Bab 5
Seminggu telah berlalu semenjak aku mengetahui bahwa papa selingkuh, dan dengan mengambil keputusan untuk menyimpan sendiri rahasia papa, sikapku kembali seperti biasa. Agar mama berhenti khawatir terhadapku yang selalu pendiam serta selalu murung. Bercanda kembali dengan papa, agar papa tidak curiga denganku.
Ada sesuatu yang ingin kupastikan, sebenarnya apa yang menyebabkan papa setega itu. Selama seminggu aku setiap malam diam-diam menguping kegiatan papa dan mama didalam kamarnya. Ternyata mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri.
Jadi ini alasan papa selingkuh? pikirku.
Aku merasa kasihan dengan mama, ia pasti merasa hampa sebagai seorang istri.
Kala itu yang aku fikirkan hanyalah bagaimana caranya balas dendam atas perlakuan papa terhadap mama. Dan memberikan mama kepuasan batin yang tak ia dapatkan dari papaku.
Mengingat kembali apa yang pernah aku lakukan dengan mama didalam kamarku, seketika terbesit niat untuk melakukannya lagi.
Tapi bagaimana memulainya?
Suatu saat di waktu pagi menjelang siang, mama sedang duduk terdiam di atas sofa menikmati acara gosip di televisi. Berpakaian daster layaknya ibu rumah tangga pada umumnya. Semenjak aku melakukan persenggamaan dengan mama, dan bersikap seolah menolak mama, ia tidak pernah lagi menunjukkan pakaian sexy miliknya kepadaku.
"Mah.. mama..." panggilku mendekat ke sofa.
"Hmm... kenapa nak?" jawabnya terus menatap tv.
"Kok sekarang dika nggak pernah lagi lihat mama pakai baju yang biasa mama pakai waktu pertama kali Dika pulang," ujarku mulai nelancarkan aksiku menggoda mama.
"Udah mama buang semua nak.. mama pikir, mama udah nggak butuh lagi pakaian seperti itu," ungkapnya menoleh ke arahku.
"Yaaah... ko dibuang?" tanyaku sedikit kecewa.
"Kenapa..? Kamu kangen ya?" mama menggodaku dengan senyum manisnya.
"Eng... sedikit mah.." jawabku malu, sambil mengadu kedua jari telunjuk.
"Kemaren bukannya kamnu marah ya sama mama, sampai diemin mama kyak gitu.. ya udah mama buang aja bajunya! Dan nggak akan ada lagi yang seperti kemarin! Cukup sekali!" tegas mama yang paham betul apa yang sedang kupikirkan, lalu berpaling dan cemberut.
Wajar saja mama berkata seperti itu. Pertama karena aku ini anaknya, dan yang kedua aku pernah mendiamkannya hingga menyakiti perasaan mama.
Aku masuk ke kamar dan kembali memikirkan rencana balas dendamku terhadap papa, supaya papa merasa kehilangan lalu kembali pada mama.
Derrrtt.. Hp ku bergetar. .
"Gue kerumah loe sekarang yak!"
Rupanya si Bagus yang mengirimkan pesan. Dan aku mempersilakan dia datang. Malah kebetulan buatku, dari pada aku terus bengong di kamar.
Bagus datang sendirian, dengan senyum lawaknya dan lontaran kata-kata yang selalu membuatku tertawa. Dia menagih janjiku untuk bermain Playstation.
Karena sudah lama tak Kupakai, aku harus mencari-cari ulu kelengkapan alat PS nya didalam kamar.
Mama menyuguhi Bagus dengan minum dan beberapa cemilan, lalu menemaninya mengobrol sembari menungguku.
"Hahahaha.. masa si Gus, lucu banget.. hahaha." mama tertawa terbahak-bahak.
Sebenarnya aku tidak terlalu heran karena memang Bagus anaknya humoris, ditambah dia adalah teman sekelasku yang tentunya mama mengenalnya.
Kulirik ke ruang tamu, mama terlihat begitu bahagia, tertawanya lepas seperti tanpa beban.
Seharusnya saat itu aku ikut seneng, tetapi malah muncul rasa iri pada Bagus karena bisa membuat mama tertawa. Mungkin lebih tepat dibilang kecemburuan sosial.
Hampir 3 jam main Playstation dengan Bagus, dia pamit pulang dengan alasan memberi makan burung peliharaannya.
"Temenmu lucu banget ya dik, padahal dulu mama kira anaknya pendiam lho.." ujar mama sambil membereskan gelas dan toples.
"Aku juga bisa kok lucu kayak dia!" jawabku ketus saat itu.
"Pffftt... hahahahaha.. hahahaha." Mama tersenyum lalu tertawa mendengar jawabanku.
Aku diam saja cemberut menggulung kabel lalu menyimpan kembali alat bermain PS itu dikamar. Menjatuhkan diri diatas ranjang, tengkurap membenamkan mukaku diatas bantal dengan hati yang sedikit dongkol, padahal antara mama dan Bagus tidak ada yang menyinggung atau berbuat salah kepadaku.
Tak lama kemudian mama masuk lalu duduk disampingku, mengelus kepalaku lalu berkata..
"Manja banget sih.. anak mama satu ini.. masa hal begitu aja kamu cemburuin," tutur mama lembut.
"Dik.. heii! Lihat mama dong, kan mama bicara sama kamu sayang.." tambahnya karena aku diam saja.
Kulihat mama, dia telah berganti pakaian. Mengenakan baju tidur model kmono dengan tali terikat dipinggang yang terbuat dari bahan sutera.
"Benar-benar sempurna," ungkapku dalam hati memandangi mama.
"Sini peluk mama sayang.." Ucap mama yang melihatku bengong dihadapanya.
"Boleh kok sayang.. mulai sekarang dika milik mama seutuhnya, dan mama milik dika seorang." bisiknya ditelingaku membuat jantungku berdebar kencang saat itu.
Senyuman mama terlihat begitu tulus, dengan bibirnya yang sedikit basah memantulkan cahaya lampu.
Aku seketika langsung melupakan segala masalah tentang papa, bahkan pintu dan jendela belum sempat ku kunci.
Dengan penuh hasrat aku mencumbu mamaku sepuas hatiku, bermain dengan setiap titik keindahan tubuh mama, menindihnya, menggendongnya, menciptakan suara desahan keras di dalam kamarku. Bergonta-ganti posisi, cium sana sini, bercanda mersa serta berkeringat dalam satu kenikmatan.
Malam itu mataku terus terjaga, menatap langit-langit kamarku dan tersenyum sendiri. Karena apa yang ku alami siang harinya merupakan hal yang begitu indah bagiku.
Kata-kata mama benar-benar membuatku sangat bahagia, bahkan aku menganggapnya sebagai sebuah ikatan antara aku dan mama. Ikatan cinta pertamaku dengan mama tiriku sendiri.
Kring...
"Ada apa Gus." tanyaku setelah mengangkat telefon dari temanku itu.
"Besok loe ada acara nggak..? Ikut gue yuk, nonton acara hajatan dikampung sebelah." ajaknya.
"Besok kayaknya gue nggak bisa Gus.. gue disuruh mama nemenin belanja bulanan," ujarku berbohong.
Hari itu aku benar-benar dibutakan oleh cinta. Rasanya tidak ingin jauh se-jengkal pun dengan mama.
Hp ku pegang, menelusuri dunia internet, kemudian terhenti disebuah situs web yang menyajikan bermacam gaya dan posisi bercinta.
Aku ingin belajar lebih banyak lagi tentang tata cara bercinta, khusus buat mama seorang.
Tanpa sadar aku sudah tenggelam didalamnya, membayangkanku melakukan apa yang kulihat dengan mama.
Setelah merasa lelah dengan khayalanku, ku non-aktifkan hp, lalu memeluk erat bantal guling sambil terus berkhayal melakukan hal-hal yang indah dengan mama.
Tok tok...
"Ya.. Masuk aja, nggak dikunci," seru-ku mendengar pintu kamarku diketok.
"Beneran nih mama masuk..?" goda mama membuka pintu lalu menguncinya.
"Ehh.. mama, kok belumn tidur mah..?" tanyaku kaget ternyata mama yang dateng.
Posisiku masih memeluk bantal guling, memakai celana boxer tipis dan sedang mengacung. Itunya.
"Mama tidur bareng kamu ya dik..? Dikamar sendiri mama susah tidur.." keluh mama sembari langsung duduk diranjangku lalu rebahan.
"Lhoo.. emang papa kemana mah..?" tanyaku penasaran.
"Papa tadi ditelfon temennya, diajak nonton pertunjukan wayang kulit didekat rumahnya.." jawab mama menggulung-gulung rambutnya dengan telunjuk.
"Ini kan udah malem.. ntar pulangnya kapan dong mah..?"
"Kebetulan istri teman papa itu lagi keluar kota sama anaknya, jadi papa disuruh nginep disana.." jelas mama.
"Mah.. I love you" kataku sambil menarik mama dan melahap bibirnya.
Malam itu kita begadang bersama, dan tanpa pakaian. Bersenang-senang dengan tubuh masing-masing sampai lemas lalu ketiduran.
~ ~ ~
Sisa waktu liburan tinggal beberapa hari saja. Kumanfaatkan hanya untuk melayani mama, dia begitu bernafsu. Keinginan berlibur di berbagai tempat wisata pun hilang.
Disaat papa sudah berangkat kerja, disitulah mama mendekatiku dan mengajakku bercinta. Hampir tidak ada waktu yang terbuang sia-sia, akupun sama.
Pokoknya kapanpun mama selesai dengan pekerjaan rumah, langsung kucumbu dan menyetubuhinya. Didapur, ruang tamu, kamarku, ruang karaoke, bahkan kamar mama juga. Setiap sudut rumahku menjadi saksi bisu tumpahnya spermaku didalam vagina mama.
Sampai tiba waktunya hari terakhir liburanku, mama memintaku telanjang seharian penuh. Saat papa berangkat, mama mengunci pintu dan jendela rapat-rapat, menanggalkan semua pakaiannya didepanku lalu menelanjangiku.
"Sayang.. hari ini jangan nggak usah pake baju ya.. Kita telanjang bareng sampai sore.." pinta mama sambil membuka bajuku.
"Mama bahagia memilikimu sayang.." lanjutnya. Setelah itu membawaku ke ruang karaoke, diputarnya sebuah kaset vcd porno, kemudian memintaku mempraktekkannya dengan mama.
Tidak hanya ita, kita berdua melakukan semua kegiatan sambil diiringi dengan memuaskan nafsu satu sama lain. Tadinya aku lebih banyak bermain pasif, tapi saat itu menjadi laki-laki yang mama inginkan, berinisiatif bermain aktif dan sedikit kasar. Mama suka itu.
Hari terakhir dirumah yang begitu indah, penisku terasa ngilu akibat terlalu sering berada di dalam lubang
kenikmatan mamaku.
"Mama ikut ke kota ya mah... Dika nggak mau jauh dari mama." kataku yang tertindih tubuh mama selepas kita berdua klimaks tanpa mencabut penisku.
Mendengar ucapanku mama mencium bibirku mengajakku beradu lidah, lalu melanjutkan babak ketiga persetubuhan kami tanpa memperdulikan permintaanku.
Lalu menjawabnya dengan kecupan manja.
"Nanti kuliahmu berantakan gara-gara mama..Tapi mama juga pengen kita begini terus.. Gini aja, gimana kalo seminggu sekali mama jenguk kamu sayang..?" usul mama bernada manja seperti berbicara sama pacarnya."
"Janji ya." kataku.
"Janji sayang.. yuk pindah ke kamar mandi, udah hampir sore nih.." jawab mama membuatku tenang, lalu bercinta kembali sambil mandi.
