Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3

Hari demi hari kini berlalu, hubungan El dan Erik semakin dekat.

Bahkan tak jarang mereka memamerkan kemesraan mereka didepan umum membuat semua pasang mata yang melihat mendesis karena mereka yang selalu bermesraan tanpa melihat sekitar.

"Buka mulutmu" titah Erik, yang diikuti El.

"Enak sekali" puji El saat potongan daging masuk kedalam mulutnya.

Menguyah nya dengan nikmat membuatnya ketagihan ingin memakannya lagi.

"Aku ingin juga" ucap El mengambil daging diatas piring dengan garpu dan segera memasukkan nya lagi kedalam mulutnya.

"Apakah kau ingin banyak? aku akan mengatakannya kepada pelayan agar mengantarnya disini" ucap Erik mengusap bibir El yang terkena saos.

"Satu piring saja" ucap El yang masih terus memasukkan potongan daging kedalam mulutnya, sesekali memberikan nya kepada Erik.

Setelah selesai makan Erik melepaskan tissue yang digenggam El untuk membersihkan wajah nya.

"Kenapa?" Tanya El bingung

"Aku merasa iri dengan tissue" ucap Erik mendengus.

El tertawa melihat ekspresi lucu dari kekasihnya.

"Baiklah, tolong bersihkan bibir ku" pinta El dengan bibir yang penuh saos daging yang ia taruh dibibir dan sekitarannya.

Dengan senang Erik membersihkannya dengan bibir tebalnya, membuat pelayanan yang ingin membersihkan meja makan mereka takut-takut.

"Kau saja yang membersihkan meja itu" tunjuk pelayan itu kepada temannya.

"Tidak, kau saja"

"Aku tidak sanggup" ucap pelayan itu mengadu.

"Jika kau tidak sanggup lantas mengapa kau suruh aku"

"Karena kau biasa-biasa saja, melihat mereka"  jawab pelayan itu gelisah, seperti terangsang tubuhnya melihat kearahnya Erik dan El yang tidak berhenti melakukan hal yang membuatnya tidak sanggup.

Dengan cepat mendorong tubuh wanita yang menjadi rekan kerjanya sampai mengenai dinding, mendekatkan tubuhnya dan melumat bibir yang selama bekerja disana tidak pernah ia sentuh.

"Maaf aku tidak tahan" Ucap pelayan itu menyesal, namun tetap melanjutkan aksinya.

Menekan pinggang teman kerjanya untuk semakin dekat dengannya.

"Aku juga" jawab wanita itu mengalungkan tangannya ke leher pria yang menjadi rekan kerjanya menjadi pelayan.

Tanya pria itu berpindah menekan tengkuk wanita itu untuk semakin memperdalam ciuman mereka, dengan sigap wanita itu mengimbanginya meski nafasnya terputus-putus karena hebatnya ciuman mereka.

Bergerak ke kamar mengganti baju dengan tautan yang masih menyatu.

Setelah masuk dengan sigap pria itu menidurkan tubuh wanita itu

"Aku ingin lebih"  ucap pria itu, yang masih melumat bibir wanita itu meski tangannya sudah bergerak membuka bra yang menutupi payudara wanita yang ia tautkan bibirnya.

"Tapi istri mu sedang mengandung" Ucap wanita itu memegang tangan pria itu.

"Tidak masalah" Jawab nya melepas semua pakaiannya wanita itu setelahnya dengan segera melepaskan pakaiannya juga.

Mereka bercumbu dengan hasrat yang mengimbangi, tidak peduli apa yang akan terjadi yang terpenting adalah hasrat mereka terpuaskan.

"Ahhh ahhh" Desah wanita itu saat selangkangan dipenuhi benda lonjong dan kenyal itu.

Sebelumnya tidak pernah terpikirkan oleh mereka berdua untuk melakukannya, meskipun terkadang tidak sengaja tangan lelaki itu menyentuh pantat besar milik wanita itu, begitupun dengan wanita itu yang terkada tidak sengaja menyentuh Junio pria itu selama mereka menjadi rekan kerja sebagai pelayan.

Tapi hari ini, karena ulah pelanggan yang seenaknya berciuman didepan mereka hingga membuat rasa panas menguasai tubuh mereka, yang akhirnya membuat mereka tidak peduli dengan apa yang akan terjadi kedepannya.

Istri pria yang sedang mengandung dan suami wanita yang sedang kerja diluar kota mencari uang untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari, mereka tidak peduli yang ada dalam otak mereka sekarang adalah bagaimana bisa mereka menikmati tubuh rekan kerjanya dengan puas.

"Kau tadi lihat mereka?" Tanya Erik kepada El.

"Aku jelas melihat mereka" jawab El dengan diakhiri kekehan.

"Pelayan yang bodoh, bisa-bisanya terangsang hanya karena kita berciuman didepan mereka" ucap Erik tertawa melihat bagaimana orang tua itu berciuman dan menghilang dengan berpelukan.

"Ayo kita pulang" ajak Erik yang diangguki El.

Saat kaki ke dua pasangan itu memijak lantai diskotik, semua pasang mata tertuju ke arah mereka semuanya, menatap kagum mereka berdua dengan arti yang berbeda-beda dari masing-masing pengunjung itu.

Johan yang dikelilingi wanita-wanita sexi berdecak kesal saat melihat kedua pasangan itu duduk dihadapannya, tanpa sapaan atau apapun langsung saja berciuman mesra didepannya, membuat salah satu wanita yang duduk disebelah kanannya mendekati payudaranya ke tubuh Johan menggesek dengan tatapan lapar.

Johan yang merasa gemas dengan payudara besar milik wanita itu segera meremas membuat desahan dari mulut wanita sexi itu.

Bukan cuma itu wanita yang duduk disebelah kirinya memegang paha Johan dan mengelus nya, dengan menggigit bibir bawahnya.

Membuat Johan kebingungan sendiri mana dulu yang ingin ia habisi malam ini.

Melihat tatapan bingung dari wajah Johan membuat Erik tertawa

"Pilihlah siapa yang benar-benar akan memuaskan mu" ucap Erik kemudian melumat kembali bibir El.

"Kau mau minum?" Tanya Erik kepada El.

El mengangguk dan menerima segelas minuman keras dari tangan Erik.

"Aku ingin menikmati malam ini" ucap Erik setelah itu meminum habis minuman keras dari botolnya langsung.

Menatap buas kearah El yang juga sudah mabuk berat karena terlalu banyak meminum minuman keras itu.

"Kau cantik" puji Erik mengelus bahu telanjang milik El.

El hanya tersenyum memegang kepalanya yang terasa pusing.

"Aku ingin ini, ini dan ini" tunjuk Erik mengarahkan telunjuknya dibibir payudara dan selangkangan El.

El menarik Erik agar tubuh mereka dapat berhimpitan.

Mencium bibir Erik dan rahang tegas milik pria itu, sesekali menggigitnya gemas.

Menjatuhkan bibirnya ke atas payudara El dan menyesapnya hingga menimbulkan bercak merah disana, melakukannya lagi hingga tepat di pintil nenen El, membuat El mendesah merasakan nikmatnya isapan dari bibir Erik.

Tangan besar milik Erik bergerak menjatuhkan tali baju yang hanya sebesar jari kelingking itu untuk membuat leluasa mencium bahu putih  milik El.

El tak tinggal diam, tangannya terus saja bermain didada bidang hingga menyentuh perut kotak-kotak Erik, memainkan jarinya disitu hingga tangan besar menghentikan jarinya.

"Aku mencintaimu" ucap Erik yang langsung menyingkapkan baju El, membuat tubuh El terpampang jelas untuk dilihat tinggal bra dan CD yang mengganggu penglihatannya dengan segera dia melepaskan dan membuangnya asal.

Untung saja mereka telah berpindah kesalah satu kamar yang disediakan diskotik pemuas nafsu ini, jika tidak mungkin tubuh sexi El akan menjadi tontonan banyak pria berhidung belang.

Tidak jauh dari apa yang dilakukan pelayan restoran tadi sore, kini mereka berdua pun melakukannya dengan gairah yang menguasai diri mereka masing-masing.

Hingga membuat mereka terhanyut untuk terus melakukan nya.

Menikmati setiap sentuhan dari masing-masing mereka, membuat mereka semakin bersemangat untuk terus melakukannya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel