Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Sugar Baby | Orang Itu..

Author POV

Sampai di sekolah, Millie sudah disambut hangat oleh sahabatnya yang bernama Rachel. Gadis berambut pirang dengan mata kecoklatan yang sangat cantik itu adalah satu-satunya sahabat Millie. Awal mula keduanya dekat juga karena satu profesi. Yup, Rachel juga seorang Baby Sugar. Namun bedanya dia bekerja karena ingin mencari kesenangan sendiri.

Millie dan Rachel berjalan bersama di koridor yang tengah ramai. Beberapa siswa tampak bersiul menggoda keduanya yang tampak sangat cantik pagi ini. Namun mereka berdua bersikap seolah tak ada gangguan.

"Bagaimana weekend-mu kemarin?" tanya Rachel dengan tampang innocent. Keduanya masih berada di tengah perjalan menuju kelas.

"Bad, dia menyiksaku lagi." Millie menjawabnya dengan acuh.

Mendengar itu, Rachel spontan berhenti. Wajah datar yang tadi terpatri di wajahnya berangsur khawatir. Tanpa kata dia langsung menyeret Millie ke kamar mandi.

"What are you doing, Chel?" Millie tampak terkejut karena gerakan tiba-tiba gadis itu.

Rachel tak menjawab, sudut matanya tampak berair dengan genangan yang mulai nakal ingin meluber. Millie yang melihat itu menggigit bibirnya, menahan tangis karena gadis di sampingnya ini tetap sama. Selalu peduli.

"Dimana saja dia memukulmu?" tanya Rachel dengan suara menuntut.

Tanpa menjawab, Millie mulai menunjuk bagian tubuhnya yang kini dihiasi lebam biru akibat pukulan yang dilakukan oleh ayahnya tadi pagi. Rachel yang melihat itu beberapa detik terkesiap dan tak mampu lagi menahan air matanya.

"I told you once again, Mil. Kamu harus pergi dari neraka itu." tangis Rachel sembari memeluk Millie yang mulai bergetar dalam pelukannya.

"I can't. Aku-.. Aku tidak tau kenapa aku tidak mau pergi dari sana." Millie menjawabnya dengan isakan yang berhasil membuat Rachel semakin dirundung kesedihan.

"You can live with me. Without him, you can be better." tegas Rachel pada Millie agar gadis itu sadar.

"But-

"Shut up! Believe me, Millie." potong Rachel cepat, membuat Millie akhirnya mau mengangguk.

Keduanya berpelukan dengan air mata yang membasahi pipi mereka. Dengan Millie yang menangisi kisah hidupnya, dan Rachel yang tidak tega dengan apa yang dialami oleh sahabatnya ini.

|•|

"Who is that?" tanya seorang siswi dengan antusias.

"Guru baru. Dengar-dengar dia anak pemilik yayasan. Dia juga punya beberapa perusahaan." jawab siswi berambut cepol.

"Woahh.. pasti dia sangat kaya. " timpal siswi lain.

Millie menatap segerombolan teman sekelasnya yang tampak heboh membicarakan seseorang yang sama sekali tidak dia ketahui. Gadis itu berdecak karena mereka terlalu bising hingga membuat tidurnya tidak nyenyak.

"Sssttt…Dia datang!" heboh siswi bernama Karina.

Millie masih tidak sadar dengan kedatangan seseorang yang berhasil membuat semua siswi di kelas itu berdecak kagum. Bahkan Rachel yang tadi sibuk dengan alat make up-nya juga sampai berhenti.

Dok dok dok

"Silent, please!" gema suara berat yang berada di depan kelas. Mendengar itu, Millie yang tadi hampir saja masuk ke alam mimpi, kembali terseret masuk ke real life.

Dengan setengah hati Millie mengangkat kepalanya dari bangku meja yang sangat nyaman untuk dia pakai tidur. Ketika tak mendengar suara apapun yang ada di sekitarnya, otomatis Millie menatap ke arah penyebab situasi ini bisa terjadi.

Spontan, mata Millie langsung membulat begitu melihat orang yang ada di depan kelasnya. Sepersekian detik suasana kelas terasa sunyi. Namun orang itu sepertinya sudah tidak sabar ingin membuka kelasnya.

"Saya Adam Holland. Miss Evelyn berhalangan hadir untuk beberapa bulan ke depan. Jadi saya yang akan menggantikannya untuk mengajar materi pelajaran bahasa inggris." jelas orang itu.

"Understand?" tanyanya dengan alis terangkat karena sedari tak ada suara apapun.

"Yes, Sir." ucap mereka serempak.

"Okay, class. Open english book page 108!" lanjutnya yang langsung dilaksanakan oleh semua siswa-siswi yang ada di sana.

|•|

Millie menatap pria dewasa di depannya dengan pandangan kagum. Orang ini yang dia temui di taman ketika bersama Om Eddy kemarin. Tak di sangka dia bisa bertemu dengan orang ini dan mengetahui namanya.

"Sstt, Mil.." tiba-tiba Rachel menyenggol lengannya.

"Why?" tanya Millie tanpa melepaskan pandangannya pada sosok Adam yang tengah menjelaskan di depan.

"Liurmu keluar." bisik Rachel.

Sontak Millie langsung mengelap mulutnya dengan punggung tangan. Setelah menyadari bahwa tidak ada bekas basah dia melirik tajam ke arah sahabatnya yang tampak cekikikan.

Gyut

"Arrghhh… " spontan Rachel langsung berteriak meringis karena Millie yang tiba-tiba mencubit lengannya cukup keras.

"Ekhem. What happened?" tanya seorang pria yang berada di depan Millie. Gadis itu sampai menahan nafasnya beberapa detik karena saking dekatnya jarak di antara mereka. Forgot it! Jarak mereka dibatasi oleh bangku, jadi tidak dapat dikatakan bahwa jarak mereka berdekat. Hanya Millie yang berpikiran seperti itu.

"No-nothing, Sir." jawab Rachel terbata, menundukkan wajahnya dengan malu.

"Jangan berisik." kata Adam dengan suara datar. Dia hendak kembali ke tempatnya, namun sebelum itu dia melirik ke arah Millie dengan tatapan yang sangat tajam. Millie sampai bergidik karena tatapan itu.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel