Bab 3: Perjalanan ke Gua - 3
Tapi, Jihoon tidak bisa bangun. Pria itu terlalu kuat dan telah mengalahkannya.
Ketika semua harapan sudah hilang, tiba-tiba Soo-young bangkit dan menyerang pria itu dengan sangat kuat.
"Aku tidak akan membiarkan kamu membunuh mereka!" kata Soo-young dengan marah.
Pria itu terkejut dan tidak bisa menghindari serangan Soo-young. Dia terjatuh ke tanah dan tidak bisa bergerak.
Soo-young kemudian menyerang pria itu dengan sangat kuat, tapi pria itu berhasil menghindari serangannya.
"Aku tidak akan kalah dari seorang gadis kecil seperti kamu!" kata pria itu dengan marah.
Tapi, Soo-young tidak menyerah. Dia terus menyerang pria itu dengan sangat kuat, tapi pria itu terlalu kuat dan berhasil mengalahkannya.
Soo-young terjatuh ke tanah dan tidak bisa bergerak lagi. Min-soo dan Hana sangat terkejut dan sedih.
"Tidak! Soo-young!" kata Min-soo dengan sedih.
Tapi, Jihoon berhasil bangun dan menyerang pria itu dengan sangat kuat.
"Aku tidak akan membiarkan kamu membunuh teman-temanku!" kata Jihoon dengan marah.
Pria itu terkejut dan tidak bisa menghindari serangan Jihoon. Dia terjatuh ke tanah dan tidak bisa bergerak lagi.
Jihoon kemudian membantu Soo-young bangun.
"Terima kasih, Jihoon. Aku tidak bisa mengalahkan dia sendirian," kata Soo-young dengan lemah.
"Kita harus bekerja sama untuk mengalahkan musuh kita," kata Jihoon dengan senyum.
Mereka berempat kemudian berjalan keluar dari ruangan itu dan melihat bahwa banyak anggota organisasi kejahatan itu sedang menunggu mereka.
"Apa yang harus kita lakukan? Mereka terlalu banyak!" kata Hana dengan khawatir.
"Jangan khawatir, kita bisa mengalahkan mereka. Kita harus bekerja sama dan percaya diri sendiri," kata Jihoon dengan percaya diri.
"Benar, kita bisa melakukannya. Kita telah mengalahkan pria itu, kita bisa mengalahkan mereka juga," kata Soo-young dengan semangat.
Mereka berempat kemudian menyerang anggota-anggota organisasi kejahatan itu dengan sangat kuat. Pertarungan antara mereka sangat sengit dan berlangsung lama.
Tapi, Jihoon serta ketiga temannya tidak menyerah. Mereka terus menyerang dan mengalahkan anggota-anggota organisasi kejahatan itu satu per satu.
Akhirnya, mereka berhasil mengalahkan semua anggota organisasi kejahatan itu. Mereka merasa lega dan gembira karena telah mengalahkan musuh mereka.
"Kita berhasil! Kita telah mengalahkan organisasi kejahatan itu!" kata Min-soo dengan gembira.
"Benar, kita berhasil. Kita harus terus bekerja sama dan percaya diri send". "Kita harus terus bekerja sama dan percaya diri sendiri untuk menghadapi tantangan-tantangan lainnya," kata Jihoon dengan bijak.
"Benar, kita harus terus berlatih dan meningkatkan kemampuan kita agar kita bisa menghadapi tantangan-tantangan lainnya dengan lebih baik," kata Soo-young dengan semangat.
Mereka berempat kemudian berjalan keluar dari markas organisasi kejahatan itu dan kembali ke desa. Mereka disambut sebagai pahlawan oleh penduduk desa.
"Terima kasih, kalian telah menyelamatkan kami dari organisasi kejahatan itu!" kata salah satu penduduk desa dengan gembira.
"Kami hanya melakukan apa yang benar. Kami harus selalu melindungi orang-orang yang tidak bersalah," kata Jihoon dengan bijak.
Mereka berempat kemudian kembali ke rumah Kepala Desa Lee untuk melaporkan keberhasilan mereka.
"Kepala Desa Lee, kami telah berhasil mengalahkan organisasi kejahatan itu!" kata Min-soo dengan gembira.
"Saya sangat bangga dengan kalian. Kalian telah menyelamatkan desa ini dari bahaya besar," kata Kepala Desa Lee dengan gembira.
Kepala Desa Lee kemudian memberikan mereka hadiah sebagai tanda terima kasih.
"Terima kasih, Kepala Desa Lee. Kami sangat berterima kasih atas hadiah ini," kata Jihoon dengan hormat.
Mereka berempat kemudian kembali ke rumah mereka dengan gembira. Mereka merasa puas dengan apa yang telah mereka lakukan.
"Aku sangat bangga dengan kita. Kita telah melakukan sesuatu yang sangat besar," kata Hana dengan gembira.
"Benar, kita telah menyelamatkan desa ini dari bahaya besar. Kita harus terus bekerja sama untuk melindungi orang-orang yang tidak bersalah," kata Jihoon dengan bijak.
Mereka berempat kemudian beristirahat dengan gembira. Mereka merasa lelah tapi puas dengan apa yang telah mereka lakukan.
Keesokan harinya, mereka berempat bangun dengan gembira. Mereka merasa segar dan siap untuk menghadapi hari baru.
"Aku ingin berlatih ilmu bela diri hari ini. Kita harus terus berlatih untuk meningkatkan kemampuan kita," kata Soo-young dengan semangat.
"Benar, kita harus terus berlatih. Aku juga ingin berlatih hari ini," kata Min-soo dengan gembira.
Mereka berempat kemudian pergi ke tempat latihan untuk berlatih ilmu bela diri. Mereka berlatih dengan sangat giat dan semangat.
Tiba-tiba, Jihoon merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia merasa ada orang yang sedang mengawasi mereka.
"Kawan-kawan, aku merasa ada orang yang sedang mengawasi kita," kata Jihoon dengan waspada.
Mereka berempat kemudian berhenti berlatih dan mencari sumber suara itu.
"Aku tidak melihat apa-apa," kata Hana dengan bingung.
"Benar, aku juga tidak melihat apa-apa," kata Soo-young dengan bingung.
Tapi, Jihoon masih merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut.
"Tunggu, aku akan memeriksa lebih lanjut," kata Jihoon dengan waspada.
Jihoon kemudian berjalan ke arah suara itu dan menemukan sebuah pintu tersembunyi.
"Apa ini? Pintu tersembunyi?" kata Jihoon dengan kaget.
Jihoon kemudian membuka pintu itu dan menemukan sebuah ruangan yang gelap dan misterius.
"Apa yang ada di dalam ruangan ini?" kata Jihoon dengan penasaran.
Jihoon kemudian memasuki ruangan itu dan menemukan sebuah benda yang tidak biasa.
"Apa ini? Benda apa ini?" kata Jihoon dengan kaget.
Tiba-tiba, benda itu berbicara dengan suara yang keras dan misterius.
"Aku adalah benda ajaib yang dapat memberikan kekuatan besar kepada pemilikku. Tapi, aku hanya dapat memberikan kekuatan itu kepada orang yang layak," kata benda itu dengan suara yang keras dan misterius.
Jihoon merasa terkejut dan penasaran dengan benda itu.
"Apa yang kamu maksud dengan orang yang layak? Bagaimana cara mendapatkan kekuatan itu?" kata Jihoon dengan penasaran.
Benda itu kemudian menjelaskan bahwa untuk mendapatkan kekuatan itu, Jihoon harus menyelesaikan sebuah tantangan yang sangat sulit.
"Tantangan apa itu? Aku siap untuk menerima tantangan itu!" kata Jihoon dengan percaya diri.
"Tantangan itu adalah untuk mengalahkan musuhku yang paling kuat. Jika kamu berhasil mengalahkannya, maka aku akan memberikan kekuatan itu kepada kamu," kata benda itu dengan suara yang keras dan misterius.
Jihoon merasa terkejut dan ragu-ragu. Dia tidak tahu apakah dia bisa mengalahkan musuh yang paling kuat dari benda itu.
"Tapi, aku tidak tahu apakah aku bisa mengalahkannya. Aku hanya seorang anak muda yang tidak memiliki kekuatan yang cukup," kata Jihoon dengan ragu-ragu.
Benda itu kemudian menjelaskan bahwa Jihoon tidak sendirian. Dia memiliki teman-teman yang akan membantunya dalam tantangan itu.
"Kamu tidak sendirian. Kamu memiliki teman-teman yang akan membantumu dalam tantangan ini. Percayalah pada mereka dan percayalah pada dirimu sendiri," kata benda itu dengan suara yang keras dan misterius.
Jihoon merasa lebih percaya diri setelah mendengar kata-kata benda itu. Dia memutuskan untuk menerima tantangan itu dan mengajak teman-temannya untuk membantunya.
"Baiklah, aku akan menerima tantangan itu. Aku akan mengajak teman-temanku untuk membantuku," kata Jihoon dengan percaya diri.
Benda itu kemudian memberikan Jihoon sebuah peta yang menunjukkan lokasi musuhnya yang paling kuat.
