Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

ibu mertua

Kisah ini bermula ketika umurku sekarang ini 25 tahun.

Ini adalah pengalamanku yang benar-benar nyata dengan Ibu mertuaku. Umurnya belum terlalu tua baru sekitar 45 tahun. Dulunya baru umur 18 tahun dia sudah kimpoi. Ibu mertuaku bentuk tubuhnya biasa-biasa saja malah boleh dikatakan langsing dan singset seperti perawan. Tak heran sebab hingga kini ia masih mengkonsumsi jamu untuk supaya selalu awet muda dan langsing.

Singkat cerita ketika istriku baru melahirkan anak pertama dan aku harus puasa selama sebulan lebih.

Bisa dibayangkan sendiri bagaimana pusingnya aku. Hingga suatu saat aku mengantar Ibu mertuaku pulang dari menengok cucu pertamanya itu. Aku biasa mengantarnya dengan motorku. Namun kali itu turun hujan ditengah perjalanan. Karena sudah basah kuyup dan hari sudah menjelang tengah malam aku paksakan untuk menerobos hujan yang deras itu.

Setiba dirumah aku ingin segera membersihkan badan lalu menghangatkan badan. Di rumah itu hanya ada aku, Ibu mertuaku, dan adik ipar yang laki laki, namanya Tommy. Karena kakak iparku tinggal ditempat lain. Sedangkan adik iparku yang cewek untuk sementara tinggal di rumahku untuk menjaga istriku.

“Kamu mandi aja deh sana, Ren” Kata Ibu mertuaku menyuruhku mandi.

“Ah.. nggak usah.. Ibu duluan deh.” Kataku menolak dan menyuruhnya agar lebih dulu.

“Udah.. Ibu disini aja” Kata Ibu mertuaku yang memilih tempat cuci baju dan cuci piring diluar kamar mandi. Karena disitu juga ada air keran.

“Yah.. udah deh.” Kataku sambil mendahuluinya masuk ke kamar mandi.

Suasana waktu itu agak remang-remang karena lampu penerangannya hanya lampu bohlam 5 watt.

Aku iseng ingin tahu bentuk tubuh Ibu mertuaku yang sebenarnya ketika ia telanjang bulat. Maka aku singkapkan sedikit pintu kamar mandi dan menontonnya melepas satu per satu bajunya yang sudah basah kuyup karena kehujanan. Dia tidak tahu aku menontonnya karena dia membelakangiku.

Aku perhatikan ia mencopot kaus nya ke atas melewati bahu dan lehernya. Lalu BH-nya lengan mencongkel sedikit pengaitnya lalu ia menarik tali BH-nya dan BH itupun terlepas. Adegan yang paling syur ialah ketika ia membuka celana panjang jeansnya.

Sret..!

Celana jeans ketat itu ditariknya ke bawah sekaligus dengan CD-nya.

Jreng..!

Aku lihat kedua buah pantatnya yang kencang dan montok itu menantangku.

Aku yang sudah tak merasakan sex selama dua bulan lebih dan lagi dihadapkan dengan pemandangan seperti itu. Aku nekat untuk mendekatinya dan aku peluk dia dari belakang.

“Eh.. Ren.. ini apa-apaan.. Ren.” Hardik Ibu mertuaku.

“Bu.. tolongin saya dong, Bu!” rayuku.

“Ih.. apaan sih..? Kalo ketahuan sama Tommy gimana!” Katanya lagi.

“Udah tenang aja buk, si Tommy lagi sibuk main Playstation, jadi dia nggak bakalan tau.” Jawabnya merayu.

“Bu! Udah dua bulan ini saya nggak dapet dari Nita.. tolong dong, Bu.” Sambungnya lagi.

“Tapi aku inikan ibumu!” Kata Ibu mertuaku.

“Bu.. tolong, Bu.. please banget.” Rayuku kembali sambil tanganku mulai beraksi.

Tanganku meremas-remas buah dadanya yang ukurannya sekitar 36b sambil jariku memelintir putting susunya. Bibir dan lidahku menjilati tengkuk lehernya. Tanganku yang satu lagi memainkan klentit-nya dengan memelintir daging kecil itu dengan jariku. Batang penisku aku tekan dilubang pantatnya tapi tidak aku masukkan. Ibu mertuaku mulai bereaksi. Tangannya yang tadi berusaha meronta dan menahanku kini sudah mengendor. Dia membiarkanku memulai dan memainkan ini semua. Nafasnya memburu dan mulai mendesah-desah.

“Dikamar aja yuk, Bu.” Bisikku, kemudian menggandeng nya ke arah kamarnya.

Begitu sampai di kamarnya, aku disuruhnya telentang di ranjang, setelah itu dia langsung saja mengambil posisi 69, mulai mengoral batang kem4luanku.

Aku khawatir hubunganku di malam ini akan ketahuan oleh adik iparku, tapi persentanlah. Apapun yang terjadi terjadilah…

Aku pun balik menyerang ibu mertuaku. Mulut dan lidahku dengan ganas mempermainkan miliknya.

Tanganku juga ikut aktif merabai, meremasi bibir kemaluan dan menusuki lubang anal ibu mertuaku. Kelentitnya yang sudah membengkak karena rangsangan seksual kujilati, dan keremasi dengan gemas.

Kumainkan pula apa yang ada di sekitar daerah kemaluannya. Gabungan remasan jari, kobokan tangan di kemaluannya, dan serangan lidahku berhasil membuat mertuaku keluar untuk yang pertama kalinya.

“Aaaaahhhh…. Rendi sayang….” Jerit nikmat ibu mertuaku.

Cairan birahi ibu mertua keluar deras dari lubang vaginanya. Langsung saja kuhisap dan kutelan habis hingga tidak ada yang tersisa. Akupun tersenyum, lalu aku merubah posisiku.

Tanpa memberikan kesempatan ibu mertuaku untuk beristirahat, kuarahkan batangku yang masih bugar dan perkasa ini ke arah vaginanya, lalu kusetubuhi dia dalam posisi misionaris.

Kurasakan batangku menembus liang vagina seorang wanita kepala 4 yang sudah beranak 3, tapi masih terasa kekenyalan dan kekesatannya.

Tampaknya program jamu khusus organ tubuh wanita yang dia minum berhasil dengan baik. Miliknya masih terasa enak dan nikmat menggesek batangku saat keluar masuk.

Sambil menyetubuhi ibu mertuaku, aku mempermainkan buah dadanya yang besar dan kenyal itu, dengan mulut dan tanganku. Kuraba-raba, kuremas-remas, kujilat, kugigit, sampai payudara itu kemerah-merahan.

Puas bermain payudara tanganku mempermainkan kelentitnya, sementara mulutku bergerilya di ketiaknya yang halus tanpa bulu, sementara tangan satunya masih mempermainkan payudaranya.

Tangan ibu mertuaku yang bebas, meremas-remas rambutku, dan mencakar-cakar punggungku.

Posisi nikmat ini kami lakukan selama bermenit-menit, hingga 45 menit kemudian ibu mertuaku mencapai orgasmenya yang kedua kalinya.

Setelah itu dia meminta istirahat. Aku sebenarnya malas mengabulkan permintaannya itu, karena aku sedang tanggung, hampir mencapai posisi puncak. Namun akhirnya aku mengalah.

“Rendi kamu hebat banget deh, kamu sanggup membuat ibu keluar sampai dua kali.” Puji ibu mertuaku.

“Aah ibu bisa saja deh” kataku merendah.

“Kamu benar-benar lelaki perkasa, Nita beruntung mendapatkanmu.” Puji mertuaku lagi.

Lalu kami bercakap-cakap seperti biasanya. Sambil bercakap-cakap, tangan ibu mertuaku nakal bergerilya di sekujur tubuhku. Terakhir dia kembali mempermainkan batangku yang sudah mengerut ukurannya. Aku bangkit, lalu beranjak dari tempat tidur.

Ibu mertuaku memandangku heran, dikiranya aku akan keluar dari kamarnya dan mengakhiri permainan cinta kami. Tapi kutenangkan dia sambil berkata.

“Sebentar bu, aku akan mengecek keadaan dulu”. Aku memang khawatir, aku takut adik iparku mendengar apa yang kamu lakukan.

Dengan cepat aku mengambil handuk dan keluar kamar mertuaku.

Ternyata dugaanku salah. Hari memang sudah beranjak pagi, sekitar jam 6.15 menit, tapi adik iparku belum juga bangun.

Penasaran kuhampiri kamarnya. Ternyata adik iparku masih tertidur lelap.

Aku lega melihatnya. Sepertinya permainan Playstation semalam, berhasil membuat dia kolaps.

Akupun masuk kedalam kamarnya dan berjalan kearah jam weker di kamarnya, lalu kuatur ke angka 9 pagi.

Aku melihat wajah adik iparku yang tertidur penuh kedamaian, sambil berkata dalam hati. “Tidurlah yang lelap bocah, aku belum selesai menikmati tubuh ibumu.” Lalu kearah pintu dan menutupnya.

Setelah itu, aku kembali ke kamar mandi, mencuci tubuhku, lalu balik lagi ke kamar mertuaku.

Kami terlibat kembali dalam persetubuhan nikmat lagi.

Dalam persetubuhan terakhir ini, aku dan ibu mertuaku sama-sama meraih orgasme kami bersama dalam posisi doggy anal.

Sesudahnya, setelah membersihkan diri di kamar mandi untuk yang terakhir kali, dan kemudian mengenakan baju kembali, dan berangkat meninggalkan rumah mertuaku itu.

Begitulah cerita seksku dengan Ibu mertuaku di suatu malam yang indah.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel