Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

3

Satu bulan sekali para selir di istana selir harus makan bersama dengan ratu Calla dan hari ini adalah hari itu. Semua selir di istana selir tak ada yang menyukai Calla. Mereka semua membenci Calla karena Calla adalah kesayangan raja terdahulu. Dulu Calla hanyalah pelayan mereka, yang bisa mereka marahi dan mereka tindas sesuka hati tapi saat Calla menjadi ratu mereka mendapatkan semua balasannya bahkan ada mantan selir yang kehilangan tangannya karena raja memerintahkan untuk memotong tangan wanita yang sudah menyiramkan air hangat ke tangan Calla. Mereka mengatakan bahwa Calla adalah wanita pendendam tapi mereka tak sadar jika merekalah yang sudah memulai semuanya. Calla hanya membalas mereka.

"Silahkan nikmati jamuan kalian." Seru Calla. Wanita cantik, anggun tapi kejam itu memasang wajah malaikatnya saat para selir menikmati jamuan mereka barulah Calla tersenyum, para selir tak tahu apa yang sudah Calla campurkan ke makanan dan minuman mereka. Hanya Shellen yang tahu apa yang ia campurkan.

"Angkat gelas kalian, bersulang untuk istana selir." Calla mengangkat gelasnya.

Para selir mengangkat gelas mereka lalu meminum air yang rasanya tak berubah sama sekali. Tak akan ada efek muntah-muntah atau keracunan bagi para selir tapi efek dari ramuan yang Calla campurkan ke minuman dan makanan akan berakibat sangat fatal bagi rahim mereka. Tidak, Calla tidak memberikan alat kontrasepsi tapi ia menghancurkan kesuburan para selir. Dengan kata lain, Calla membuat para selir tak akan bisa mengandung seumur hidup mereka. Calla jahat, memang dia jahat. Calla tak akan membiarkan siapapun mendahuluinya. Inilah cara agar tak ada penerus yang lahir dari selir.

"Selir Agya dan Selir Jesticya sudah tidur dengan Yang Mulia Raja. Maka kedudukannya berganti dari selir tingkat 5 menjadi selir tingkat 2. Mereka akan pindah ke kediaman khusus untuk para selir tingkat 2." Calla menaikan jabatan dua selir yang ditiduri oleh Ellijah kemarin malam.

"Dan untuk para selir yang ingin naik jabatan godalah Raja. Nasib kalian tergantung pada kecantikan kalian." Calla tersenyum pada semua selirnya. Tidak, sebenarnya nasib mereka tergantung di tangan Calla. Jika Calla merasa terganggu maka Calla akan mengakhiri nyawa selir tersebut.

Jamuan makan selesai, Calla kembali ke istananya. Ia duduk dengan tenang menikmati minumannya.

"Masih ada yang kau cemaskan, Shellen?" Calla bertanya pada pelayannya.

Shellen menggelengkan kepalanya, "Untuk saat ini tidak ada, Yang Mulia."

Calla tertawa kecil, "Kau bahkan lebih cemas dariku. Tenangkan dirimu, semuanya bisa aku atasi."

"Yang Mulia, pelayan utama Greston dari istana Raja ingin menyampaikan pesan raja." Pelayan Calla yang berjaga di depan pintu ruangan Calla memberitahu Calla.

"Persilahkan dia masuk." Calla merapikan pakaiannya. Membenarkan posisi duduknya menjadi sangat anggun.

"Katakan, Greston." Calla menatap Greston yang menundukan kepalanya.

"Yang Mulia Raja ingin anda ke ruang pertemuan. Beliau ingin anda menari untuk tamu kerajaan yang ada di ruang pertemuan."

"Ah, usaha menyiksaku yang kesekian kali." Calla berkomentar santai. "Aku akan segera kesana." Calla pantang menerima panggilan. Ia akan datang dengan senang hati.

"Baik, Yang Mulia." Greston segera keluar dari ruangan Calla.

"Yang Mulia. Ini sudah keterlaluan." Shellen bersuara. Ia tak suka ratunya dipermalukan.

"Aku bisa apa, Shellen? Raja yang memberi perintah." Calla segera bangun dari posisi duduknya. "Siapkan pakaian untuk menari. Siapkan yang paling membuat bentuk tubuhku terlihat." Jika Ellijah ingin mempermalukan Calla maka Calla akan memperlihatkan keindahannya pada semua orang. Selama ini Calla hanya memperlihatkan keindahan tubuhnya pada mendiang Raja Loyn tapi sekarang ia akan memperlihatkannya pada semua laki-laki. Tapi catat dengan baik, mereka hanya bisa melihat lekuk tubuh Calla tanpa bisa menyentuhnya.

Shellen menyiapkan pakaian Calla, setelahnya ia membantu Calla mengganti pakaian. Rambut indah Calla dibentuk cantik. Leher jenjangnya yang putih mulus terlihat sangat indah. Calla mengangkat gaun menarinya. Ia segera keluar dari istananya bersama dengan Shellen dan beberapa pelayan serta prajurit yang menjaganya.

Siapapun tak akan menistakan kecantikan dan keindahan tubuh Calla. Tapi prajurit tak akan berani mengangkat wajah mereka untuk melihat Calla karena mereka yang berani akan dibutakan matanya.

"Yang Mulia Ratu memasuki ruangan."

Calla mengangangkat dagunya congkak, ia masuk ke ruang pertemuan dengan mata menatap lurus ke depan. Tak ada wajah terhina sama sekali yang ada hanya wajah angkuh nan cantik.

Ellijah mendengus melihat pakaian yang Calla kenakan. Benar-benar wanita yang dibesarkan di rumah pelacuran. Calla tak ada bedanya dengan pelacur saat ini. Ditarik sedikit saja gaunnya sudah pasti payudaranya akan kelihatan.

"Kedatangan saya kemari untuk menghibur tamu kerajaan. Saya tidak bisa mempercayakan para penari kerajaan untuk menyenangkan hati kalian semua oleh karena itu saya yang turun kesini dan terlebih untuk Yang Mulia Raja yang sangat menyukai tarian saya." Calla tersenyum pada Ellijah yang menatapnya dingin. Alunan harpa mulai terdengar, Calla mulai menari. Ia menari sendirian. Gaun berwarna merahnya terbang seiring gerakannya.

Terpana,, semua mata terpana melihat gerakan dan kecantikan Calla. Dimana kiranya mereka bisa mendapatkan ratu secantik Calla. Raja yang memiliki satu istri sekalipun akan memiliki selir jika wanita itu secantik Calla.

Semua tamu kerajaan memberikan tepuk tangan. Calla membungkuk anggun, memberi hormat pada tamu kerajaan yang isinya adalah raja-raja dari berbagai kerajaan.

"Yang Mulia. Tarian anda sangat bagus." Raja dari kerajaan Tyrhs memuji Calla.

Calla tersenyum, "Saya besar di rumah bordil jadi saya sangat pandai menari. Penari disana selalu mengajari saya caranya menari. Satu yang saya ingat dari kata-kata mereka, bahwa pria sangat menyukai wanita yang pandai menari." Akhir kalimatnya Calla mengarahkan matanya ke Ellijah. Ia membalas perlakuan Ellijah dengan sesuatu yang menghasilkan pujian. Ia juga tak akan segan memberitahu orang lain tentang dari mana ia berasal.

"Anda benar, Yang Mulia. Yang Mulia Raja pasti selalu menghabiskan malam dengan anda."

Calla tertawa kecil, "Yang Mulia Raja lebih menyukai tarian selir istana. Saya masih belum pandai menghibur hati Yang Mulia Raja." Dan Calla bisa mempermalukan dirinya lebih jauh untuk menang dari Ellijah. Ia yakin Raja-Raja lain akan menganggap Ellijah gila karena lebih memilih tidur dengan selir daripada dirinya.

"Sudah cukup, Ratuku. Kembalilah ke istanamu."

Calla tersenyum tipis, ia berhasil membuat Ellijah marah. "Baik, Yang Mulia." Calla membungkuk lalu segera membalik tubuhnya.

Mata para raja di dalam istana tak berhenti menatap Calla hingga tubuh Calla hilang dibalik pintu.

Ellijah kesal setengah mati, Calla benar-benar wanita yang tak punya malu. Wanita itu sanggup membuat dirinya terlihat rendah untuk merendahkan dirinya. Ellijah makin muak dengan Calla karena hal ini.



Jamuan makan malam, Calla makan malam sendirian. Ia tak berharap ada yang menemaninya karena ia bukan tipe wanita yang banyak berharap.

"Yang Mulia Raja memasuki ruangan." Saat Ellijah masuk semua pelayan keluar dari ruangan Calla.

"Ah, ternyata suamiku hendak makan malam denganku." Calla tahu benar jika Ellijah bukan ingin makan malam dengannya tapi ingin marah padanya.

Prang! Elijah membalik meja makan Calla. Calla tak terkejut sama sekali meski ia tak memprediksi jika Ellijah akan melakukan itu.

"Berhenti bersikap menjijikan!"

Calla tertawa kecil, ia berdiri dari duduknya, "Kau yang membuatku begitu."

"Aku tak menginginkanmu! Mundurlah dari jabatanmu!"

"Aku tak akan mundur. Siksa aku sesuka hatimu dan aku akan membalasnya semampu otakku." Calla menatap Ellijah berani.

"Kau benar-benar rakus kekuasaan, Calla! Benar-benar menjijikan!"

"Dan wanita menjijikan ini adalah istrimu, Yang Mulia."

Ellijah mencengkram leher Calla dengan erat tapi Calla masih memasang wajah tenangnya, ia pernah merasakan yang lebih sakit dari ini sebelumnya. "Kau akan mati karena kerakusanmu, Calla. Kau pasti akan mati karena itu."

"Kenapa kau sangat ingin aku mati? Apa salahku padamu?"

"Kau benar-benar tidak tahu apa salahmu atau kau sedang bermain peran denganku?"

"Jika karena ibumu kau melakukan ini maka jangan menyalahkan aku karena kematian ibumu bukan salahku. Aku hanya menyelamatkan diriku, membongkar kejahatannya yang ingin membunuhku hingga raja menghukum mati ibumu. Ingat, yang membunuhnya bukan aku tapi ayahmu sendiri."

Tangan Ellijah makin mencengrkam leher Calla hingga membuat wajah Calla memucat. "Dan semua itu terjadi karena kehadiranmu! Dengarkan aku baik-baik. Aku bersumpah kau akan turun tahta kurang dari 6 bulan ini." Ellijah berkata serius, ia mendorong Calla hingga wanita itu terduduk kembali di tempat duduknya.

Ellijah pergi dari ruangan Calla meninggalkan Calla yang meringis menahan sakit.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel