Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4 Pertemuan pertama

Aku tidak ingin liburan musim panas ini berakhir sebentar lagi. Aku tidak ingin dijemput dan pulang oleh kedua orangtuaku. Aku ingin disini bersama nenek dan kakek. Aku benci kesendirian ku didalam rumah tanpa siapapun, rasa nya aku ingin menangis. Saat air mataku ingin keluar gonggongan Buck mengejutkan ku. Dia mengonggong ke arah air, sentak aku berlari ke tepi sungai dan menjaga jarak ku dengan air karna peraturan nomor satu ialah menjauhi air.

" Buck, hei buddy apa yang kamu li.. "

Belum selesai ku berbicara mataku terpaku sosok anak kecil yang menyelamatkan ku kemaren. Tentu aku senang melihatnya, sontak aku berteriak dan memanggil nya dengan bantuan suara Buck.

" Hei, tunggu.. Hei.. Kemari lah.. Aku ingin berterimakasih… heii .." teriakku kencang.

Tapi anak itu kembali menghilang, dengan sesal aku menjongkok dan menundukkan kepala ku. Rasa sesal menjalar di hatiku

Aku hanya ingin berterimakasih ..

Itu saja..

Aku memainkan tangan ku ke air sambil menggerutu kesal

" Apa salah aku. Aku hanya ingin berterimakasih itu saja.. huh !! "

Saat mencipak-cipak kan air kesana kemari lengan tangan ku ditahan dari dalam air. Sentak aku berteriak kencang,

Apa itu buaya, Apa piranha??

Bagaimana dengan tangan ku .. apa tangan ku putus

Itu yang kupikirkan sejenak hingga sesosok wajah dan kepala muncul dari dalam air. Anak kecil lelaki kemarin menolong ku muncul dari permukaan air

Dengan wajah yang pucat karena mungkin terlalu lama di dalam air. Mata yang hitam legam dan indah juga mulutnya yang tersenyum tipis saat melihatku melotot terhadapnya.

" Jangan berteriak .. " kata anak kecil yang sepertinya seusia dengan ku. Dan seperti peramal dia seakan tau aku akan berteriak karena melihat nya muncul dari dalam air tapi dengan segera ku tutup mulut ku dengan tangan sebelah yang tersisa.

" Aku berterimakasih karena kamu telah menolong ku kemarin .. " kataku sambil mencoba melepaskan tangan nya yg masih menggenggam erat lengan ku.

" Aku sedikit menyesal, aku minta maaf telah mencuri sosis mu.. hingga membuat mu celaka " ucapnya sambil menunduk kan pandangan dariku.

Hatiku senang, seperti detektif yang telah menemukan tersangka nya. Aku bersorak kegirangan dalam hatiku. Anak kecil tersebut hanya menatap lama diriku hingga aku menawarkan nya kue stoberi sisa yang ku makan tadi. Tentu dia menerima nya dengan hati hati. Dia makan bak mendapatkan harta Karun besar dan tak ingin membagikan nya kepada orang lain.

" Pelan pelan lah memakannya , kata nenek tidak baik makan terlalu cepat itu akan membuat mu tersedak " ucapku sambil melihat nya makan dengan keadaan badan setengah tenggelam ke air.

" Besok, aku akan membawakan nya lagi.. aku akan meminta nenek membuat kan ku bekal double ., Datang lah untuk memakannya dengan ku ya " ucap seruku sambil berdiri dan mengepak celana ku agar debu yang menempel hilang.

" Kamu akan pulang? " Tanya sambil mengangkat dirinya ke air seakan ingin menggapai tangan ku agar aku tidak pergi.

" mmmm " kataku sambil mengangguk.

" Kamu juga pulang lah, hari sudah mulai sore.. Nenek bilang tidak baik didekat air saat malam hari "

" Jadi sampai jumpa besok.. Buck ayo " ucapku sambil berteriak dan melambaikan tangan ku padanya yang disambut dengan dirinya yang diam dan menonton aku pergi menjauh dari rumah pohon tersebut.

***

Tak lama aku melihat gubuk kecil rumah kakek dan nenek dan melihat nenek berlari kecil ke arah ku dan memeluk ku erat. Seakan aku barusan pergi lama sekali hingga membuat nenek seperti nya rindu berat dengan ku.

" Aku juga merindukanmu nenek.. " ucapku sambil memeluk nenek. Senyum tipis nenek terlihat saat aku mengatakan hal itu , dan kakek terlihat tersenyum lebar melihat kami yang berpelukan di depan taman rumah sambil menunggu kami yg akan masuk ke rumah

Hari sudah mulai malam , makan malam telah nenek siapkan. Wangi aroma masakan nenek lagi-lagi menusuk hidung ku dan membuat perutku mengadakan konser besar hingga suara nya juga terdengar oleh kakek. Dan membuat ku tersipu malu sambil memukul pelan perut ku agar jangan membuat suara aneh seperti tadi. Nenek memberi ku ayam goreng juga Soup labu kesukaan kakek tentunya. Aku makan dengan lahap sambil menggoyangkan kaki ku dibawah meja makan.

" Bean, apa kamu bersenang-senang hari ini " tanya kakek seperti peramal. Aku mengangguk sambil menyuapkan nasi demi nasi ke mulut ku hingga penuh dan tidak bisa berbicara

" Pelan pelan aly, kamu akan tersedak… " ucap nenek dengan lembut sambil menuangkan segelas air dan memberinya kepadaku.

" Nenek, apa boleh Aly meminta bekal Aly besok dibikin menjadi double? " ucapku sambil menaruh gelas kosong yang telah ku minum habis.

" Tentu, apa pun untuk cucu ku tersayang " ucap nenek lagi sambil menghapus sisa makanan yang tersisa di pipiku. Tanda terimakasih ku aku memeluk lagi nenek dan membuat kakek seperti nya cemburu dan mengerutkan bibirnya kedepan.

" Bibir kakek.. hahaha seperti angsa " kataku sambil menunjuk bibir kakek yang masih saja maju. Kakek menangkap diriku dan memeluk ku erat juga menggosok dagu nya yg penuh kumis ku leher belakang ku dan membuat ku tertawa geli hingga meminta tolong kepada nenek

Malam itu sangat indah, Aku berharap akan tetap selamanya seperti ini.

***

Aku terbangun dari tidurku karna mendengar suara radio usang milik kakek bersenandung lagu yang cukup menarik

Kakek sedang membaca koran dengan gaya nya melipat kaki satunya ke kaki lain nya. Dan nenek sedang membuatkan sarapan. Setelah sarapan karna sudah jadwal nya, kakek mengajak ku untuk memeras susu sapi.

Dengan senang hati aku menerima tawaran kakek. Karna memeras nya bukan memakai tangan melainkan memakai mesin. Ya mesin ini ayah belikan karna aku mengomel, menangis terus menerus dan memarahi nya untuk membeli kan nya untuk kakek. Karna dulu aku melihat nya sangat kecapekan setelah memeras 5 ekor sapi sekaligus yang hanya mendapatkan 2 ember susu. Kakek mengajariku untuk menekan tombol yang mana saja untuk menyalakan mesin tersebut agar bekerja.

" Wah….. susunya… " ucapku terkesima melihat cara kerja mesin pemerah susu tersebut.

Kakek tersenyum dan mengelus kepala ku dengan lembut. Hari ini kami mendapat kan 7 ember susu dari 10 ekor sapi betina milik kakek

" Wah, kita dapat menjualnya ke kota setelah aku membuatnya menjadi keju dan harganya pasti cukup mahal " ucap nenek yang datang menghampiri kami dengan membawakan dua kotak bekal.

" Ini dia pesanan mu tuan putri, dan pergilah bermain " ucap nenek sambil memberikan kotak bekal untukku.

" Terimakasih nenek….. " Kataku sambil memeluk kaki nenek yang panjang.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel