Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4

Percy berlari menyusuri lorong rumah sakit saat mendengar kabar duka dari mamanya.

"ma, bagaimana?" Tanya percy khawatir

"hikzz.. percy" tangis dewi pecah di pelukan Edwin

"yah, pretty bagaimana?" Tanya percy khawatir

"pretty baik baik saja, dia hanya mengalami luka kecil. tapi-" ucapan Edwin menggantung

"tapi apa, ayah?" Tanya percy

"azka meninggal di TKP" ujar Edwin membuat percy mematung di tempatnya.

"inalillahi wa'inailahi roji'un. Azka meninggal?" Tanya percy tak percaya

"iya nak" ujar Edwin

"kasian pretty,, satu bulan lagi mereka akan menikah, hikz...hikz...hikzz..." isak dewi

Percy terdiam di tempat memikirkan kondisi adik kesayangannya itu. Percy begitu mencintai dan menyayangi keluarganya, terutama adik satu-satunya.

Percy berjalan tetatih memasuki ruangan pretty dimana pretty terbaring lemah di atas brangkar dengan peralatan medis yang menempel di tubuhnya.

Percy duduk di kursi samping brangkar sambil memegang tangan pretty.

"kamu harus kuat de, kakak akan selalu ada di samping kamu" ujar percy memikirkan bagaimana reaksi pretty kalau tau azka sudah meninggal.

Percintaan percy saja masih pelik, ditambah musibah yang menimpah adik kesayangannya.

***

Rindi baru sampai di bandara internasional ngurah rai bali. Rindi hanya membawa tas kecil saja.

Rindi kembali melihat layar handphonenya dan tetap tak ada notif apapun dari percy.

'Kenapa percy ingkari janjinya, dia bilang dia akan mengantarku pergi. Tapi sampai detik ini, dia masih belum menghubungiku' batin rindi.

"Hei randa" seorang laki-laki datang menyapa rindi.

"Hei" jawab rindi seadanya.

Mereka memanggil rindi sebagai randa. Karena rindi tengah menempati posisi randa sebagai aktris terkenal. Rindi tak merasa kesulitan, karena memang rindipun mempunyai bakat seni yang lebih bagus dari randa, hanya saja rindi tak mau mengasah bakatnya itu. Rindi lebih menyukai ketenangan, dan hidup dengan damai tanpa harus sibuk di liput.

Rindi sedikit risih karena lelaki di depannya ini menatapnya dengan meneliti. Rindi yang jengah membuka kacamata hitam yang bertengker di hidungnya itu.

"apa ada yang salah?" Tanya rindi sinis membuat laki-laki itu tersenyum manis. rindi berlalu pergi meninggalkan lelaki tampan itu sendiri.

Rindi akui kalau lelaki itu memang sangat tampan, dan siapa yang tak mengenal Daffa Arya Ghossan, aktor sekaligus model terkenal asal korea utara.

Rindi memasuki kamar hotelnya dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang king size empuk itu. Rindi mempunyai waktu satu jam untuk beristirahat dan mandi. Rindi kembali merogoh handphonenya dan menghubungi percy tetapi tak ada jawaban.

"dia kemana sih" gumam rindi

Bip bip bip

Rindi segera membuka pesan masuk itu yang ternyata dari randa.

Randa : azka calon suami pretty meninggal dunia tadi malam, dan sekarang akan di makamkan.

"ya tuhan!!!" pekik rindi bangun dari rebahannya.

"pantas saja percy tak menghubungiku, jadi ini alasannya. Ya tuhan kasian sekali pretty" gumam rindi memikirkan pretty.

Rindi masih di pakaikan make up oleh perias yang ada disana untuk melakukan photoshoot bersama artis bernama daffa itu.

"sudah mulai, mari mbak randa" ujar salah satu asistennya.

Rindipun beranjak menuju tempat pemotretan yang bertemakan pre wedding. Rindi bahkan di dandani layaknya seorang pengantin dengan gaun pengantin berwarna merah darah dimana bagian depannya seatas lutut dan belakangnya sangat panjang, hingga menyapu tanah. Rindi terlihat sangat cantik dan anggun dengan balutan gaun pengantin itu dimana bagian atasnya terbuat dari bahan brukat.

Daffa yang memakai tuxedo hitamnya menengok dan terpana dengan wajah cantiknya rindi yang terlihat begitu natural dan sangat cantik.

'kenapa dia berbeda dengan randa yang biasanya? Gadis ini terlihat lebih cantik dan kalem' batin daffa memperhatikan rindi hingga kini mereka berhadapan dan rindi memalingkan wajahnya tak ingin menatap lelaki di hadapannya ini.

"ayo mulai, pose pertama saling berhadapan dan berpelukan." Ujar pengarah foto.

Dan sekaranglah rindi menatap mata hitam milik daffa. Dan disanapun daffa menyadari kalau bola mata rindi berwarna coklat terang, berbeda dengan randa yang berwarna coklat gelap dan lebih tajam. Pandangan rindi terlihat lebih lembut dan teduh.

'apa ini benar-benar randa?' batin daffa, karena ini bukan pertama kalinya dirinya berpasangan dengan randa. Tetapi ini pertama kalinya dia berpasangan dengan rindi.

Tangan rindi terulur untuk mengalungkan kedua tangannya di leher daffa dan daffa merengkuh pinggang rindi hingga menempel dengan tubuh daffa membuat rindi kaget dan sedikit tak nyaman. Rindi terus mencoba menjauh dari tubuh daffa.

"ada apa randa? Kenapa kau terlihat canggung? Bukankah kita sudah sering melakukannya" ujar daffa membuat rindi menggelengkan kepalanya dan tetap memasang wajah dinginnya.

'benar sekali, dia bukan randa. Randa, gadis bar bar itu tak pernah semanis dan sependiam ini' batin daffa

"kenapa kalian terlihat canggung? Ayolah randa, kamu sedang kenapa sih? Biasanya kamu bisa menunjukkan bakatmu" ujar pemandu foto itu.

Dan rindipun pasrah saat tubuhnya benar-benar menempel dengan daffa dan kini kedua mata mereka saling bertautan. Tetapi entah kenapa wajah daffa berubah menjadi wajah percy membuat rindi menurunkan pandangannya ke hidung daffa agar tak menatap mata daffa lagi.

Setelah itu, mereka kembali bergaya dengan daffa yang memeluk rindi dari belakang, ada juga pose yang mengharuskan keduanya saling berhadapan dengan kedua tangan rindi menyentuh pipi daffa dan hidung mereka saling bersentuhan.

Setelah lama, akhirnya mereka break. Rindi langsung berlalu pergi memasuki tendanya dan meneguk air putih dalam botol aqua hingga tandas.

"kamu kenapa rindi?" Tanya manajer randa yang mengetahui ini adalah rindi.

"tidak apa-apa mbak, aku hanya sedikit kurang sehat" ujar rindi ngeles.

'rindi? Jadi benar dia bukan randa? Apa dia kembarannya randa yah' batin daffa yang awalnya berniat menyapa randa.

"mbak, aku mau angkat telpon dulu yah" ujar rindi berlalu pergi keluar tenda menuju tempat yang cukup jauh dari tempat kerjanya.

"hallo honey"

"....."

"aku sampai tadi siang. Percy, Apa benar azka-"

"....."

"ya tuhan, kasihan sekali pretty, pasti dia sangat terpukul" ujar rindi sedih

"....."

"tidak apa-apa honey, aku paham kalau tadi kamu gak jadi nganterin aku. Titip salam aku buat pretty"

"....."

"aku baru beres pemotretan, honey. Mungkin sekarang akan kembali ke hotel"

"....."

"entahlah, aku tak bersemangat bermain di pantai. Apalagi beberapa waktu lalu kita sudah liburan ke Lombok"

"......"

"iya, kamu temenin saja pretty. Pasti dia sangat membutuhkanmu"

"....."

Rindi menutup telponnya, dan menatap hamparan lautan indah di hadapannya. Hatinya sungguh merasa tak tenang, ingin rasanya rindi berada di samping percy atau pretty.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel