Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab. 2 Rani Berkerja Di Kota

1.      Rani Berkerja ke kota

Rani diantar oleh pak Asep kesebuah rumah yang cukup luas dan megah yang bercat putih, walaupun hanya terdiri dari satu lantai, tetapi keadaan rumah tersebut menurut Rani sudah sangat mewah karena di desanya tidak ada rumah yang sebagus ini, halaman rumahnya luas dan ditanami banyak bunga yang indah, semua tanaman terlihat sangat rapi, Rani melihat dari celah pagar tinggi seukuran dua meter. Pak Asep terlihat menekan bel beberapa kali dan tak lama dari dalam terlihat seorang bapak – bapak keluar untuk membuka pagar.

“ Siang mang Amat, ini saya bawa Rani yang mau berkerja disini, beberapa hari lalu saya sudah mengabari Ibu, katanya di bawa aja.” ujar pak Asep sambil tersenyum.

“ Ya sudah masuk dulu pak Asep, kebetulan ada ibu didalam, masuk duduk di teras dulu saja, saya kabari ibu dulu.”jawab bapak – bapak tadi yang dipanggil mang Amat oleh pak asep.

Kemudian Rani dan pak Asep berjalan masuk mengikuti mang Amat dari belakang. Halaman rumahnya begitu luas, jalan masuk tertata rapi dengan pavling block, samping kanan kirinya terhampar rumput – rumput taman dan banyak ditanami tanaman hias warna warni yang bagus. Rani melihat sekeliling halaman dengan tersenyum, ternyata benar juragan yang ditawarkan oleh pak Asep ternyata orang kaya. Terlihat dari rumahnya yang begitu mewah dan tamannya, mana ada di desa Rani rumah sebagus ini.

Tak lama mereka sampai di teras rumah, ada sebuah meja dan beberapa kursi yang terbuat dari besi,  Rani dan pak Asep diminta untuk menunggu disana, kemudian mang Amat masuk ke dalam rumah. Di samping rumah berdiri sebuah pohon beringin tua yang besar dan tinggi. Pohon beringin itu diikat dengan sehelai kain kuning, Rani memandang ke pohon tersebut. Pohon beringin besar itu sangat rimbun sehingga dibawahnya terlihat gelap karena tidak ada cahaya matahari yang bisa masuk. Rani sedikit bingung melihatnya, karena rumah yang begitu bagus kenapa harus ditanami dengan pohon besar seperti itu.

Tak lama kemudian sekitar lima belas menitan dari dalam rumah mang Amat keluar bersama seorang perempuan berparas cantik yang kira-kira berumur tiga puluh tahunan. Menurut pemikiran Rani nyonya ini seperti artis yang dilihatnya di televisi, wajahnya sangat cantik, warna kulitnya putih tidak seperti dia yang berkulit coklat tua . Perempuan tersebut menyodorkan amplop ke pak Asep, kemudian pak Asep mengucapkan terima kasih dan kemudian pamit mengundurkan diri. Nyonya itu menyuruh mang Amat untuk membawa Rani masuk ke dalam rumah, kemudian Rani diantar masuk oleh mang Amat yang ternyata adalah tukang kebun dirumah mewah itu ke dalam rumah dan dikenalkan dengan nyonyanya.

“Nama kamu siapa?’ Tanya nyonya tersebut.

 “Saya Rani nyonya” jawab Rani sambil menunduk agak takut karena dia baru pertama kali berbicara dengan orang kota. Sepertinya nyonya ini tidak begitu murah senyum, dia hanya menatap Rani tanpa ekspresi ramah.

“Baik, kamu panggil saja saya Bu Mala  tidak perlu nyonya. Tugas kamu sekarang bantu saya bersih - bersih di rumah ini. Dan ingat setiap malam sebelum jam 10 malam kamu sudah harus mengunci semua pintu dan jendela di rumah ini tidak boleh telat dari jam 10 malam, ingat itu. Dan kamu tidak boleh masuk ke kamar di tengah itu karena itu kamar saya dan bapak, kamu tidak perlu membersihkan kamar saya, cukup ruangan lain di seluruh rumah ini tapi tidak kamar saya, apa kamu mengerti Rani?” Sambil menjelaskan bu Mala menunjuk ke arah sebuah kamar diruang tengah.

Rani menoleh melihat ke arah yang ditunjuk oleh bu Mala.

“Iya Bu, saya mengerti” jawab Rani cepat, dia tidak heran kenapa Bu Mala melarangnya masuk dan membersihakan kamarnya, karena mungkin itu kamar pribadi pasti tidak mau dibersihkan orang lain.

Bu Mala hanya basa basi menjelaskan tentang pekerjaan Rani dan menunjukkan kamar yang akan ditempati oleh Rani yang terletak di bagian belakang rumah dekat dapur, kemudian menunjukkan seluruh rumah kepada Rani. Ternyata rumah mewah majikannya itu terdiri dari tiga kamar tidur, yaitu kamar depan didekat ruang tamu, kamar tengah yaitu kamar majikannya dan kamar belakang yang akan ditempati oleh Rani. Kemudian Bu Mala mengajak Rani ke dapur untuk membantunya memasak. Jadi untuk urusan dapur tidak diserahkan ke Rani, tetap Bu Mala yang memasak dan Rani hanya bantu- bantu saja.

Hari demi hari berlalu dan sudah seminggu Rani bekerja di rumah Bu Mala, Rani sudah mulai mengerti rutinitas pekerjaannya tersebut. Setiap pagi dia bangun jam lima pagi kemudian menyiapkan diri, kemudian jam 6 pagi membukakan pintu untuk mang Amat dan pak Yayat sopir majikannya. Majikannya akan bangun sekitar jam 7 pagi, Rani akan menyiapkan dua gelas kopi di meja makan untuk pak Roby dan bu Mala sedangkan sarapan akan disiapkan oleh bu Mala sendiri. Setelah pak Roby berangkat ke kantor, Rani akan  membantu bu Mala memasak di dapur, kemudian membersihkan kamar- kamar.

Oh ya ternyata tuannya adalah seorang bapak- bapak berumur sekitar 40 tahun lebih bernama pak Roby, tuannya ini juga tidak terlalu banyak bicara. Setiap hari tuannya pergi berkerja dari pagi sampai sore, hanya sesekali saja bu Mala kadang pergi bersama pak Roby. Rani hanya berjumpa dengan pak Roby sehari dua kali, dan Rani jarang berbicara dengan tuannya, hanya jika bertemu Rani akan menyapa dan dijawab dengan anggukan oleh pak Roby. Rani tidak tahu apa bisnis majikannya, yang dia tahu hanya tuannya ke kantor tiap hari diantar oleh sopirnya yang bernama pak Yayat.

Sehari – hari bu Mala juga lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam kamarnya, hanya keluar saat sarapan, makan siang dan makan malam saat pak Roby pulang kantor. Saat pak Roby di rumahpun tidak pernah terlihat oleh Rani kedua majikannya duduk mengobrol bersama di ruang keluarga, selalu saja aktivitas mereka hanya didalam kamar mereka. Suasana rumah majikannya ini begitu sunyi dan sepi, hanya terdengar sesekali suara kegiatan mang Amat ditaman. Setelah berkerja di rumah majikannya ini Rani merasa sehari – harinya dia tidak pernah berbicara hanya diam saja, karena kebetulan mang Amat dan pak Yayat juga sama seperti kedua majikannya, tidak terlalu banyak bicara, hanya bicara seperlunya saja.

Pagi setelah memasak, kegiatan Rani sampai siang yaitu membersihkan rumah dan kemudian sorenya kembali membantu bu Mala di dapur, setiap malam tugasnya yaitu mengunci semua pintu dan jendela sebelum jam 10 malam kemudian pergi tidur. Untuk menghabiskan waktunya Rani kadang duduk di teras memandangi tanaman di taman, dengan memandang bunga – bunga itu hati Rani sedikit terhibur dengan suasana sunyi di rumah itu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel