Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6 Merindukan nya

" Aku tidak perlu bersekolah.. Aly bisa hidup seperti kakek dan nenek " ucapku sambil menahan tangis ku. Lagi-lagi nafas ku tertahan hidung dan pipi ku memerah menahan air mata agar tidak mengalir.

Aku tau karena dua minggu waktu musim panas akan berakhir. Mama dan Papa akan menjemputku dan membawaku ke rumah dingin yang tiada siapapun. Gelap dan dingin tiada kehangatan yang ku rasakan disini.

" Bean .. Kami ingin .. " ucap nenek pelan

aku bisa melihat mata nya yang ingin mengatakan jika aku boleh tinggal disini tapi mulut nya seakan berat ingin mengatakan nya. Belum lagi selesai nenek berbicara kakek memotong pembicaraan ku dan nenek.

" Aly, malam makin larut.. pergilah tidur.. "

Ucap kakek dengan tegas aku merasakan bahwa kakek ingin menutup pembicaraan itu , alisnya yang menegak tegang dapat aku lihat.

" Aly benci kakek! " Ucapku sedikit kesal, aku menarik pelukan ku dari nenek dan berlari ke kamar sambil menahan tangis.

Terdengar perdebatan kecil antara kakek dan nenek yang ingin mencoba menyembunyikan pertengkaran mereka dariku.

" Ah.. harusnya aku tidak berlari seperti itu.. Hiks kakek dan nenek jadi berkelahi "

Gumamku sambil menenggelamkan wajahku ke dalam bantal.

Malam itu.. aku tidur dengan rasa bersalah..

********

" Wofff wofff "

Hembusan nafas Buck membangun ku dari tidur yang begitu nyenyak, pantas saja terasa berat Buck duduk tepat berada di atas badan ku.

" Minggir lah Buck , Aku tidak bisa bernafas " Ucapku sambil menggeser badan Buck yang Cukup besar dari badan asli ku.

Aku berjalan pelan-pelan ke dapur seakan ingin kabur , tapi pendengaran kakek yang tajam membuat aku tertangkap basah.

" Aly, sedang apa kamu syg? "

ucap kakek yang mengagetkan ku

" Ah.. itu anu…" balas ku dengan gugup

" Aly.. Aly minta maaf membuat kakek dan nenek bertengkar, juga perkataan aly keterlaluan. Pasti menyakiti hati kakek bukan? "

" Aly minta maaf kek " Gumamku menundukkan pandangan ku dari kakek. Aku melihat kakek tersenyum kecil , berjalan kecil ke arahku dan menggendongku.

" Tidak apa sayang. Tidak apa "

Kehangatan nya menjalar ke tubuhku dengan sontak aku memeluk erat kakek seperti tidak akan melepaskan nya.

" Aku merindukanmu kakek .. " ucapku sambil menahan tangis.

" Jangan menangis Bean, Aku minta maaf telah membentak mu semalam .. " Ucap kakek pelan sambil menepuk kecil punggung ku.

" Kau tau , Kau boleh tinggal disini.. jika kau sudah lulus dari sekolah mu.. rumah ini jadi milik mu " ucap kakek.

" Benar sayang , ini akan selalu menjadi rumahmu .. kamu tau kan … " Terdengar suara nenek yang lembut dan hangat mencoba menenangkan ku.

Aku mendengar semua perkataan mereka sambil menangis terisak pelan.

Sungguh , aku ingin waktu berlalu begitu cepat sehingga aku cepat lulus dan tinggal disini bersama mereka.

******

Bunyi mobil tua milik kakek lama-lama menghilang. ampak lambaian tangan nenek keluar dari jendela mobil dan melambai ke arah ku yang berdiri tegak didepan rumah. Kakek dan nenek pergi ke kota kecil Vichigan untuk membeli beberapa bahan makanan yang telah habis. Contohnya seperti sosis kesukaan ku, mereka juga menjual susah perlahan yang telah diubah oleh nenek menjadi keju yang ber berkualitas tinggi.

" Ah aku jadi lapar " ucapku sambil melangkah masuk ke rumah.

Aku tidak ingin pergi , itu memakan waktu cukup lama di perjalanan. Butuh dua jam untuk ke kota dan dua jam lagi balik ke rumah ini. Setengah hari adalah waktu yang cukup panjang dan itu cukup membosankan hanya duduk diam berada di dalam mobil. Itu yang aku pikirkan saat mereka mengajakku untuk berbelanja

" Buck! , berhenti menjilati selai kacang nya !! " Ucapku sambil menarik sendok kecil yang dia gigit.

" Hei!! Berhenti menjilati tutup selai nya!! " Tampak kesal diwajah Mada dan itu sangat menggemaskan

" Ugh! jangan melihatku dengan tatapan seperti itu.. " kataku sambil mengalihkan pandangan ku dari Buck, wajah nya memelas agar aku memberikan lebih selai kacang nya untuk nya.

" Baiklah ini, tapi jangan beritahu nenek. Ini rahasia kita oke? " Berbisik ku pada Buck dan memberikan sendok penuh selai kacang kesukaan nya.

Ya, aku membuat roti lapis kacang dan blueberry. Untuk bekal ku bermain dengan Kim, Aku sangat menantikan waktu ku bermain dengan dia..

Ku tutup pintu rumah dan berlari meninggalkan rumah. Tenang saja , pencurian jarang terjadi di desa kecil ini.

Buck berlari lebih dulu , bahkan bisa dibilang dia meninggalkan ku. Keringat keluar dari dahi ku dengan deras cuaca hari ini cukup panas dari biasanya. Dahi ku penuh keringat dan pasti berkilau-wan kalau terpancar sinar matahari siang.

" Wow, Silau sekali Aly " ucap sapa Kim yang tengah duduk di pinggir sungai seperti mengetahui kedatangan ku.

" Sudah kuduga kamu mengatakan itu " kataku sambil menyeka keringat dan terduduk dan langsung terbaring lemas karena capek berlarian di siang hari. Benar- benar menguras tenaga ku.

Aku menutup mataku sebentar aku bisa mendengar Buck sedang bersenda gurau bersama Kim. Buck yang pertama sering menggonggong keras saat Kim berada disampingku demi sedikit menerima keberadaan nya. Dan juga Buck suka menjilati Kim, bisa dibilang Kim bermandikan air liur nya Buck.

" Duduk , Duduk!! hei Buck coba duduk " ucap tegas Kim yang mencoba mengendalikan Buck. Buck hanya menggonggong beberapa kali lalu berputar mengejar ekornya dan menjilati Kim berulangkali. Buck kelihatan sangat senang bersama Kim hingga dia tidak menghiraukan perkataan Kim yang memerintah kan dia untuk duduk.

" Berhenti menjilati Kim, Buck. Duduklah! " Ucap ku sedikit teriak sambil bangun dari tidur ku.

Dan ya , Buck langsung terduduk sambil memandangi Kim yang nampak sedikit kesal.

" Kenapa dia hanya menuruti mu Aly, Hah.. " ucap Kim lemas.

" Dia sangat menyukai mu, makanya dia tidak menghiraukan mu Kim " Kataku sambil sedikit menyemangati nya.

" Buck , Hei lihat! ya ya pintar .. ambil ini " Ucapku sambil melempar bola mainan kesukaan dia dan sontak dia berlari mengejar jauh bola tersebut. Lagi-lagi lemparan ku terlalu jauh, membuat ku berfikir apa aku punya bakat untuk menjadi pemain Football.

Aku menyodorkan kotak bekal yang ku buat tadi untuk ku berikan pada Kim , dan senang hati Kim menerima dengan senang dan memakannya dengan lahap.

" Kamu tidak memakan nya Aly? " ucap Kim yang sedang melihat ku masih terbaring di rumput dan memainkan rumput panjang membawa rumput itu menari-nari di udara.

" Aku masih capek , makan lah aku memang membuat kan nya khusus untuk kamu " balas ku sambil membaringkan setengah badan ku ke pohon besar.

" Kenapa kamu berlari-lari seperti itu, tidak seperti biasa nya " tanya Kim aneh.

" Itu karena aku ingin melihatmu "

" Apalagi? Aku merindukanmu Kim .. " jawabku tegas sambil melihatnya yang tersedak dengan jawaban yang aku lontarkan.

" Ah minum ini, pelan-pelan.. " ucapku sambil memberikan nya minum.

Nampak wajah Kim memerah dan mencoba menyembunyikan dari ku aku tidak tau saat itu kenapa, tapi saat itu aku mengira dia demam dan aku memarahi nya habis-habisan karena selalu berendam dalam air , dan anehnya dia menerima kemarahan ku dengan senyuman. Setelah aku marahi dan menceramahi nya , kami bermain seperti biasa bercanda gurau dan ngobrol sangat banyak. Tapi dia belum pernah menceritakan dimana ia tinggal dan bersama siapa dan darimana ia berasal? Saat aku tanyakan dia selalu saja menghindari nya.

Tapi tak masalah mungkin belum saatnya aku mengetahui , asalkan aku selalu melihat nya, melihat senyuman terukir di wajahnya.

Itu saja itu… sudah cukup.

Benar bukan?

Senja telah menampakkan dirinya lagi. Dan lagi-lagi aku harus berpisah dari Kim

" Bye Aly, " ucapnya lembut.

Aku hanya tersenyum sambil melambaikan tangan ku dan berjalan meninggalkan rumah pohon ku.

" Aly!! .. Terimakasih roti nya!! Aku menyukai nya .. !! " ucap Kim yang berteriak sambil melambaikan tangan nya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel