Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Kembali menjadi tawanan.

Suara anjing kecil menggema diapartemen pria kaku dan misterius itu, meminta makanan pada pelayan. Beberapa pelayan tengah sibuk menyediakan sarapan untuk majikan seperti biasa.

Stela masih berada dalam pelukan seorang pria asing, yang tidak dia kenal. Tanpa sadar, pria itu terus mendekap tubuh mungil gadis dengan penuh perasaan bersalah.

Mata keduanya saling menyapa, saat mereka sama sama terjaga. Tentu Stela terlonjak kaget melihat kehadiran pria asing berada dalam dekapannya.

"Apa yang anda lakukan?" Stela berteriak.

Memeriksa kondisi tubuhnya, masih menggunakan pakaian yang utuh.

Pria misterius menaikkan kedua alisnya, "Bukankah kita sudah melakukannya? Apa itu salah?"

"Brengsek kamu! Siapa kamu? Kenapa tega melakukan hal ini pada ku? Apa salahku padamu?" gadis cantik itu bertanya sinis.

Stela semakin liar melihat sekeliling, melihat semua barang barang miliknya berada dikamar pria misterius itu. Matanya tertuju pada handphone yang terletak dimeja kamar yang tersedia dikamar mewah pria misterius.

Perlahan Stela meraih handphone miliknya, melihat beberapa pesan, saat handphone menyala.

"Papa, Mama?" Stela seketika terduduk lemas.

"Aku telah mengecewakan mereka," tangis Stela pecah seketika.

"Apa yang harus aku katakan? Hubunganku kandas, dan saat ini menjadi tawanan seorang pria yang tidak aku kenal," Stela meratapi nasibnya.

Pria misterius mendekatinya, "Tenanglah, kamu aman bersamaku."

Pria itu mengusap lembut kepala Stela yang masih menekuk, kemudian berlalu menuju kamar mandi.

Stela justru masih meringkuk, melihat jam yang berada didinding kamar, mengusap lembut wajahnya.

"Jika Papa mencari keberadaan ku diapartemen Will, mungkin dia akan kembali menghubungi ku. Bagaimana ini Tuhan," gerutu Stela dalam hati.

Saat Stela hendak memeriksa semua barang-barang miliknya, pria misterius itu keluar dari kamar mandi tanpa menggunakan sehelai benangpun. Sontak mata wanita itu tak berkedip, melihat tubuh kekar nan seksi, yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

Stela menelan salivanya, berharap pria itu segera menutup tubuh atletis itu, agar tidak menggangu pemandangan dan iman.

"Bisakah anda menutupinya Tuan? Seketika aku menjadi sedikit mual karena melihat penampilan mu seperti itu."

Stela menutup wajahnya menggunakan handuk yang berada ditangannya.

Pria misterius itu tertawa, "Lebih baik segera bersiap, karena sebentar lagi kita akan membahas pekerjaan."

Kedua mata Stela kembali membesar, mendengar ucapannya, "Pekerjaan? Aku tidak memiliki bisnis dengan anda, dan maaf saya tidak tertarik sama sekali. Anda mengerti Tuan?"

Stela berlalu memasuki kamar mandi, jujur saja, jantungnya sedang tidak baik baik saja, saat melihat tubuh yang sangat indah dideoan mata wanita itu barusan.

"Melihat tubuh Ko Wil saja aku belum pernah, kenapa mesti melihat tubuh gagah yang mampu menarik perhatianku. Siapa dia? Apakah dia pria yang memiliki kekuatan disini?" Stela semakin bertanya tanya dalam hati.

Stela bergegas membersihkan diri, mengeringkan rambut indahnya menggunakan hair dryer yang sudah tersedia. Kamar nan luas itu sangat tertata, sangat mewah dibandingkan pemberian William padanya.

Wanita cantik itu bergegas bersiap siap, sesuai jadwal yang telah ditentukan. Cuti pernikahannya yang sudah berakhir, membuat dia harus melakukan tugas seperti semula dengan status sosial yang berbeda.

Stela menatap lekat wajah didepan cermin, dengan balutan pakaian dinas serba hitam, kemeja ketat dan celana panjang hitam, menggunakan sepatu boots hitam pemberian Will beberapa waktu lalu.

"Kamu sudah selesai, baby?"

Suara bariton milik pria misterius itu menatap kearah Stela melalui pantulan cermin.

"Anda...!!!"

"Apakah Anda...?"

"Ooogh, Tuhan....!"

Stela benar benar terlonjak kaget saat membalikkan tubuhnya menatap lekat kearah pria misterius itu.

Suara Stela bergetar hebat, saat melihat komandan tampan berdiri tegap dihadapannya. Tertulis nama Adrian Martadinata Jenderal bintang dua, yang berstatus suami dari wanita nomor tiga di Marsedez Benz Jerman. Usia 39 tahun, membuat Adrian bisa dikatakan sebagai pria tampan dan mapan.

Adrian tersenyum menatap Stela, "Apa kamu mengenalku, baby?"

Stela diam membisu, tidak menyangka bahwa dia akan terjerat dalam situasi ini.

"Apa maksud anda, Komandan? Anda memperlakukan aku seperti ini? Apa salahku kepada Anda? Anda tahu, aku hanya badan informasi pada team badan narkotika. Kenapa kalian memperlakukanku seperti tawanan?" Stela benar benar kalud luar biasa.

Adrian justru tertawa, dia bertepuk tangan, meraih tubuh ramping Stela, "Aku minta maaf padamu. Jika terjadi sesuatu, atau jika kamu dinyatakan hamil, aku akan bertanggung jawab padamu, baby."

Plaaaak,

Seketika tangan halus lembut itu mendarat di pipi Adrian yang memiliki wajah mulus bak detektif Korea.

"Aaaaugh shiit...! Kenapa kamu menampar aku, baby? Apa aku salah?" Adrian tampak kesal.

"Ya, anda salah komandan. Anda telah merusak kehidupan saya. Anda tahu, saya adalah istri dari William Danu Barata, dan Anda tahu, saya adalah putri kembar Leonal Alkhairi Baros," Stela benar benar mengeluarkan amarahnya kepada sang komandan.

Adrian terdiam. Seketika wajahnya memerah, tanpa dia sadari, identitas Stela dia dapatkan, setelah merusak gadis itu dengan paksa.

"Bukankah kamu sudah berpisah dari Will? Aku mendapatkan semua data tentang kamu, baby," Adrian benar benar tidak ingin disalahkan.

Stela dibuat sangat bingung, masa depan seketika rusak, karena tidak mengetahui maksud dan tujuan sang komandan yang baru berhadapan dengannya.

Wajahnya memerah, kembali menatap lekat pada iris mata Adrian, "Dengar Tuan, jika anda punya maksud tertentu, jujur anda salah orang. Saya hanya calon janda, belum resmi."

Adrian tertawa, memperlihatkan berkas yang sudah disetujui pengadilan negeri, dalam waktu satu hari.

"Ooogh Koko," Stela menunduk malu, menutup wajahnya dengan kedua tangan halus nan lembut.

Adrian menarik nafas panjang, meraih tubuh yang menekuk, "Tenanglah, ada aku untukmu."

"Diam...!!!"

Stela bersuara lantang membentak keras sang komandan.

Adrian benar benar terkejut, "Baru kali ini saya seorang jenderal bintang dua, dibentak oleh wanita yang berusia belia sepertimu, baby. Kamu tahu usia ku berapa? Dan...." kalimatnya terputus.

Stela terdiam, menekuk semakin kusut. Perasaan bercampur aduk, bahkan lebih kusut dari kemarin.

"Bersiaplah, kita kekantor bersama."

Adrian memberi perintah kepada Stela, tanpa harus dibantah.

"Rapikan wajahmu, baby. Aku tidak ingin bagian informasi negara kita, tampak seperti seorang buronan. Kita akan melaksanakan beberapa kegiatan untuk mencari keberadaan William Danu Barata."

Sheeer,

Stela tidak bisa membantah, jika Komandan telah bicara dan membuktikan bahwa sesungguhnya William orang terdekat Stela, yang selama ini menjadi target utama operasi mereka.

Wanita itu mengikuti langkah Adrian dari belakang, sangat serasi. Beberapa pelayan menunduk hormat pada kedua pasukan khusus itu.

Mereka dikawal beberapa ajudan, agar tetap aman saat melakukan tugas yang sangat berbahaya. Berhadapan dengan beberapa mafia. Bahkan saat ini keselamatan Stela yang terancam.

Lebih dari satu jam mereka tiba di kantor yang terletak di pusat kota. Wajah Stela terlihat shock, saat mendengar semua penjelasan dari sang komandan. Bagaimana tidak, orang yang dia cintai, bahkan sangat menyenangkan beberapa waktu lalu, harus berurusan dengan mereka dalam kasus yang sangat berat.

Drrrrt drrrrt...

"Papa!" Stela menjaga jarak dari sang komandan.

Pelan dia menekan tombol hijau namun, Adrian lebih dulu merampas handphone yang berada dalam genggamannya.

"Hmmm," Stela semakin menantang.

"Kembalikan, jika tidak, saya akan melaporkan anda ke pihak lebih tinggi!"

Seketika Adrian memberikan handphone milik Stela pada empunya barang.

"Saya akan bicara dengan keluarga anda, untuk menjadikanmu cinta kedua," Adrian berlalu meninggalkan Stela.

Sementara Stela semakin kesal atas ucapan pria tampan, yang memperlakukannya dengan sangat buruk.

Stela melihat handphone masih on, secara otomatis Leonal mendengar pertikaian putrinya dengan seseorang yang ternyata adalah komandan tampan.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel