Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Obrolan Chat

Daniel Zega bukanlah orang yang mudah dilayani. Suasana hatinya ketika tidak senang lebih menyeramkan daripada seekor Serigala kelaparan. Dia akan membabi buta meluluhkan semua yang membuatnya tidak senang.

Dua orang saling pandang dengan wajah memelas lesu. Saat bersamaan, dada terasa sesak seperti menghirup gas beracun. Nyawa sedang berada diujung tanduk siapa yang tak sesak napas. Diantara hidup dan mati membuat semua orang ketar ketir ketakutan.

Dalam ketakutan itu, hati terus bertanya-tanya.

Apa yang harus mereka lakukan dengan keadaan informasi yang tidak jelas seperti ini? Tidak mungkin hanya berpangku tangan saja, 'kan? Yang ada mereka bisa mati benaran.

Mati bukan pilihan mereka. Seandainya harus mati pun haruslah dengan cara yang terhormat, bukan karena gagal melakukan pekerjaan seperti ini.

"Apa yang harus kita lakukan?"

Ketua Pengawal George Man meminta pendapat. Pikirannya mendadak buntu menghadapi masalah ini.

Joe Liem memiliki satu ide dalam benaknya. Dia ada rekan memiliki kemampuan menggambar sketsa wajah seseorang. Dengan mendengar cerita saja, dia bisa langsung menginterpretasikan ke dalam sketsa nyata. Selama melakukan pekerjaannya, semua hasil dari sketsa miliknya sudah terbukti akurat 100%.

"Ketua George bagaimana kalau kita membuat sketsa wajah dari wanita itu kemudian pasang pengumuman di internet kemudian tambahkan hadiah sebagai kompensasi agar lebih banyak mendapatkan atensi dari pengunjung."

George berpikir sejenak. Taruhan misi kali ini adalah nyawa. Kalau salah melangkah takutnya nyawanya melayang.

Yang lainnya tidak berani mengajukan pendapat takut salah langkah malah membunuh diri sendiri.

Karena tidak ada orang lain memberikan pendapat, Ketua George memilih menyetujui ide dari Joe. Ide dari Joe ada benarnya juga. Orang zaman sekarang kalau menyangkut uang pasti sangat suka. Diharapkan ide ini mampu menarik atensi orang, dan salah satu diantaranya dapat mengenali wanita yang dicari oleh bos mereka.

"Hubungi temanmu secepatnya. Kita tidak punya banyak waktu."

"Baik, Ketua George, aku akan menghubunginya sekarang."

-

Berita tentang misi Aurora kali ini dengan cepat menyebar kepada seniornya.

Ruang Obrolan Grup Chat, The Lion.

Dalam anggota grup berjumlah 6 orang temasuk Aurora Queen. Grup ini sangat aktif mengabarkan segala hal penting menyangkut Lion King beserta gosip-gosip terpanas dari seluruh anggota itu sendiri.

Kenari Rupawan, "Hei! hei! seseorang memberi tahuku bahwa Adik Aurora Queen mendapatkan misi menaklukkan hati seorang pria. Bagaimana menurut kalian tentang ini?"

Eric Cantona sangat suka bergosip. Begitu mendapat kabar ini dari adik seniornya, tanganya sudah tidak sabar mengetik kemudian mengirimnya ke grup chat.

Merak Jantan membalas pesan, "Oh tidak! Itu adalah akhir hidup dari pria itu. Kupikir dia akan mati terbunuh ditangan Dewa Kematian kita!"

John Mayer, sangat tahu bagaimana sifat Aurora dalam melakukan misi. Dia sangat yakin Aurora akan menaklukkan pria itu.

Kenari Rupawan mengetik, "Aku belum memberi tahu siapa identitas pria itu. Dia adalah Daniel Zega. Kalian tahu bagaimana reputasinya, 'kan?"

Kembang 7 Rupa membalas, "Tidak bisa berkata-kata. Dewa kematian bertemu dengan Raja Neraka siapa yang akan menang?"

Ares Brandon, kesulitan untuk berpikir. Dalam hati, dia hanya bisa berdoa untuk Aurora agar berhasil melakukan misi itu.

Kucing Yang Menawan, membalas pesan, "Adikku yang terbaik. Raja Neraka akan dikalahkan olehnya."

Antonio Blanco, menaruh keyakinan besar terhadap misi kali ini. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh Aurora, Antonio yakin dia bisa melewatinya dengan mudah, sekali pun orang itu adalah Daniel Zega.

Ponsel di atas nakas terus bergetar menarik atensi Aurora. Dia sedang duduk termenung di atas kasur menjadi kesal meraih ponselnya di atas nakas.

Putri salju membalas pesan, "Lihatlah kau ini, Eric! Sudah bau tanah masih saja suka bergosip!"

Kata bau tanah segera memancing emosi Eric.

Burung Kenari Rupawan, "Adik Queen marah? Mengapa hatiku malah jadi berdebar-debar?!"

Eric suka membuat Aurora marah meledak-ledak. Jadi, ketika Aurora mengancamnya, dia malah balik menggodanya bukan berhenti dari sikapa konyolnya barusan.

"Eric! Kau sudah bosan menggunakan tanganmu?"

"Hohoho! Adik Queen benar-benar menyeramkan. Ngomong-ngomong ke mana perginya Pengembara waktu? Apa dia patah hati mengetahui Queen akan berhubungan dengan pria lain?"

"Eric! Tutup mulutmu!" Queen benar-benar kehilangan kesabaran menghadapi sikap pengosip Kakak Seniornya ini.

Apa tidak bisa mengerem mulut sedikit saja?

Perlukah dia menjahit mulutnya baru bisa diam?

Pengembara waktu adalah Kakak pertama dari anggota Lion King. Sudah merupakan rahasia umum bahwa Carl Rogers menyukai Aurora. Dia pernah menyatakan cintanya, namun ditolak oleh Aurora. Ini adalah topik sensitif, tidak boleh sembarangan diucapkan, namun Eric sangat berani mengangkat topik itu seakan tidak ada yang salah.

"Jangan terlalu galak, Queen! Aku ini Seniormu loh!" Eric menggoda Queen lagi.

"Memangnya kenapa kalau kau Seniorku? Apa aku tidak bisa memukul mulut busukmu itu?"

Pengembara waktu tidak merespon apapun. Dia secara rahasia membaca obrolan grup chat. Dia mengetahui semua isi percakapan di sana. Akan tetapi, dia tidak sedikit pun muncul keinginan untuk bergabung.

Usai menyebarkan gosip, Eric lantas berpamitan pergi, "Saat ini aku sedang kerja, tidak lanjut mengobrol dengan kalian lagi. Dah!"

Yang lainnya pun sedang sibuk meninggalkan obrolan membiarkannya mengambang begitu saja.

Aurora melihat semua orang pergi tidak ada tempat untuk melampiaskan amarahnya. Dia membanting ponselnya ke atas tempat tidur memakai sangat kencang, "Sailan!"

Dari luar terdengar ketukan pintu.

"Bro Queen, kami sudah selesai bersiap-siap pergi. Apa kau sudah selesai bersiap?"

Queen melupakan hal penting ini. Dia ada mengajak rekan kerjanya untuk pergi ke salon untuk merubah semua penampilan dirinya saat ini.

Queen diam sejenak mengusap-usap wajahnya kemudian menarik napas perlahan baru merespon berkata, "Tunggu sebentar, aku sedang bersiap-siap."

"Bro Queen, pelan-pelan saja bersiapnya. Kami tidak terburu-buru."

Di luar kamar, 5 orang rekan kerjanya menunggu Queen. Mereka semua duduk di sofa termenung memikirkan rencana apa yang bagus sekiranya dapat membantu masalah Queen saat ini.

"Menurut kalian bagaimana cara kita membantu Bro Queen?"

Meskipun Globe sangat banyak bicara, namun dia tipe orang sangat memedulikan masalah orang lain. Ketika rekan kerjanya memiliki masalah, dia adalah orang pertama yang akan memikirkan solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut.

Nick menggelengkan kepalanya. Tatapan matanya kosong menatap ke sembarang arah. Otaknya sedang tidak bersahabat untuk diajak berpikir keras, takutnya otaknya menjadi bermasalah bila tetap dipaksakan.

"Kita pergi saja ke salon terlebih dahulu. Nanti di sana pasti banyak wanita, kita bisa bertanya kepada mereka bagaimana menaklukkan hati seorang pria?"

Barack berbicara begini seperti mengakui bahwa mereka ini bukanlah pria.

Bukankah mudah bagi mereka untuk memberi solusi kepada Aurora. Secara mereka adalah pria normal, tentunya tahu bagaimana ingin diperlakukan oleh wanita.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel