Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2

"kemarin kau kemana El?" Tanya teman perempuan itu saat dirinya muncul dari balik pintu.

"Aku sedang tidak enak badan" jawabnya dan kemudian mengeluarkan benda pipi itu kemudian menyibukkan diri nya agar temannya tidak menanyainya lebih tentang mengapa dirinya tidak masuk kemarin.

Saat sedang fokusnya berselancar dimedia sosial miliknya, ia merasakan benda kenyal menyentuh keningnya, melihat siapa yang memberikannya, ia tersenyum manis mengusap wajah tampan bak Yunani itu dengan sayang.

"Aku merindukanmu" ucap Erik mencium tangan gadis itu.

"Ini masih pagi, tidak bisakah kalian memikirkan nasib kami?" Tanya Johan di belakang Erik, melihat mereka berdua membuatnya ingin mati saja. Tidak sanggup melihat kemesraan mereka saat dirinya tidak memiliki gandengan satupun.

Yang ditanya hanya tertawa kecil mendengar ucapan dari Johan, bagi mereka itu adalah lelucon yang menggelitik perut.

"Jangan kau lihat, jika kau tak suka" ucap Erik, kemudian memajukan wajahnya dan mencium lembut bibir El.

Decakan keluar dari orang yang duduk dibelakang nya.

"Aish kalian tidak memikirkan perasaanku" setelah itu Johan pergi dan meninggalkan kelas.

"Lihatlah, Johan si manusia datar saja tidak tahan dengan kalian berdua apalagi aku yang setiap hari harus menahan diri melihat kalian berdua" ucap Puput tidak suka, setiap hari dirinya harus melihat keuwwuan El dan Erik membuatnya ingin cepat-cepat lulus saja.

Tidak ada sahutan dari kedua pelaku yang duduk di depannya, membuatnya bertambah kesal saat bibir keduanya menyatu, karena tidak sanggup dirinya pun ikut pergi meninggalkan kelas.

"Aku mencintaimu" ucap Erik mengelus bibir ranum milik El setelah tautan bibir mereka lepas.

El hanya tersenyum tanpa berniat menyahuti ucapan dari pacar kesayangannya, menikmati setiap patahan sempurna dari wajah Erik membuat bongkahan batu lagi-lagi menghantam dadanya.

"Kamu kenapa hemm?" Tanya Erik mengusap ujung mata El yang berair.

El hanya menggelengkan kepalanya.

"Lalu mengapa kau menangis?" Ada raut khawatir yang ditampilkan Erik diwajah tampan miliknya.

"Tidak apa-apa, percayalah padaku" ucap El menangkup wajah Erik dengan kedua tangannya dan menempelkan bibirnya dengan bibir Erik, membuat Erik segera menggigit bibir El agar tidak lepas dari tautan bibirnya.

"Apakah kalian akan melakukannya, saat aku berada disini?" Tanya Bram mengintruksi.

Terdengar decakan malas dari pria berkumis tebal itu saat mahasiswanya tidak menghiraukan perkataan nya.

"El Erik, tahan dirimu selama kelas saya berlangsung" Ucap Bram menahan marah.

"Mulailah, kami tidak akan melakukannya" ucap Erik santai.

Menghirup udara dalam-dalam dan mengeluarkan nya kesat membuat semua mahasiswa yang berada dalam kelas itu tertawa menciptakan kebisingan.

"DIAM" teriak Bram.

"Aish Tensi ku naik" keluh nya memegang kepalanya dan berlalu keluar kelas.

Setelah dipastikan pria berkumis tebal itu benar-benar mengilang dari balik pintu, semua mahasiswa yang ada didalam kelas itu tertawa melihat bagaimana ekspresi Dosen mereka tadi.

"Dia akan semakin menemui kematiannya jika terus saja menjadi Dosen mata kuliah kita" ucap Erik prihatin.

Membuat teman-temannya seketika terdiam dan meremas segulung kertas kemudian melemparkannya ke arah Erik.

"Itu mah karena Lo" ucap Johan tak santai, memasang wajah kesal membuat teman-temannya melempar gulungan kertas kepadanya juga.

Erik tertawa melihat Johan melindungi dirinya dari banyaknya gumpalan kertas mengenai dirinya.

Melihat ke arah samping dimana El duduk dengan senyum yang tidak terbit sama sekali. Membuat Erik menatap heran kearah pacarnya.

