Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Pembalap.

"Siapa dia? Apakah dia Adrian Martadinata?" Stela semakin mendekatkan wajahnya kearah lembar pertama untuk meyakinkan pandangannya.

Seketika tubuh gagah itu kembali mendekapnya dari belakang, "Aku sangat menyukai indahnya aroma tubuhmu," pria itu memeluk erat Stela dari belakang.

Sheeeer,

Darah Stela kembali mendidih, membalikkan badannya, mengepalkan tangannya, kembali mengarahkan pada perut bagian ulu hati pria, yang berani menjadikan dia sebagai tawanan.

Bhuuuug,

"Aaaah," nafas pria tampan itu seketika terasa sesak, tubuhnya mundur seketika, menahan sakit sangat menyesakkan.

Stela meraih kunci mobil yang terletak dimeja kerja pria gagah itu, berlari sekencang kencangnya menyusuri ruang apartemen yang belum terkunci secara otomatis. Keberaniannya seketika muncul, setelah memberikan pukulan telak, pada pria yang sudah tega memperlakukannya dengan sangat senonoh.

Wanita cantik berwajah imut, berbulu mata lentik itu, berlari dengan nafas terengah-engah. Menyusuri anak tangga menuju basemen. Dia sengaja melewati pintu darurat agar tidak terlihat oleh semua pengawal pria keji itu. Wajah pucat pasi, saat tiba dibasemen, menekan remote yang berada ditangan, mencari keberadaan mobil pria itu.

"Berengsek, mana mobilnya!" Stela menggeram, mencari suara alarm yang berbunyi dari kejauhan.

Matanya tertuju pada mobil sport Lamborghini Aventador berawarna kuning keemasan, "Siapa dia, kenapa kekayaannya begitu nyata? Apa benar dia ada Adrian Martadinata Jenderal bintang dua yang memiliki semua bisnis dikota ini?"

Stela bergegas memasuki mobil, melarikan mobil milik pria tampan itu secepat kilat.

Wanita blesteran Australia itu, memacu kecepatan diatas rata rata, membuat mata para pengawal melihat mobil majikannya dibawa kabur oleh seseorang.

Seketika terdengar suara cicitan ban mobil yang mengejar Stela dari belakang. Bak pembalap profesional gadis manja, namun memiliki jam terbang tinggi, memacu kecepatannya seperti difilm fast and furious.

"Hiiiihaa, nggak sia sia Steiner mengajarkan aku menjadi seorang pembalap," Stela berteriak senang saat berhasil keluar dari gedung apartemen berlantai delapan belas itu.

Stela terus memacu kecepatannya ditengah kota metropolitan menuju apartemen pemberian William mantan suaminya. Dia berteriak lega, saat berhasil keluar dari ancaman seorang pria tidak jelas menurut pikirannya.

Ditengah kemacetan panjang, mobil Lamborghini Aventador berseri satu itu, distop oleh salah satu petugas kepolisian. Memerintahkan agar Stela menghentikan kecepatannya.

"Ooogh no..! Shiiit..!" Stela meremas stir kemudi dihadapannya.

Dua orang polisi sengaja berdiri ditengah mobil yang dikendarai Stela. Gadis cantik itu menarik nafas panjang, membuka sedikit kaca mobil untuk memastikan kesalahan apa yang dia lakukan.

"Selamat sore, Nona," Polisi memberikan hormat pada Stela.

"Hmm sore. Saya Stela Chaniago, dari Badan Narkotika Internasional. Ada apa yah, saya tidak bisa lama lama berada diluar, karena harus melaksanakan kegiatan lainnya," Stela menyombongkan diri.

"Maaf Nona, kami ingin memeriksa keabsahan surat surat kendaraan anda, bisa keluar dulu?" Polisi menunggu disamping pintu, sementara polisi lainnya berdiri didepan kap mobil, agar gadis itu tidak melarikan diri.

Stela menggeram kesal, hanya bisa pasrah menghadapi semua kejadian hari ini, "Mimpi apa aku semalam, sial!"

Dia mencari keberadaan STNK atau surat lainnya, tapi tidak satupun dia temui didalam laci dasbor, "Oooogh my God," teriaknya.

Polisi kembali mengetuk kaca mobil agar wanita didalamnya segera keluar.

Stela menarik nafas panjang, membuka pintu mobil, berdiri tegap memberi hormat. Matanya sesekali mengarah pada mobil sport berada didua mobil belakangnya.

"STNK Nona," Polisi menengadahkan tangan kearah Stela.

"Ini bukan mobil saya, wait hmm..." Stela berfikir sejenak.

Tiba-tiba tangan kekar merangkul bahunya dengan sangat erat. Mata Stela seketika membulat, melihat kearah pria yang meremas bahunya dengan sangat keras.

"Aaaaugh."

Stela meringis menahan rasa sakit, saat bahu mungilnya, diremas oleh pria yang tidak dia kenali.

Matanya memerah, tidak ingin menjadi bulan bulanan, untuk pria berdiri tegap disampingnya.

"Kendaraan anda aman Tuan," Polisi memberi hormat pada pria misterius itu.

"Baik, terimakasih!"

Tangan kekar laki laki itu, menarik paksa lengan Stela, agar memasuki mobilnya yang terparkir dibelakang mobil Stela.

Stela berusaha melepaskan tangannya dari genggaman pria berotot kekar itu, "Siapa anda? kenapa kalian mengekori aku?"

Tubuh kekar itu enggan untuk menjawab, dia memilih menggendong tubuh Stela, agar tidak menghambat kegiatannya.

"Aaaagh, lepaskan. Tolong!" teriak Stela tidak dihiraukan oleh orang yang lalu lalang melihat kejadian itu.

Laki laki itu, meletakkan Stela dibangku penumpang, mengenakan seat belt, "Diam!"

Stela menatap tajam kearah pria itu, dia mendengus kesal karena tidak ingin berdebat, "Sepertinya keluar dari mulut harimau, masuk kemulut singa."

Pria itu melajukan kendaraannya, seperti pembalap internasional. Stela sudah terbiasa dengan kebut kebutan bersama Steiner merasa tenang, tanpa perasaan takut.

"Siapa anda? Apakah kita saling mengenal?" Stela kembali menanyakan hal yang sama pada pria kaku nan tampan itu.

"Saat ini kamu kembali ke kediaman saya. Jangan membantah. Kelobang semutpun kamu pergi, saya akan menemukanmu, baby."

Stela hanya terdiam, membuang pandangannya dari pria tampan yang masih fokus dengan kemudi.

Cicitan ban mobil, saat memasuki apartemen mewah, membuat Stela kembali berfikir keras.

"Aku ingin menjemput semua perlengkapanku. Handphone dan pakaianku. Satu lagi, jangan pernah kamu menyentuhku. Aku akan melawan, karena aku bukan tawanan."

Pria itu tertawa, menatap wajah Stela, "Hmm, baiklah, baby."

Mereka turun dari mobil, menuju apartemen, beberapa kali Stela berfikir agar bisa terlepas dari mulut singa yang sangat menyebalkan.

"Pasti saat ini semua keluarga mencari keberadaan aku," Stela menggumam dalam hati.

"Tuan, apakah kamu tinggal disini sendiri?" Stela mencoba berbasa-basi agar diperlakukan secara baik.

"Hmm," Pria misterius itu, tidak bergeming.

Stela semakin liar mencari jalan keluar, agar bisa terlepas dari dekapan pria aneh yang sudah merusak masa depannya, stelah perceraiannya dengan William.

Stela menghempaskan tubuhnya disofa ruang tengah, tanpa terasa matanya terpejam. Wajah lelahnya selama beberapa jam berlarian mencari tahu tentang pria misterius itu, membuat dia kembali pasrah.

Pria itu meminta pelayan wanita untuk menggendong tubuh mungil Stela, agar meletakkan wanita keras kepala itu dikamarnya.

"Jemput semua kebutuhannya, besok pagi dia akan kembali ke kantornya bersama ku," Pria itu menegaskan pada para pengawal.

"Siap komandan, saya permisi," hormat pengawal meninggalkan majikannya.

Pria dewasa itu kembali ke ruangannya, untuk melanjutkan beberapa pekerjaan. Dia harus mencari keberadaan William dan Stefan yang menghilang dari negaranya beberapa jam lalu.

"Sial, ini akan berdampak pada karier ku. Aku harus melakukan sesuatu, karena William harus dihukum mati," Pria itu menggeram.

Lebih dari tiga jam, pria itu melacak semua sistem informasi tentang keberadaan William, tapi sama sekali tidak menemukan tanda tanda yang berarti.

"Hmm, istrinya akan tahu dimana keberadaan suaminya," senyum tipis menyeringai diwajah tampannya.

Pria misterius yang memiliki hubungan dengan pekerjaan Stela sesungguhnya, mengatur semua strategi agar wanita itu mau bekerjasama dengannya dalam waktu yang cukup lama.

"Buat saja, kontraknya seumur hidup. Karena ini menyangkut keluarga Stela Chaniago. Kamu mengerti!"

"Mengerti Tuan, sampai jumpa untuk kejutan besok pagi," pengawal menutup saluran virtual mereka.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel