Puasin Tante?
“Ren tehnya diminum!" Ujar tante Amara padaku.
"Iya tante... Sebentar lagi selesai kok ini."
Tante Amara berdiri menuju dapur untuk mengambil sesuatu. Aku melirik penasaran padanya sambil memperbaiki PC tante Amara.
"Ngapain lagi tuh tante... Bikin penasaran aja." Seru ku dalam hati.
Tante Amara datang kembali membawakan sepiring berisikan berbagai macam buah-buahan.
"Rendy, ini ada buah... Tante taruh sini yah..." Ucap tante Amara.
Aku menatap dan menganggukkan kepala pada tante Amara dan berkata, "Tante gak perlu repot-repot begitu tan..." Kataku padanya.
"Gak papa Ren, gak ngerepotin kok..."
Aku tersenyum manis pada tante Amara dan melanjutkan pekerjaanku.
"Ren, Ini pisangnya manis banget loh... Jihan bilang dia juga suka sama ini.”
Tante Amara mengambil sebiji pisang yang cukup besar dari atas piring, Mengupasnya secara perlahan-lahan dan memasukannya kedalam mulut. Mataku tanpa alasan melirik nakal tante Amara.
Dia dengan sengaja menjilati dan memaju mundurkan pisang ke mulutnya.
Ini seperti pemandangan ketika kamu menonton film biru saat pemeran wanita asyik memainkan burung didalam mulutnya.
"Ugh, Sialan... Tante Amara ngapain sih...?! Bikin aku terangsang aja." Gumamku dalam hati.
Tante Amara menyadari saat aku diam diam meliriknya. Seketika aku memalingkan wajahku, dan dia berkata,
"Ren... Habis ini kamu mau gak tante pijitin? Kamu pasti capek loh habis kerja seharian terus tante suruh seperti ini."
Dadaku mendadak berdebar kencang, aku menelan ludah ku sendiri. "A-ahaha... Gak perlu tante, aku gak capek kok."
"Harus mau Ren... Tante maksa loh!" Ujar paksa tante Amara.
Aku hanya tersenyum ringan seraya tanganku bergerak sendiri memperbaiki PC tante Amara.
15 menit berlalu, singkatnya aku telah berhasil memperbaiki PC tante Amara yang rusak di bagian konektor dalam. Tante Amara tertidur nyenyak di atas sofa saat menunggu ku. Aku mendekati tante Amara dengan pelan, dan berusaha untuk membangunkannya. Aku sama sekali tidak tega membangun tante Amara yang sudah tertidur nyenyak. Seketika mataku langsung otomatis fokus pada belahan dada sekalnya yang tampak jelas di depanku.
"Wahh mantep banget itunya..." Ucapku dalam hati.
Aku terus saja mendekati tante Amara dengan pelan untuk melihat dadanya dengan jelas. sekarang aku berada hanya beberapa sentimeter saja dari dadanya. Aku menghirup aroma yang sangat wangi dari tubuh tante Amara dan bergumam,
"Tante pasti sering mandi bunga tujuh rupa, badannya wangi banget." Batinku.
Sialan... Aku pasti sudah dianggap sangat gila sekarang oleh pembaca, karena bertindak mesum pada ibu temanku sendiri.
Aku berniat membuang pikiran kotor kepada tante Amara sekarang, Tiba-tiba saja tante Amara menghadap padaku dan itu sangat membuatku terkejut seketika.
"Mm.."
*Blakk*
Tubuhku menghantam meja kaca di belakangku sekarang. Hal itu membuat tante Amara terbangun karena kaget. Aku dengan panik menutup mataku karena posisiku sekarang bisa saja membuat dirinya salah paham. Saat membuka matanya, dengan sontak dirinya bertanya padaku,
"Ada apa Ren?"
Aku menghela panjang napasku dan sedikit tersenyum mengatakan,
"Gak apa apa tan, aku tadi cuma mau ngebangunin tante, tapi aku ngerasa gak tega aja pas ngeliat tidurnya tante nyenyak banget... Oiya tan, PC nya tante udah selesai ni.... Tinggal di coba aja."
Tante Amara tertawa manis sambil menutupi mulutnya, adegan itu membuat hatiku tiba tiba terpana. Wajahnya terlihat sangat cantik dan manis walaupun usianya menginjak 38 tahun.
"Gak apa apa kali Ren, santai aja sama tante mu ini... Beneran sudah selesai kah Ren? Syukurlah kalo begitu... Yasudah ayo kekamar tante! Biar tante pijitin kamu disana."
Aku tiba-tiba saja grogi dan jantungku berdegup kencang lagi kali ini,
"Haa? Beneran serius tan?" Tanyaku.
"Serius lah Ren..."
"Gak mau coba PC nya dulu kah tan?"
"Nanti aja Ren, aku percaya aja sama kamu kok," Ujar tante dengan senyum manisnya.
Kami bergerak menuju kamar tante Amara. Saat membuka pintu, angin dingin AC menyentuh kulit ku dengan paksa. Aroma kamarnya begitu harum dan sangat khas. Aku melihat sekeliling kamarnya yang memakai cat berwarna pink itu.
Foto foto dirinya saat masih muda terpampang jelas di dinding kamarnya. Jelas sekali, tante Amara sangat cantik dan seksi sedari muda. Aku melihat foto kecil di atas meja kayu beralaskan taplak yang begitu bagus. Foto itu adalah foto tante Amara berdua dengannya suaminya.
"Cepat sini Ren!"
Tante Amara menyuruh ku untuk naik ke atas ranjang empuk miliknya, dengan ragu aku menuruti perintah tante Amara.
"Ren, Cepat buka bajumu! Aku mau ngolesin minyak ke badanmu..." Seru tante Amara mendebarkan jantungku.
"Buka baju tan?" Tanyaku kaget.
"Iya Ren... Kenapa? Kamu malu sama tante? Kalo gitu tante juga buka baju biar kamu ada yang nemenin gak pake baju," Ujar tante Amara sambil meyakinkan ku.
"Ahh... gak usah tan, biar aku aja yang buka baju,"
Saat membuka bajuku, dengan cepat tante Amara menarikku ke atas ranjangnya. "Rendy tengkurap ya! Tante mau ngolesin ke punggung mu."
Tante Amara membuka sebuah botol berisikan minyak, minyak itu beraromakan bunga melati yang sangat harum dan mengoleskan ke setiap sudut punggungku.
"Kamu sering latihan beban kah Ren? Badanmu bagus banget loh... Kamu pasti banyak disukai cewek-cewek kan? Udah ganteng, badannya atletis lagi." Puji tante Amara padaku.
"Gak juga tan..." Jawabku singkat.
"Ren kamu udah punya pacar kah?" Tanya penasaran tante Amara padaku.
Seketika aku berpikir tentang pertanyaannya, mengapa dirinya menanyakan hal itu? Tetapi aku cuma pikir dia cuma basa basi saja.
"Gak ada tan, Rendy ga punya pacar…”
"Haa... Seriusan Ren?"
"Iya tan."
Dirinya mulai menanyakan hubungan ku dengan Jihan.
"Kamu sama Jihan juga gak ada hubungan apa-apa berarti ya?" Tanya penasarannya.
"Gak ada tan, cuma temenan aja kok."
"Kalo tante nembak kamu, Kamu bakal Terima tante gak jadi pacarmu?"
Sekejap mataku terbuka lebar dan rahangku seperti akan terjatuh.
"Hahaha... Tante bercandanya aneh dah." Jawabku dengan suguhan sedikit tawa.
"Lah... Emangnya tante kelihatan bercanda?" Ucapannya kali ini bisa saja membuat ku gila.
Mengapa dirinya berkata seperti itu pada ku. Sepertinya tante Amara sedang kesepian karena suaminya bekerja sangat jauh dalam waktu yang cukup lama, sehingga dirinya mengucapkan sesuatu hal melantur.
"Jadi pacar Rendy? Kan tante udah punya suami dan anak, anak tante juga temen deket aku kan..."
Tante Amara tertawa cukup puas sambil menutupi mulutnya dan berkata,
"Gak kok Ren... Tante cuma bercanda, gimana enak ga pijitan tante? Kamu kelihatan menikmati pijitan tante loh" Ujarnya
Pijatan lembut dan hangat dari tangan tante Amara seakan-akan membuat ku merasa terbang menuju awan. Mataku perlahan-lahan merasa akan tertutup dan... Ini sangatlah nikmat.
"Nah kan... Tante dari dulu emang suka banget godain Rendy dah. Iya tan enak banget, sampe aku mau ketiduran nih tan." Jawabku.
"Jangan tidur dulu dong Ren... Kamu kan belum puasin tante.”
Mata ngantuk ku kembali bergejolak hingga hampir keluar saat mendengarkan ucapan nyeleneh tante Amara lagi.
Yah... Aku harap aku salah dengar atau salah mengartikan tentang ucapan "puasin" Nya tadi...
Aku memberanikan diri untuk bertanya kembali pada tante Amara tentang ucapannya barusan.
"Puasin? Maksudnya tan?" Tanya ku penasaran.
"Haa... Rendy kan sudah dewasa masa gak paham kata-kata tante sih?"
Aku mulai menarik napas panjang dan berkata,
"Puasin tante maksudnya begituan dengan tante?" Tanya ku sangat panik.
