Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

ketemu ibu mertua

Pembantu baru tah nem?”

“hus kamu ya kalau ngomong suka ceplas-ceplos, ini non Zafinka. Istrinya tuan muda Ares.” Mina melongo. “beneran?” tanyanya seolah tak percaya. “minta maaf Mina kamu ya...”

“eh iya-iya nem segitunya amat” ujar Mina yang membuat inem makin gak habis pikir dengan Mina yang memang lebih muda darinya Dan selalu merasa cantik itu. “eh gak papa kok bik”

“jangan gitu atuh non, kalau Sampek tuan Ares tahu mati saya” Zafinka mengernyit. Sedang bik inem langsung menyikut lengan Mina untuk minta maaf. “ah ya, maaf ya non.” Zafinka mengangguk, sembari memaksakan senyumnya pada Mina yang memang tidak bersahabat raut wajahnya dengan apa yang di ucapkan. “iya bik” ujar Zafinka.

“Kalau begitu aku izin ke atas ya bik inem” ujar Zafinka yang juga sembari menatap bik Mina.

“Iya non” ujar bik Inem, yang kini sudah melihat punggung Zafinka semakin jauh menaiki tiap-tiap anak tangga ke kamar utama, yang memang di siapkan oleh Ares untuk dirinya dengan penuh cinta.

“mina kamu ya, huh kalau sampai tuan tahu kamu bersikap seperti itu sama non zaf mati kamu gak bakal dapet kerja di mana-mana, apalagi kamu ini kan Cuma pekebun di sini jaga sikapmu Mina.” Ujar bik inem yang berusaha menyadarkan Mina dengan segala daya dan upaya. Sedangkan di dalam kamar yang penuh dengan hiasan bunga mawar merah dan putih itu tampak seorang gadis yang memilih melakukan hobi yang sekaligus cita-citanya itu. Beberapa desain sudah dia buat dengan kertas yang ia temukan di dalam kamar itu dan juga beberapa macam pensil yang membuat idenya semakin jalan. “Apa mas Ares sengaja nyiapin ini? Tapi kan aku baru cerita tentang cita-citaku pas waktu perjalanan ke sini. Kapan di siapkannya dong?” tanya Zafinka pada dirinya sendiri.

“Zaf”

“eh” Zafinka yang mendengar suara yang tak asing itu, berlalu ke arah pintu kamar. “Loh mas, kenapa sudah pulangm?” tanya Zafinka, mengernyitkan keningnya merasa aneh. “aku rindu padamu, aku juga ingin kita makan siang bersama.”

“makan siang?” tanya Zaf, yang langsung mencari letak jam. “astaghfirullah”

“Kenapa?”

“aku gak sholat ya?” Zafinka bertanya sembari berlari mencari letak kamar mandi. Sedang Ares menatap dengan penuh tanya. “sayang, bukannya kamu haid?” Raut wajah Zafinka terlihat kebingungan, rada lemot maklum.

“Oh iya... Ya sudah deh aku masakin buat mas ya” ujar Zafinka yang langsung melangkah keluar kamar hendak menuju dapur. “ngapain kan ada bik inem sayang”

“Tapi aku mau masakin mas memangnya tidak boleh?” tanya Zafinka

“Bukan tidak boleh, tapi mas maunya kamu temenin mas di sini sayang. Hemmm.” Ujar Ares, yang langsung membuka hijab lusuh Zafinka. “ayo mandi. “ hah?”

“Sssttt, ayo cepat” ujar Ares yang mendorong tubuh Zafinka ke dalam kamar mandi, lalu dia menyiapkan gamis beserta kerudung yang ia beli tadi. “kamu pasti akan sangat cantik mengenakannya sayang” gumam Ares, sebari tersenyum membayangkan baju itu melekat di tubuh sang istri. Pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan Zafinka yang terbalut bathrab.

“sudsh sayang? Ayo cepat ganti baju, nanti kamu kedinginan” ujar Ares, yang hanya di angguki oleh Zafinka sebagai tanda iya. “pakai yang ini” ujar Ares, saat melihat tangan lembut istrinya membuka lemari. “oh, iya maaf-maaf “

“Sini” Ares menarik pinggang Zafinka, lalu membuka bathrab yang melekat di tubuhnya. Zafinka membelalak, wajahnya tiba-tiba bersemu merah karena malu. “mas” Zafinka hendak melerai tangan suaminya tapi di cegahnya oleh Ares. “kenapa?” ujar Ares menatap dengan gemas.

“a_ aku bisa sendiri” ujar Zafinka terbata-bata, sedang Ares hanya menaikkan satu alisnya sembari tersenyum menggoda. “aku tahu sayang, tapi aku mau.” Zafinka hanya menggeleng malu sembari menunduk, untung saja dia sudah mengganti dalaman di kamar mandi tadi.

“Jangan mas”

“ssstttt” Ares menempatkan jarinya di depan bibir kecil itu, lalu memasangkan baju untuk sang istri. Membawanya ke depan rak makeup, membiarkan istrinya melihat bagaimana penanganannya di depan kaca itu, lalu memasangkan hijab untuknya. “cantik” gumam Ares sembari mencium sang istri. Zafinka berbalik, lalu memeluk Ares.

“Terima kasih mas” ujar Zafinka dengan nada terharu. “iya sama-sama sayang” cup, kembali Ares mencium istrinya itu. Zafinka hanya tersenyum manis melihat tingkah suaminya itu. “sudah siap makan siang hemm?” Zafinka Mengangkat pandangannya, kembali dia perlihatkan senyumnya sembari mengangguk. “tunggu dulu ya” ujar Zafinka melepas pelukannya dari sang suami, mengemas beberapa sdesain dan pensil yang tadi berada di nakas masih berserak.

“Mas tadi aku pakai kertas folio nya sama pensil, gak papa? Tadi... Aku gak tahu mau lakuin apa” ujar Zafinka sambil kembali mendekati sang suami. “of course, semua yang ada di sini akan menjadi milik kamu juga sayang” ujar Ares. Sembari membawa Zafinka turun dari kamarnya.

"ah terima kasih" ujar Zaf, yang langsung kembali berjalan mengikuti Ares, lalu sang suami pun membukakan pintu mobil untuk membawa Aya makan siang bersama" mobil melaju cepat melewati jalan kota, sampai kini Ares dan Zaf berada tepat di depan pintu mall.

"mas kita mau makan di sini? apa gak kemahalan nanti? kita pulang aja yuk aku aja yang Masakin mas ya?!"

"tidak apa-apa sayang, kita kan sesekali seperti ini, tidak selalunya hemm. mumpung aku bisa berduaan sama kamu karena masih pasutri baru" Ares tertawa kecil sembari menoel dagu Zaf, membuat Zaf geli.

"ihhhh tapi kalau kita hemat itu lebih baik, kita taabung uangnya buat hal yang lebih bermanfaat, kalau kita makan di sini pasti harga per piringnya ratusan ribu." jelas Zafinka.

"kan mas sudah bilang hanya sesekali, lagi pula untuk apa mas kerja kalau bukaan untuk bahagiain kamu dan calon anak kita."

"Halah Gombal kamu mas, ya sudah masuk saja" ujar Zaf yang akhirnya masuk bersama dengan sang suami untuk menemaninya makan siang bersama, Baru beberapa langkah Zaf dan Ares berjalan, tak sengaja Bu diyah ibu dari Ares melihat sang putra di sana bersama seorang wanita.

"res.." Bu diyah melambaikan tangannya menyapa sang putra.

"ah ya Bu, ibu sama siapa ke sini?" tanya Ares

"sama ayah kamu, lagi belanja buat keperluan rumah, sama baju buat keponakanmu." jelas sang ibu

"ini siapa res kok cantik banget, ma sya Allah..." ujar Bu diyah sembari menatap Zafinka dengan senyum manis terukir di bibirnya. "ibu juga cantik" ujar Zaf, yang menyahuti perkataan ibu dari sang suami.

"ini Zaf Bu, istriku."

"oh... jadi kamu sibuk semalam karena ini." ujar sang ayah yang tiba-tiba datang dari arah belakang sang ibu. "adikmu loh res, nungguin kamu di rumah sakit, pengen kamu lihat ponakannya yang baru lahir."

"ayah ih, jangan ketus gitu sama anak kita juga, Ares kan juga udah bilang, dia juga butuh kehidupan pah sama kayak Diana yang sudah punya suami, Ares juga butuh istri." jelas Bu diyah yang membela sang putra.

"hemm, nanti datang ke rumah sakit, adikmu menunggumu." tukas sang Ayah, yang langsung di angguki oleh Ares. "Bu aku pamit dulu ya" ujar Ares yang langsung mencium tangan sang ibu begitupun dengan sang ayah, Zaf juga demikian tak lupa mengucap salam sebelum kembali mengikuti sang suami.

"yah, dia cantik kan, cocok sama putra kita, Ares juga tampak lebih senang sama dia. ayah udah jangan jodoh-jodohkan Ares lagi sama kolega ayah, kasihan dia kalau selalu tertekan."

"apa sih mah, cantik aja gak cukup, harus setara dengan keluarga kita, Ares aja tuh yang..."

"ayah ihhhh.. inget ya dulu perjuangan ayah buat nikah sama aku, apa aku berasal dari orang berada? kalau ayah ngerendahin istrinya Ares itu artinya ayah ngerendahin aku..." ujar Bu diyah yang masih tetap dengan nada rendah, namun sarat kecewa dengan sang suami.

"tapi.."

"kalau ayah kayak gini lagi aku gak mau maafin Ayah, stop ngatur-ngatur Ares, dia sudah dewasa, sudah bisa memilih langkahnya sendiri. jangan paksa putra kita seperti ayah gak mau di gituin" Bu diyah benar-benar marah dan kini pun meninggalkan sang suami.

"sayang, maaf-maafin Aku, baiklah, oke... aku akan berusaha terima dia sebagai menantu kita, tapi dengan syarat jika dia tidak bisa memberikan keturunan bagi Ares dalam waktu dua tahun, Ares harus nikah sama wanita pilihan aku."

"jadi kamu mau nentang kuadrat tuhan hah, kamu pikir hamil itu cuma butuh dua orang beda jenis? semua itu tergantung tuhan mau kasih apa enggak mas, jangan bikin aku muak sama kamu."

"sayang, Ares adalah putraku, dia membutuhkan pewaris untuk meneruskan perusahaan yang sudah kita bangun."

"mas. mau Ares nerusin usaha, mau dia berkecabung dalam usaha lain itu semua pilihannya, aku sudah bilang jangan paksa Ares. biarin dia milih hidupnya sendiri, untuk perusahaan jika tidak ada yang menghandle kita bisa bayar orang untuk mengelolanya, dan melakukan pengecekan, tidak harus dengan membuat anak-anak kita tertekan karena keegoisan orang tuanya iya kan..."

"tidak ada orang yang bisa kita percaya seratus persen sayang"

"iya... makanya aku bilang buat kita lakukan pengecekan dengan setiap hal yang berjalan."

_

"ayo makan Zaf"

"tapi mas, ini terlalu mahal" Zaf malah tak tega memakan makanannya itu..

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel