Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

13 Mempermalukan si Pembohong

Terdengar suara mars perang yang dibawakan oleh beberapa drumband para prajurit militer yang berada di samping kiri panggung.

Suara gegap gempita terdengar untuk mengiringi kehadiran seseorang yang sangat dihormati yang sedikit lagi akan naik ke atas panggung.

Tirai besar di belakang panggung terbuka ini, memperlihatkan keadaan di dalam sana dan terlihatlah di dalam sana seseorang berjubah militer dengan memakai topeng militer dan hanya memperlihatkan kedua bola matanya kini mulai berjalan dengan gagah dari belakang panggung itu untuk menuju ke atas panggung.

"KITA SAMBUT JENDERAL BESAR RAVEN," teriak MC acara ini.

Tepuk tangan semakin riuh terdengar, suara histeris dari banyak wanita semakin jelas terdengar dan yang berteriak histeris itu bukan hanya wanita muda tetapi juga wanita-wanita yang sudah berumur.

Para wanita itu sangat mengidolakan Jenderal Besar Raven, sang pahlawan yang telah berhasil mengusir penjajah dari negeri mereka dan bahkan balik mengalahkan dan menguasai negara penjajah hingga negara penjajah itu kini bertekuk lutut dan menjadi negara yang dijajah oleh negeri Hawking ini.

Semua orang di ruangan ini berdiri untuk menyambut kedatangan sang jenderal besar. Semua mata memandang kagum ke arah Jenderal Besar Raven.

Ternyata sang Jenderal Besar Raven tidak hanya berdiri di panggung. Dia meneruskan langkahnya ke arah bawah panggung. Langkahnya sudah pasti menuju ke arah tempat duduk yang ditempati oleh Wilona.

Jenderal Besar Raven terus berjalan dan melewati banyak pasang mata yang mengaguminya, melewati orang-orang yang terus bertepuk tangan sambil menatapnya penuh kagum. Dia melewati orang-orang yang menghormatinya itu yang terus mengikutinya dengan pandangan mata mereka.

Dengan pastinya, Jenderal Besar Raven terus berjalan ke arah yang dia tuju, ke meja yang dia tuju sejak tadi karena dia ingin membuktikan sesuatu.

Melihat kedatangan sang jenderal besar itu, Wilona langsung berkata, "wah, Jenderal Besar Raven menuju ke arah sini berarti kamu dan dia betul-betul berteman baik, Gerry."

"Iya, Gerry. Nampaknya teman baikmu itu sedang menuju ke arahmu. Aku betul-betul merasa terhormat duduk bersamamu, Gerry," timpal Vanda.

Sementara itu Frans juga menatap bangga ke arah Gerry karena kehadiran Gerry di meja ini yang membuat nampaknya sang jenderal besar yang memakai topeng legendarisnya itu, akan segera mendekati meja ini.

Vanda, Frans maupun Wilona teringat akan kata-kata Gerry kalau setiap kali sang Jenderal Besar Raven datang ke kota ini, selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan Gary.

Saat mereka bertiga menatap ke arah Jenderal Besar Raven dengan penuh kebanggaan maka Gerry yang terlihat salah tingkah.

"Kenapa dia kemari? Apakah dia sedang menuju ke arahku?" batin Gary yang semakin gugup saat dia melihat pria bertopeng bertubuh tinggi besar itu, kini terus melangkah ke arahnya bahkan kini telah berhenti satu meter di depan dirinya.

Jenderal besar Raven yang wajahnya tertutup topeng dan hanya terlihat matanya itu, sempat menatap sekilas ke arah Wilona kemudian dia menatap Gerry dan berdiri sambil terus menatap Gerry.

Kemudian sang jenderal besar mengangkat tangannya sebagai isyarat supaya semua orang yang bertepuk tangan dan berteriak histeris supaya berdiam diri.

Semua orang yang sebelumnya bertepuk tangan dan semua orang yang berteriak histeris itu, kini langsung menghentikan tepuk tangan mereka dan langsung menghentikan teriakan mereka.

Kini semua orang di dalam ruangan ini terdiam menunggu kata-kata Jendral Besar Raven selanjutnya.

Vanda berkata, "Jenderal Besar Raven, sungguh suatu kebanggaan bagi kami untuk bisa dekat denganmu nampaknya karena keberadaan Gary bersama kami yang membuat kami mendapatkan kehormatan ini."

"Gerry? Siapa itu Gerry?" tanya Jenderal Besar Raven.

Vanda langsung menunjuk ke arah Gary. "Tentu saja teman baikmu ini, jenderal. Dia kan teman baik Anda yang setiap kali Anda datang ke kota ini. anda selalu menyempatkan diri untuk bersamanya, jalan-jalan dan main golf bareng. Iya kan?"

Mendengar kata-kata Vanda itu, Gerry langsung gelagapan.  Dia menelan salivanya. Wajahnya ketakutan ke arah Jenderal Besar Raven yang bertubuh tinggi besar sehingga dia harus menatap ke arah atas itu.

Jenderal Besar Raven nampak menatap tajam ke arah Gerry. Ini membuat Gerry langsung menunduk dan merasa tatapan itu seakan melumpuhkannya. Tapi, di saat yang sama, dia seperti pernah melihat tatapan seperti ini sebelumnya, tapi dia lupa dimana.

"Aku tidak pernah melihat orang ini sebelumnya. Ini adalah pertama kalinya aku melihat orang ini." Jenderal Raven menunjuk ke arah Gary. "Dan aku tidak suka dengan pembohong!"

Raven yang bukan lain adalah Daniel ini, di balik helmnya memakai alat untuk membuat suaranya terdengar sangat berat dan agak bergema sehingga jauh lebih berwibawa dari yang seharusnya sekaligus menjadikan suara aslinya berubah sehingga tidak dikenali Wilona dan lainnya.

Jenderal Raven memang selalu menggunakan alat supaya jangkauan suaranya bisa terdengar kepada prajuritnya yang berjumlah puluhan ribu orang itu bahkan pernah mencapai ratusan ribu orang yang dia pimpin saat dia mengalahkan negara penjajah.

Suara Raven memang menjadi sangat nyaring karena dia memakai alat dan itu juga membuat suaranya sudah jadi berbeda dari suara aslinya sebagai Daniel karena itu saat ini, Raven optimis kalau suaranya itu tidak akan dikenali, jadi, walaupun dia bersuara maka dia tidak akan dikenali sebagai Daniel oleh Wilona, Vanda ataupun Frans.

Mendengar kata-kata Raven itu, Gerry menjadi sangat takut. "Maafkan aku, jenderal. Aku tidak bermaksud berbohong. Aku cuma meluapkan kegembiraanku. Aku mengarang cerita seolah-olah aku mengenalimu padahal sebenarnya aku tidak mengenalmu. Maafkan aku, jenderal."

"Aku tidak suka dengan orang yang berbohong tentang aku. Huh, rupanya kamu bilang kepada orang-orang kalau kamu pernah jalan-jalan denganku, pernah main golf bareng denganku dan kamu akan bilang ke orang-orang kalau kamu adalah teman baikku sehingga kamu bisa mendapatkan proyek atas namaku atau semacamnya. Aku tidak suka orang yang memanfaatkan namaku!" geram Raven.

Gerry langsung ketakutan mendengar kata-kata Raven itu. Dia langsung membungkuk. "Maafkan aku, jenderal. Aku tidak akan berani berbuat seperti itu. Aku memang membual soal aku mengenalmu tapi aku tidak akan memanfaatkan namamu untuk mendapatkan proyek. Please, jendral. Percaya padaku. Jenderal bisa memeriksanya tapi yakinlah kalau aku tidak pernah memanfaatkan nama jenderal karena aku menghormatimu, jenderal."

"Kalau kamu menghormati aku, maka jangan menggunakan namaku. Aku akan mencari dan memeriksa karena kalau kamu menggunakan namaku untuk mendapatkan proyek, maka aku akan memenjarakan kamu!"

Mendengar itu, Garry langsung ketakutan karena memang saat dia mendapatkan proyek di militer kota ini, dia memang menggunakan nama Jenderal Besar Raven seolah-olah dia berteman baik dengan Jenderal Besar Raven. Karena itulah dia mendapatkan proyek di militer kota ini.

Saat ini ancaman yang dikatakan oleh Jenderal Besar Raven ini, membuat Gary ketakutan. "Maafkan aku, jenderal."

"Aku yakin kalau kamu pernah mempergunakan namaku untuk hal yang tidak baik. Aku akan segera memeriksanya dan kalau buktinya sudah terkumpul, aku akan pastikan kamu mendekam dalam penjara karena orang yang memakai namaku untuk mendapatkan hasil yang seharusnya tidak dia dapatkan itu, sama dengan memfitnah aku. Aku tidak suka dengan orang yang memfitnah aku!"

"Maafkan aku, jenderal. Maafkan aku." Gerry mulai berlutut di hadapan Raven.

Sementara itu, Wilona menjadi sangat jijik melihat Gary karena ternyata kata-kata Gerry sebelumnya, semuanya adalah bualan belaka dan Gerry sebenarnya tidak mengenal Jenderal Besar Raven ini.

Saat ini,  kekaguman Wilona kepada jenderal besar Revan semakin hebat

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel