Bab 3: Perjalanan ke Gua - 2
Hana merasa terkesan dengan jawaban Jihoon. Dia merasa bahwa Jihoon adalah seorang yang sangat berdedikasi dan bersemangat. "Aku ingin berlatih ilmu bela diri denganmu, Jihoon. Aku ingin menjadi seorang pendekar yang kuat dan bijak seperti kamu."
Jihoon tersenyum. "Aku akan dengan senang hati berlatih ilmu bela diri denganmu, Hana. Aku ingin melihat kemampuanmu yang sebenarnya."
Hana merasa gembira. "Baiklah, aku akan menunjukkan kemampuan berlatih ilmu bela diriku yang sebenarnya."
Hana kemudian memulai berlatih ilmu bela diri dengan sangat baik. Jihoon merasa terkesan dengan kemampuan Hana. Dia merasa bahwa Hana adalah seorang yang sangat berbakat dan berdedikasi.
Setelah Hana selesai berlatih, Jihoon memuji kemampuannya. "Kamu sangat berbakat dan berdedikasi, Hana. Aku yakin kamu akan menjadi seorang pendekar yang kuat dan bijak suatu hari nanti."
Hana merasa senang dengan pujian Jihoon. Dia merasa bahwa Jihoon adalah seorang yang sangat bijak dan berpengalaman. "Terima kasih, Jihoon. Aku akan terus berlatih ilmu bela diri dengan sangat giat dan tekun agar aku bisa menjadi seorang pendekar yang kuat dan bijak seperti kamu."
Jihoon tersenyum. "Aku yakin kamu akan berhasil, Hana. Aku akan membantumu dalam berlatih ilmu bela diri jika kamu membutuhkannya."
Hana merasa gembira. "Terima kasih, Jihoon. Aku sangat menghargai bantuanmu."
Hari-hari berlalu, dan Jihoon serta Hana terus berlatih ilmu bela diri bersama-sama. Mereka berdua menjadi sangat dekat dan saling menghormati satu sama lain.
Jihoon merasa bahwa Hana adalah seorang yang sangat berbakat dan berdedikasi. Dia merasa bahwa Hana akan menjadi seorang pendekar yang kuat dan bijak suatu hari nanti.
Sementara itu, Min-soo dan Halmoni juga terus berlatih ilmu bela diri dengan sangat giat dan tekun. Mereka berdua ingin menjadi seorang pendekar yang kuat dan bijak seperti Jihoon.
Suatu hari, Jihoon memutuskan untuk mengajak Hana, Min-soo, dan Halmoni untuk pergi ke sebuah desa yang terletak di dekat gunung. Desa itu terkenal dengan keindahan alamnya yang sangat mempesona.
Mereka berempat berjalan kaki ke desa itu dengan sangat gembira. Mereka berbicara dan tertawa bersama-sama sepanjang jalan.
Setelah beberapa jam berjalan, mereka akhirnya tiba di desa itu. Mereka sangat terkesan dengan keindahan alam desa itu.
Tiba-tiba, mereka mendengar sebuah suara yang tidak biasa. Suara itu terdengar seperti suara seseorang yang sedang berteriak minta tolong.
Jihoon serta ketiga temannya merasa terkejut dan khawatir. Mereka berlari ke arah suara itu untuk mengetahui apa yang terjadi.
Mereka berlari ke arah suara itu dan menemukan seorang gadis muda yang sedang berteriak minta tolong. Gadis itu sedang diserang oleh sekelompok orang jahat yang ingin menculiknya.
Jihoon serta ketiga temannya merasa terkejut dan marah. Mereka langsung menyerang orang-orang jahat itu untuk menyelamatkan gadis itu.
Pertarungan antara Jihoon serta ketiga temannya dengan orang-orang jahat itu sangat sengit. Orang-orang jahat itu sangat kuat dan berjumlah banyak, tapi Jihoon serta ketiga temannya tidak menyerah.
Mereka berempat menggunakan semua kemampuan bela diri mereka untuk mengalahkan orang-orang jahat itu. Setelah beberapa saat, mereka akhirnya berhasil mengalahkan orang-orang jahat itu dan menyelamatkan gadis itu.
Gadis itu sangat berterima kasih kepada Jihoon serta ketiga temannya. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Soo-young, putri dari kepala desa itu.
Soo-young menjelaskan bahwa orang-orang jahat itu adalah anggota dari sebuah organisasi kejahatan yang ingin menguasai desa itu. Mereka telah menculik banyak gadis-gadis desa itu untuk dijadikan budak.
Jihoon serta ketiga temannya merasa terkejut dan marah. Mereka memutuskan untuk membantu Soo-young dan desa itu untuk mengalahkan organisasi kejahatan itu.
Soo-young sangat berterima kasih kepada Jihoon serta ketiga temannya. Dia meminta mereka untuk pergi ke rumahnya untuk berbicara dengan ayahnya, kepala desa itu.
Mereka berlima berjalan ke rumah Soo-young dengan sangat hati-hati. Mereka tidak tahu apa yang akan mereka hadapi di rumah Soo-young.
Setelah beberapa saat, mereka akhirnya tiba di rumah Soo-young. Rumah itu sangat besar dan indah, tapi juga terlihat sangat kosong dan sunyi.
Soo-young meminta mereka untuk menunggu di ruang tamu sementara dia pergi memanggil ayahnya. Jihoon serta ketiga temannya menunggu dengan sangat hati-hati, tidak tahu apa yang akan terjadi.
Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki yang berat dan pelan. Suara itu semakin keras dan semakin dekat, sampai akhirnya seorang pria tua dengan wajah yang sangat serius muncul di depan mereka.
Pria tua itu memperkenalkan dirinya sebagai Kepala Desa Lee, ayah Soo-young. Dia sangat berterima kasih kepada Jihoon serta ketiga temannya karena telah menyelamatkan putrinya.
Kepala Desa Lee menjelaskan bahwa organisasi kejahatan itu telah menguasai desa itu selama beberapa bulan terakhir. Mereka telah menculik banyak gadis-gadis desa itu dan membuat penduduk desa itu hidup dalam ketakutan.
Dia meminta Jihoon serta ketiga temannya untuk membantunya mengalahkan organisasi kejahatan itu dan menyelamatkan desa itu.
Jihoon serta ketiga temannya merasa terharu dengan permintaan Kepala Desa Lee. Mereka memutuskan untuk membantunya mengalahkan organisasi kejahatan itu dan menyelamatkan desa itu.
Kepala Desa Lee sangat berterima kasih kepada mereka. Dia memberikan mereka informasi tentang organisasi kejahatan itu, termasuk lokasi markas mereka dan jumlah anggota mereka.
Dengan informasi itu, Jihoon serta ketiga temannya membuat rencana untuk mengalahkan organisasi kejahatan itu. Mereka akan menyerang markas organisasi kejahatan itu pada malam hari, ketika anggota-anggota organisasi itu sedang tidur.
Mereka berlima berjalan ke markas organisasi kejahatan itu dengan sangat hati-hati. Mereka tidak ingin terdeteksi oleh anggota-anggota organisasi itu sebelum mereka siap menyerang.
Setelah beberapa saat, mereka akhirnya tiba di markas organisasi kejahatan itu. Mereka melihat bahwa markas itu sangat besar dan terlihat seperti benteng.
Jihoon serta ketiga temannya saling menatap dan mengangguk. Mereka siap menyerang. Tiba-tiba, mereka mendengar suara yang tidak biasa dari dalam markas. Suara itu terdengar seperti suara seseorang yang sedang berteriak kesakitan.
Jihoon serta ketiga temannya merasa terkejut dan khawatir. Mereka tidak tahu apa yang terjadi di dalam markas itu. Mereka memutuskan untuk menyelidiki suara itu.
Mereka berlima masuk ke dalam markas itu dengan sangat hati-hati. Mereka melihat bahwa di dalam markas itu sangat gelap dan sunyi. Tapi, mereka masih bisa mendengar suara itu.
Mereka mengikuti suara itu dan menemukan sebuah ruangan yang tertutup. Mereka membuka pintu ruangan itu dan menemukan seorang gadis muda yang terikat di sebuah tiang.
Gadis itu adalah salah satu korban penculikan organisasi kejahatan itu. Dia terlihat sangat lemah dan terluka. Jihoon serta ketiga temannya merasa sangat sedih dan marah.
Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki yang berat dan pelan. Suara itu semakin keras dan semakin dekat. Mereka melihat bahwa seorang pria yang sangat besar dan kuat sedang mendekati mereka.
Pria itu adalah salah satu anggota organisasi kejahatan itu. Dia terlihat sangat marah dan ingin membunuh Jihoon serta ketiga temannya.
Pria itu menyerang Jihoon serta ketiga temannya dengan sangat kuat. Mereka berempat berusaha untuk menghindari serangannya, tapi pria itu terlalu cepat dan terlalu kuat.
"Apa yang harus kita lakukan? Pria itu terlalu kuat!" kata Hana dengan khawatir.
"Jangan khawatir, aku akan mengalahkannya," kata Jihoon dengan percaya diri.
Tapi, sebelum Jihoon bisa menyerang, pria itu sudah menyerangnya terlebih dahulu. Jihoon terjatuh ke tanah dan tidak bisa bergerak lagi.
"Jihoon! Bangunlah!" kata Min-soo dengan panik.
