Bab 13
Stella masih asyik duduk di depan televisi yang sedang menayangkan drama korea. Tetapi fokusnya tidak pada televisi, ia terus melirik ke arah pintu apartement yg sama sekali tak terbuka. Ia menyuapkan keripik kentang ke mulutnya dengan kesal.
"Keluyuran kemana sih si dosen TMII, udah jam 9 malam juga," gerutunya.
Sejak kejadian tadi siang di kampus, ia tak menemukan sosok Adrian dimanapun dan saat pulang, apartement kosong. Stella benci kesendirian dan kesepian seperti ini, apalagi dia tipikal wanita yang penakut.
"Satu jam lagi gak hadir, aku gantu password apartementnya. Bodoamat dia bisa masuk atau nggak!" Dia meraup keripik kentang cukup banyak ke dalam mulutnya.
Ting
Terdengar suara pin masuk dan kunci terbuka, dengan segera ia merapihkan duduknya dan fokus menatap layar televisi dengan menikmati keripiknya santai.
"Belum tidur?" tanya Adrian yang berdiri tak jauh dari tempat Stella duduk.
"Apa Bapak gak lihat mata saya masih melek, jadi sudah jelas saya belum tidur." Jawaban Stella membuat Adrian menghela nafas.
"Aku tidur duluan, lelah sekali rasanya." Terdengar hembusan nafas berat dari Adrian sebelum akhirnya terdengar suara pintu tertutup.
"Dasar Dosen TMII, datang-datang langsung tidur. Nyesel daritadi gue tungguin!" gerutunya kembali meraup keripik kentang cukup banyak.
***
Adrian keluar dari kamar dengan setelan tidurnya, kaos putih polos dan tranning biru. Ia tampak sudah segar, dan berjalan menuju ke dapur untuk mengambil minum.
Saat tengah meneguk air dalam gelas, tatapannya tertuju pada televisi yang masih menyala.
"Ck, bocah itu," gerutunya berjalan mendekati televisi untuk mematikannya tetapi ia melihat Stella terlelap di atas sofa dengan posisi duduk bersandar dan masih memeluk kaleng keripik kentangnya.
Adrian hanya bisa menggelengkan kepalanya dan mengambil remote untuk mematikan televisi, lalu ia mendekati Stella, mengambil kaleng keripik dan menyimpannya di atas meja. Setelahnya ia meraup tubuh kecil Stella ke dalam gendongannya dengan mudah membuat Stella bergerak pelan mencari posisi nyaman. Stella menyandarkan kepalanya ke dada bidang milik Adrian dengan nyaman.
Adrian membawa Stella ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuh Stella di atas ranjang bermotif doraemon. Kadang Adrian sakit mata masuk ke dalam kamar Stella, karena semuanya berbentuk dan bergambar wajah tokoh kartun asal jepang itu. Adrian menyelimuti tubuh Stella hingga batas leher dan hendak beranjak tetapi Stella menahan pergelangan tangannya membuat Adrian menoleh dan mengernyit.
"Doraemon jangan pergi, kabulkan dulu keinginanku. Tolong rubah dosen TMII itu menjadi pangeran alex yang tampan nan rupawan." Adrian mengernyit semakin dalam.
'Mimpi macam apa itu?' batinnya.
Adrian menyentil kening Stella hingga dia terbangun dan mengaduh.
"Dosen TMII?" pekik Stella. "Ngapain kamu disini? Kamu mau menodaiku?" pekiknya menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Memang kenapa kalau aku menodaimu? Bukankah aku berhak? Aku ini suamimu," ucap Adrian menggoda Stella dengan mencondongkan tubuhnya mendekati Stella yang terus mundur hingga mentok karena punggungnya menabrak kepala ranjang.
"Jangan macam-macam! Atau aku berteriak!" ancam Stella.
"Berteriak saja, paling tetangga kita memakluminya karena kita pengantin baru," ucap Adrian dengan senyuman jahilnya.
"Dasar dosen mesum!" ucap Stella.
"Tapi kau juga menyukainya kan."
Stella semakin berdebar saat wajah Adrian semakin dekat dengan wajahnya. Tatapan mereka beradu satu sama lainnya dan terkunci.
Awalnya Adrian hanya ingin mengerjainya tetapi entah kenapa semakin dekat, dia malah semakin terhanyut oleh tatapan polos Stella.
Cup
Stella membelalak lebar saat bibir Adrian menempel dengan bibirnya. Hanya menempel dan tak ada gerakan lain.
"Jangan meminta sosok pria lain untuk menggantikanku," bisik Adrian sebelum akhirnya dia menjauhkan tubuhnya dan berlalu pergi dengan senyumannya.
Stella masih mematung syock dan bingung, tadi itu apa?
"Aaaaaaa... My first kiss!!!!"
Adrian meringis mendengar jeritan dari dalam kamar Stella, ia berjalan santai masuk ke dalam kamarnya.
***
