Bab 3 Tanteku
Cerita ini ku alami kurang lebih 2 tahun yang lalu. Aku baru saja selesai belajar d pesantren.
Namaku Aldi, usiaku saat ini 18 tahun. Aku mempunyai suatu kebiasaan untuk melakukan Onani, yah mungkin satu kali untuk satu hari.
Karena bosan dirumah gak ada kegiatan akhirnya aku menerima tawaran paman ku untuk membantu tanteku di toko.
Ya pamanku seorang manager di perusahaan elit di daerah jakarta, sedangkan tante ku membuka toko butik karna suntuk tidak punya kegiatan.
Tanteku saat ini berusia 36, tapi tampangnya masih seperti usia 20 tahunan…di tunjang dengan paras yg cantik kulit putih bersih…dada dan pantat yg lumayan besar…
Tante ku mempunyai seorang anak laki-laki bernama Rama, dia 1 tahun lebih tua dariku, saat ini ia kuliah di salah satu universitas ternama di jakarta.
Suatu malam aku terbangun, karna haus aku memutus kan mengambil minum ke dapur tanpa sengaja aku melihat tanteku sedang bercinta di ruang tamu dengan pamanku.
Untung pamanku tidak melihatku, tapi tidak dengan tanteku dia jelas melihatku, tanteku bahkan sempat tersenyum padaku sambil bergoyang di atas tubuh pamanku.
Aku yang melihat itu berpura pura tidak melihat aktifitas mereka.
Setelah dari dapur aku kembali memejamkan kedua mataku, tak berselang lama aku menutup mata aku merasakan batang kont*lku basah.
Aku terkejut melihat tanteku sedang mengulum batang kont*lku.
Saat aku bangun, aku melihat tanteku sudah setengah telanjang dan hanya menyisakan BH dan CD nya.
Saat ia melihat aku terbangun, dia pun bangkit dan langsung melumat bibirku. Aku yg masih terkejut hanya bisa diam membiarkan aksinya itu.
Tak berselang lama aku menghentikan aksi tersebut dan berkata.
“Jangan tan Aldi takut tan…” kataku pelan supaya tanteku berhenti.
“Udah kamu diem aja, kont*l kamu gede bngett tante pengen rasain..” bisik tanteku nakal.
Aku yang mendengar itu pun ikut tersenyum dan mulai berani menatapnya sambil berkata. “Tan, boleh gak kalo aku pegang p4yudara Tante..?”
Sambil sedikit tersenyum, Tante Nita berkata, “Terserah kamu sayang…”
Lalu tangan ku mulai meraba payudara Tante, tetapi aku merabanya dari luar saja karena masih tertutup oleh BH-nya.
Karena merasa kurang puas, maka aku bertanya lagi. “Tante, boleh nggak Aldi buka BH tante..?”
Dengan sedikit kesal, Tante Nita menjawab, “Kamu boleh melakukan semua yang ingin kamu lakukan, tubuh Tante sekarang ini adalah milik kamu sepenuhnya.”
Permainan terus berlanjut, aku mulai membuka BH Tante Anisa. Terlihatlah dua bukit kembar yang indah sekali, mungkin ukurannya sekitar 36A. Lalu aku mulai meremas dan mencium payud4ra Tante Anisa, dan Tante Anisa mulai merasakan kenikmatan dan mengeluarkan suara des4han.
“Uuhhh… ahhh..,”
Dengan liar bibirku mulai menghisap payud4ra yang di sebelah kanan, sedangkan tangan ku meremas dengan keras payudar4nya yang di sebelah kiri. Aku terus menghisap putting payud4ra Tante Anisa kurang lebih 5 menit lamanya. Kemudian aku melepaskannya dan aku melihat putingnya sudah berwarna kemerah-merahan agak hitam.
Kemudian Tante Nita mulai turun dari atas tempat tidurku dan berjongkok.
Aku yang melihat keinginannya, turun dari atas tempat tidur dan berdiri tepat di hadapan Tante Anisa.
Dengan cepat dia menurunkan celana boxer ku sekaligus dengan celana dalam ku, lalu dia pun membuka mulutnya dan memasukkan kemalu4n ku ke mulutnya.
Kemudian Tante Anisa mulai menghisap kemalu4n ku dan memainkannya di dalam mulutnya yang membuat aku lupa diri. Tangan ku mulai menjambak rambut Tante Anisa dan kakiku mulai menjinjit karena aku merasakan kenikmatan yang hebat.
Kurang lebih 10 menit kemudian, aku merasakan ada yang mendesak keluar seperti saat aku sedang melakukan masturb4si dan aku mulai mengerang.
“Aduh, Tan… Aku sampai nih, uh… uhhh… uuuhhh…”
Tante Anisa yang mendengar eranganku mulai mempercepat permainannya dan akhirnya aku mengeluarkan cairan sperma saya di dalam mulut Tante Anisa.
Aku merasakan Tante Anisa menghisap habis seluruh sperm4ku dan menelannya habis habis.
Dalam sisa-sisa kenikmatan, aku melihat Tante Anisa bangkit dan mencium bibir ku, yang tentu saja aku balas dengan ciuman yang hangat dan liar.
Hanya dalam hitungan beberapa detik, Tante Anisa menekan kepala ku dan aku pun mengerti apa yang diinginkan Tante Anisa.
Aku mulai berjongkok dan Tante Nita berganti posisi dengan tubuhnya bersandar
Pada dinding rumah.
Dengan perlahan aku menurunkan CD warna biru langit dengan segunduk daging yang menonjol di antara kakinya, selain itu aku juga melihat CD-nya mulai basah oleh cairan kemalu4nnya.
Tiba tiba tante Anisa berkata kepada ku, “Aldi, cepat donk.., Tante sudah nggak tahan nih…”
Dengan tenang aku menjawab, “Iya Tan..,” dan aku mulai memeloroti CD-nya. Aku melihat rambut kemaluan Tante Anisa yang sungguh subur tetapi terawat dengan rapih.
Sejujurnya, aku sungguh tidak menyangka keindahan memek wanita ini berbeda dengan yang pernah aku lihat di film-film blue bahkan sangat berbeda. Dengan perlahan-lahan, aku mulai menyapu kemalu4n Tante Anisa dengan lidah ku.
Sesudah rambut kemalu4nnya basah oleh air liur ku, aku mulai memasukkan lidah ku di antara kemalu4nnya dan aku menemukan sebuah bijian kecil.
Dengan lidah ku, aku mulai menjilati biji tersebut, hal ini membuat Tante Anisa mengerang keenakan.
“Al.., terus.. terus.., Tante merasa nikmat sekali, ah… ah… uhhh..” des4hnya.
Karena merasakan Tante Anisa yang mulai terangs4ng, maka aku mempercepat jilatan ku pada bijian tersebut kurang lebih 6 menit Tante Anisa menjerit sambil memegang dan menjambak rambutku.
“Uhhh… Tante sampai nihhh… ayo terus Alll… ah… ehmmm.. nikmat sekali.”
Lalu aku melepaskan permainan lidah ku dan aku melanjutkan dengan tangan ku yang mulai mengosok dan mengocok kemalu4n Tante Anisa karena aku merasa jijik untuk menghisap air kemalu4n wanita tetapi dengan cepat Tante menarik kepalaku dan mengarahkannya kembali ke
Kemalu4nnya. Karena ingin memuaskan Tante Anisa, maka aku mulai memainkan lidah ku di kemalu4n Tante Anisa.
Akhirnya Tante mengejang dan berteriak, “Ahh… ahhh… auuu… ehmmm… Tante sampai, terus Alll… uhh… ahhh… aahhh..”
Aku merasakan ada cairan yang keluar dari kem4luan Tante, maka aku menghisap seluruh cairan tersebut sampai kering dan kemudian aku menelannya.
Karena melihat Tante Anisa sedang merasakan sisa-sisa kenikmatannya maka aku bangkit dan mencium bibirnya, sedangkan tangan ku meremas payud4ranya.
Lalu Tante Anisa membuka matanya dan tersenyum nakal sambil berkata, “Aldi, kamu kurang ajar, bahkan dengan tantemu sendiri pun kamu berani berbuat begitu.”
Dengan terkejut aku berkata, “Tapi Tan, Aldi nggak bermaksud begitu, kan tante yang… “ Belum selesai aku berkata Tante Anisa memotongnya dan berkata,
“Tante tau kamu tidak bermaksud begitu tapi kamu sudah melakukannya jadi ya.., nggak apa-apa deh… tante suka dengan permainan kamu. Lain kali kamu harus melakukannya dengan Tante lagi, kalo tidak.. Tante akan laporkan kamu sama yang lainnya!”
Lalu aku tersenyum dan berkata, “Tante nakal sekali, sampai sampai Aldi terkejut, tapi Tante jangan khawatir, lain kali Aldi akan melayani Tante lagi, Aldi janji Tan.”
“Kamu harus ingat janji kamu yach… sekarang kita harus berpakaian kembali, lalu kamu kembali tidur..” kata Tante Nita sambil berjalan keluar kamar.
Setelah kepergian tanteku aku pun tertidur sangat lelap.
