Bab 7 Jangan mencari ku
" Aly!! .. Terimakasih roti nya!! Aku menyukai nya .. !! " ucap Kim yang berteriak sambil melambaikan tangan nya. Senyuman terukir dengan sempurna di wajahnya.
Aku tersenyum lebar juga melambaikan tangan dengan cepat dan tiba-tiba Kim melompat dari batu ke dalam air. Begitu kaget nya aku , aku melihat ekor ikan yang indah. Sangat indah hingga membuat aku terpana dan terhipnotis sesaat hingga suara gonggongan Buck menyadarkan ku.
" Baiklah baiklah aku jalan.. " ucapku pada Buck yang menunggu ku berjalan menuju nya. Buck berlari kesana kemari mengelilingi ku dengan suara gonggongan nya yang besar, ia bersenang-senang hari ini. Terlihat dari ekor nya yang mengibaskan ke kiri dan kanan.
Diperjalanan pulang aku memikirkan apa yang ku lihat. Dan aku berpikir aku berimajinasi , atau mungkin saja itu hanya halusinasi ku atau efek karna kecapekan. Ya , itu saat itu aku menganggap nya hanyalah imajinasi semata dan aku pulang kerumah dengan melupakan semua yang aku lihat.
" Buck! Tunggu! "
Tampak mobil kakek sudah terparkir di halaman rumah , Buck yang semangat berlari masuk kerumah disusul oleh langkah kaki aku yang bersemangat untuk menyiapkan makan malam. Kakek yang sibuk mengobrak-abrik kantong belanjaan dan nenek yang sibuk juga memarahi kakek karna memberantaki meja makan, malam sudah menunjukkan diri nya.
Aroma sup ayam labu dan kalkun panggang menyeruak penuh di dapur Kakek yang sedang membaca majalah yang ia beli dipasar berhenti sejenak saat kalkun panggang keluar dari oven.
" Hmmmp, aroma nya "
" Cepat siapkan .. dan mari kita makan .. " ucap lagi kakek melipat majalah nya dan berhenti membaca memfokuskan mata nya ke kalkun yang dibawa oleh nenek ke meja makan.
Nenek dan kakek yang tersenyum ke arah ku membuat suasana makan malam saat itu makin hangat. Jika bisa dilihat suasana yang hangat ini seperti ada buih-buih yang bercahaya bagaikan kunang-kunang yang menemani ku dan mereka malam ini. Aku tidak ingin mengacaukan makan malam seperti kemaren. Hanya tinggal beberapa hari lagi aku bisa merasakan makan malam hangat ini bersama kakek dan nenek.
" Letak saja piring nya Bean, dan pergi lah nyusul kakek diruang depan " ucap nenek sambil mengambil piring demi piring dari tangan ku.
" Tapi Aly ingin membantu nenek .. " jawab aku dengan rasa lemas.
" Aku hargai bantuan mu Bean , tapi sekarang biarkan aku yang membersihkan nya "
" Kamu selalu membantu aku setiap hari setelah makan malam , dan sekarang kamu mendapat libur nya " ucap nenek sambil menyentil kecil hidung ku.
Aku mengiyakan nya dan berlari langsung ke ruang depan dimana kakek sedang duduk di kursi favorit nya. Dengan sontak aku berlari dan berteriak agar kakek menangkap ku terlihat Buck yang tertidur dibawah kaki kakak terkejut saat aku berteriak keras dan sedikit menginjak ekor nya.
" Hap!! aku menangkap mu lagi Bean " ucap kakek sambil menggeliti pinggang kecil ku.
" Hahaha , cukup cukup Aly kalah .. " ucapku dengan keadaan sudah pasrah akan kekalahan ku dengan kakek.
" Apa yang kau lakukan saat kami pergi? " Tanya kakek meangkat diriku mencoba memposisikan agar aku bisa duduk dengan nyaman di pangkuan nya. Aku menceritakan apa yang ku lakukan dengan Buck saat mereka pergi, kakek hanya tertawa mendengar penjelasan ku. Karna aku tidak bisa diam saat menceritakan nya, tangan ku terangkat kesana kemari bagaikan pesawat yang siap meluncur ke udara.
Kakek makin tertawa saat nenek datang dengan toples selai kacang yang sudah habis, dengan sontak aku berdiri dan menunjuk Buck yang tengah mengigit mainan nya. Buck yang seperti mengerti ucapan ku menoleh ke nenek dan mencoba menggonggong dan mengarahkan condong mulutnya ke arah ku. Aku berlari menangkap mulut Buck dan berbisik bahwa ini rahasia kita yang didengar kakek nenek dan membuat mereka tertawa malam ini.
Senyuman yang terlihat diwajah kakek dan nenek membuat hatiku merasa terus meleleh.
Aku sangat menyayangi mereka, sangat mencintai nya.
***
Selama seminggu kedepan aku terus bermain bersama Kim tanpa ada seorang pun yang tau keberadaan dia. Hari-hari ku selama disini terasa lebih berwarna dan lebih berharga. Keberadaan Kim dihidupku berada di tempat yang khusus nomor tiga dari urutan kakek dan nenek yang berada di urutan nomor satu di hidupku. Aku terus bermain mengobrol satu sama lain walaupun ia tidak mau mengenalkan dirinya atau membuka dirinya kepadaku. Aku mengajarkan ia membaca dan menghitung walaupun terkadang kepala ku terasa ingin pecah saat ia tak mengerti kumpulan huruf dan angka yang ku tulis di pasir. Apa karna tulisan ku berantakan? Aku tidak yakin saat itu.
Kim selalu didalam air, ia tidak bisa ikut bermain dengan ku dan Buck dan hanya melihat ku yang berlari kesana kemari. Kim terus menenggelamkan badan nya didalam air saat aku mendekat kan diriku pada nya, saat aku menanyakan kenapa ia selalu didalam air ia hanya menjawab ia sangat menyukai air? Apa jawaban itu sedikit aneh, aku tidak yakin saat itu hanya mengangguk dan mengatakan bahwa aku juga suka tanah dan berlari kesana kemari seperti Kim yang menyukai air berenang tenggelam kesana kemari.
Apa aku bodoh saat itu?
" Hei seekor ikan! Apa lumba-lumba! " Seruku berteriak lihat seekor lumba-lumba muncul seperti mengintip yang membuat Kim kaget dan menenggelamkan berenang ke dalam air laguna yang dingin.
Buck menggonggong keras saat Kim menghilang dari pandangan nya. Aku khawatir berlari kesana kemari dipinggiran air sambil meneriakkan namanya yang dibantu oleh Buck. Bagaimana jika itu seekor hiu? Kim akan…
" Kim!! " Teriakku.
Aku tidak tau sudah berapa lama Kim pergi. Aku hanya duduk di batu yang ia sering duduki di belakang ku Buck juga duduk memandangi air dan mengawasi mencari keberadaan Kim. Sesekali aku melempar batu kedalam air dan berharap Kim keluar dan mengatakan apa yang terjadi.
" Buck, bagaimana jika sesuatu terjadi padanya? Aku bersalah kan? Bagaimana jika ia dimakan sama ikan jahat tersebut " Gumamku berbicara pada Buck yang dibalas dengan gonggongan kecil seakan ia ingin menjawab ucapan ku.
" Baiklah aku akan berenang dan mencari nya!! "
Ku buka sepatu dan kaus kaki ku menaruh nya dibawah tangga rumah pohon. Aku juga berbicara pada Buck agar jangan menggonggong saat aku berada didalam air, Buck selalu bermain dengan ku karna Kakek yang melatih nya agar terus bersama ku dan jika aku mendekati air atau terjadi sesuatu ia akan menggonggong sangat kuat tidak umum untuk anjing seukuran dia. Bahkan Buck belum sampai usia remaja.
" Jangan seperti ini. Aku tidak seperti yang kamu kira, tidak terjadi apa apa padaku bukan? " Sahut Kim. Dan mencoba meangkat kaki ku yang sudah berada didalam air.