"Kamu sakit?" Tanya Erik mengelus puncak kepala El.

"Aku hanya sedikit pusing" jawab El menatap wajah Erik.

"Ayo ke kantin" ajak Erik menarik lembut tangan El agar mengikutinya.

Setelah sampai mereka mendudukkan tubuh mereka di kursi kantin.

"Kalau ada apa-apa cerita ya, jangan gini aku khawatir" ucap Erik mengusap lembut tangan El.

El hanya tersenyum menanggapi.

"Makan yang banyak, agar kau terlihat gemuk" ucap Erik diakhiri gelak tawa mengudara saat tangan kecil milik El memukul lengan berotot miliknya.

"Jika aku gemuk nanti, kau akan mencari wanita lain" ucap El dengan raut wajah tidak suka.

Erik tertawa melihat betapa gemasnya pacar nya saat marah

"Aku tidak akan berpaling dari mu"

"Pria lain juga mengatakan nya" Ucap El tak santai mengingat bagaimana Niko meninggalkan waktu dulu padahal dulu Niko mengatakan hal yang sama yang diucapkan Erik kepadanya.

"Tidak akan percayalah" ucap Erik mencium bibir El.

"Bagaimana aku bisa percaya kau tidak akan meninggalkan ku?" Tanya El yang masih tidak percaya.

"Kau tidak mempercayai ku?" Ucap Erik dengan senyum semirik.

El menghembuskan nafasnya

"Bagaimana aku bisa mempercayai mu, jika sudah lima pria yang juga berkata sama seperti mu setelahnya mereka pergi meninggalkan ku"

"Itu karena aku" ucap Erik setelahnya melumat bibir El, baginya bibir sexi El adalah candu untuk nya, membuat nya puas setiap kali merasakan sensasi dari bibir ranum itu.

"Aku yang memukul mereka dan mengancam mereka untuk segera meninggalkan mu" sambungnya menatap wajah El.

El mengerutkan keningnya tidak paham "Aku menyukai mu sehari SMA, namun sialnya aku kalah cepat dengan mereka. Jadi ku gunakan cara instan agar mereka segera meninggalkan mu dan aku memiliki peluang untuk mendapatkan mu" jelas Erik menampilkan senyum darinya.

"Sungguh?" Tanya El yang masih tidak percaya, setau nya Erik adalah pria yang memiliki banyak wanita dalam sehari Erik menggandeng tiga wanita sekaligus, tidak mungkin pria yang kini berstatus kekasihnya menyukainya sejak SMA.

"Sungguh, aku tidak berbohong tentang rasaku padamu"

"Aku memiliki banyak wanita untuk menutupi semuanya, gengsi ku terlalu besar untuk mengungkapkan bahwa aku telah jatuh hati padamu" ucap Erik mengingat bagaimana dirinya dulu terkesan bodoh hingga membuat pujaan hatinya dimilik beberapa pria.

"Aku selalu memukul habis setiap pria yang menjadi kekasih mu, mengancam mereka untuk segera meninggalkan mu. Setelah mereka benar-benar meninggalkan mu aku merasa senang dan berusaha menyiapkan diri ku untuk memberitahu mu, tapi setiap kali aku benar-benar siap untuk melakukan nya, pria lain datang dan menghancurkan segalanya" Ucapnya dengan menatap kearah depan terlihat tangannya menggumpal menahan marah setiap kali mengingat hal itu.

"Tapi sekarang kau telah memilihku" ucap El menyenderkan kepalanya didada bidang milik Erik.

"Ternyata mendapatkan mu tidak semudah yang ku bayangkan" ucap Erik mengusap surai lembut milik El.

"Aku jadi ingat bagaimana kau dulu mengejar ku, seperti anak-anak" ucap El terkikik saat mengingat betapa konyolnya Erik saat berusaha mendekati nya.

"Kau menyulitkan ku" ucap Erik mendengus yang juga mengingat bagaimana dirinya dulu saat berusaha mendekati El yang selalu menjauhi nya.

"Tapi kau berhasil merebut seluruh cintaku untukmu" ucap El mengecup rahang Erik.

"Tetaplah bersamaku" sambung El memeluk Erik yang disambut Erik dengan melingkarkan tangannya dipinggang El.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel