6. Gudang
"eh di ruang guru Lun"kata ku kaget karena Luna mengajak ke ruang guru, tempat yang tak terduga
"iya pak, sini ikut Luna aja"kata Luna
Luna pun masuk ke dalam ruang guru. Dia lalu menuju ke sebuah pintu ruangan dimana ruangan itu sebenarnya adalah gudang arsip.
kreeeek...
Pintu gudang itu pun terbuka. Gudang itu letaknya agak jauh di ujung berkebalikan dengan tempat dudukku.
"nah di sini pak aman pak"kata Luna
"hah?serius?kok bisa?"kata ku yang kaget
"mau gimana gak aman pak, tersembunyi gini tempatnya, apalagi kan pasti tukang bersih-bersih baru besok datang, terus pak penjaga, mana curiga kalau di ruang guru ada kita berduaan pak hihi"kata Luna
Aku pun menirut saja dan masuk ke dalam bersama Luna. Gudang itu cukup sempit sebenarnya dan banyak tumpukan kertas ataupun buku yang kebanyakan sudah tidak terpakai dan sudah siap di paking untuk di loakkan.
"tutup pintunya dong pak, bapak mau ngasih tahu orang lain kalau kita berdua di sini"kata Luna
"iya Lun"kata ku
Akupun menutup pintu gudang itu dengan rapat. Agak pengap memang ruangan itu yang memang jarang di buka meskipun selalu di bersihkan paling tidak seminggu sekali agar tidak kotor.
Luna pun duduk di sebuah tumpukan kertas yang menggunung. Dia lalu membuka ponselnya dan memintaku untuk duduk di sebelahnya.
"sini pak, aku perlihatkan"kata Luna
"di lihatkan apa Lun"kata ku
"ini pak, para korban dari Surya pak"kata Luna yang anehnya biasa saja berbeda dengan tadi
"eh korban dari Surya, maksudnya"kata ku
Luna pun memutar video dimana adegan enak pin terjadi dengan Surya sebagai pemeran cowoknya. Pemern ceweknya pun juga cantik, tidak kalah dengan Luna bahkan mungkin sedikit lebih cantik daripada Luna.
"nah gimana pak, enak kan jadi Surya, udah berapa cewek cantik yang jadi korbannya pak"kata Luna memperlihatkan beberapa video lagi.
"eh bentar Lun, kok kamu bisa punya video mereka"kata ku
"yah jelas pak kayak tadi, di pamerkan sama cewek-cewek itu kalau mereka pun bisa mendapatkan Surya, sayangnya gak ada vide mereka meepas perawan sama Surya padahal beberapa dari mereka pun melepas perawannya dengan Surya"kata Luna
"wah hebat juga ya mantan kamu, bisa dapat beberapa cewek, bahkan dapat perawannya"kataku yang penasaran juga merasakan memecah perawan karena memang belum pernah.
"iya pak, harap maklum, orang ganteng, kaya berpengaruh lagi orang tuanya, siapa yang gak mau"kata Luna yang menjadi sedih.
"sabar ya Lun"kata ku mengusap rambut kepala Luna
"iya pak hihi, puny bapak pasti udah tegang ya, hmm iya, di buka aja ya pak, kasihan"kata Luna sambil memegang area senjata ku yang sudah menegang itu.
"terserah kamu Lun"kata ku menyerahkna sepenuhnya ke Luna
Luna pun lalu melepaskan reseleting ku dan menurunkan celanaku. Luna langsung kaget dengan ukuran senjataku yang memang cukup besar dan panjang.
"wow, besar dan panjang pak, bagus banget, kalah punya Surya pak di bandingkan ini"kata Luna sambil menggenggam senjataku yang menurutnya lebih besar dan panjang daripada kepunyaan mantannya yang telah menyakitinya itu
"masa sih Lun"kata ku di hadapan cewek kedua yang pernah memegang senjataku itu
"iya pak, serius, pasti puas deh cewek bapak ya pak"kata Luna sambil mengocok senjataku
"ah mana ada, adanya dia selingkuh Lun"kata ku memelas
"eh serius? kurang ajar sekali pak, kasihan banget batang kayak gini di sia-sia in"kata Luna sambil mengocok dan mulai menghisap batang kesayanganku itu.
"iya nih, gak tahu juga Lun, aaah enak hisapanmu Lun"kata ku
"penuh pak, mulut aku gak muat dengan batang bapak, kegedean dan kepanjangan kepunyaan bapak ini hmmmm"kata Luna yang terus menikmati batang kesayanganku itu dengan penih semangat.
Luna pun terus menikmati batang kesayanganku itu dengan menghisapnya kencang. Akupun merasakan hal luar biasa ketika Luna menghisapnya apalagi sudah lama aku tidak merasakanmya hal seperti itu.
"bapak udah lama putusnya?"kata Luna sambil terus menghisap batang ku
"udah lama Lun, udah setahun lebih"kata ku
"hmmm lama juga ya pak, selama setahun ini berarti batang bapak nganggur?gak ada yang menikmatinya?"kata Luna
"iya Lun, nganggur, baru ini bekerja lagi, sssh...enak Lun"kata ku
"berarti bapak hanya main pakai tangan sendiri dong"kata Luna
"yah mau gimana lagi Lun, gak ada partnernya"kata ku
"kasihan banget, harusnya batang kayak bapka ini menikmati terus ,harus bekerja terus untuk menikmati lubang pak, jangan nganggur"kata Luna yang masih terus menghisap batangku
"gak tahu juga Lun, bapak semenjak putus masih malas nyari pacar "kata ku
"malas tapi kok sekarang mau pak Luna hisap"kata Luna
"habisnya kamu ngajak"kata ku
"hmm mana ada Lun ngajak pak, bapak yang nyosor duluan kemarin sampai pegang-pegang punya Luna"kata Luna
"habisnya, lihat adegan langsung sih, lagipula kita berdempetan kemarin, bapak masih normal Lun"kata ku
"iya ya pak"kata Luna
Luna masih terus menghisap batangku hingga beberapa menit kemudian dia pun menghentikan kegiatan hisap menghisap itu.
"aaaah...enak pak, gantian ya pak"kata Luna
Luna pun berdiri di hadapanku. Dia lalu mulai melepas kancing seragamnya dari atas. Akupun langsung tahu dan membantu melepaskna kancing itu. Ketika aku melepas, Luna pun diam dan tersenyum.
Setelah terlepas semua, terlihatlah sebuah bukit kenyal yang masih tertutup oleh sebuah beha yang masih terpasng, sedangkan seragamnya sudah di lepasnya dan di taruh di sebelahku.
Badan Luna memang kurus yang membuat bukit kembarnya memang tidak segede itu, sedikit kecil.
"jelek ya pak badan Luna, juga punya Luna kecil, pasti lebih gede punya mantan bapak deh"kata Luna
"hmm bagus kok Lun badan kamu, langsing, lagipula, benda kenyal kamu ini, padar meskipun agak kecil, bapak suka kok"kataku meremas benda kenyal milik Luna yang lebih padat dibanding punya mantan aku meskipun ukurannya lebih kecil.
"ah bapak ini, main muji aja, ini muji benerna apa gombal pak"kata Luna melepaskan behanya dan memerlihatkna sepasang bukit kembar dengan ujung kemerahan yang padat itu.
Akupun menelan ludahnya karena cukup kagum dengan kepadatan benda kenyal Luna itu apalagi bentuknya bagus dengan hampir setengah bola sempurna.
Tanpa aba-aba, langsung aku pun menghisap benda kenyal itu sambil meremas-remasnya yang membuat Luna yang berdiri di hadapanku merasakan enak.
"aaah hisap terus pak, enak banget hisapan bapak aaah..."kata Luna
Aku tidak menyia-nyiakan rezeki yang ada sekarang. Aku terus menghisap benda kenyal itu dengan penuh semangat apalagi sudah lama tidak menikmati benda kenyal yang membuatku di buru oleh nafsu untuk terus menikmati enaknya dan kenyalnya benda itu.
"aaah...bapak enak banget deh"kata Luna sambil mengelus kepala ku tanpa ada canggung kalau aku lebih tua darinya dimaan biasanya orang sungkan untuk mengelus kepala orang lebih tua.
"enak banget Lun benda kenyal kamu, bapak suka banget meskipun agak kecil, tapi padat, apalagi ujungnya menegang gini, lebih enak lagi di kalau di emut Lun"kata ku
"aaaah...bapak hisap terus paak...aaah...enaaakkk...ough..."kata Luna terus mendesah.
Selagi menikmati dan menghisap benda kenyal Luna, akupun mulai meremas bokong Luna yang sedikit tipis itu. Wajar karena bentuk tubuh Luna yang cenderung kurus itu sehingga bagian depan dan belakangnya kurang menonjol.
Luna pun tidak mau kalah. Selagi di hisap benda kenyalnya, dia pun memainkan batangku dengan tangannya dan mengocoknya perlahan.
"hemmm..enak banget paaaak aaaaah...ssssshhhh...."
Akupun melihat Luna butuh duduk, kemudian akupun meminta Luna untuk duduk di sebelahku di atas tumpukan kertas yang sudah tertali.
"duduk di sini aja Lun"kataku
"iya pak"kata Luna
Luna pun menuruti dan duduk di sebelahku. Dia bersandar ke tembok dan memudahkanku untuk menikmati tubuhnya selain benda kenyalnya.
Akupun mulai menghisap lehernya, terus ke bawah hingga keteknya yang mulus ikut menggodaku untuk ingin segera menghisapnya.
"aaah...bapak suka ketek juga ya pak, para cowok kenapa suka ketek ya pak"kata Luna
"entah Lun, menggoda aja ketek kamu Lun, putih bersih mulus"kata ku
"hehe makasih pakkk...aaah..."kata Luna mendesah ketika benda kenyalnya aku remas lagi selagi aku menghisap keteknya yang wangi itu.
Karena aku menikmati keteknya, Luna pun menaikkan kedua tangannya sehingga membuatku lebih mudah untuk menikmatinya.
"aaah...bapakkkk...aaaah...."
Luna pun terus mendesah. Dia pun memejamkan matanya meresapi enaknya hisapanku.
"aaaah... bapak...bagian bawahku udah basah ini pakkk..."kata Luna memberi kode.
"eh iya kah Lun, bapak lihat boleh"kata ku
"hmmm enggak juga sih, bapak ingin menghisapnya juga dan juga ingin merasakan sempitnya punya kamu Lun"kata ku
"hmmm bapak ini, bikin Luna semakin gak sabar untuk merasakan enaknya batang panjang dan besar milik bapak, pasti enak banget ya pak"kata Luna
"mungkin Lun"kata ku
Luna lalu mengangkat kakinya, menaikkan rok sekolahnya yang pendek. Dia lalu mulai meraih celana dalamnya dan dia turunkan di hadapanku.
