apa yang lagi terjadi sekarang.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel