Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 8

Leon sudah bersiap untuk melakukan turnamen, ia tengah briefing bersama teman-teman satu teamnya. Tetapi seketika tatapannya mengarah ke seorang wanita yang ada di kursi penonton.

Dia...

Leon berjalan keluar pintu ruang meeting mereka, tatapannya mengarah ke arah wanita yang terlihat memakai jaket kulit hitam tengah duduk di salah satu kursi penonton. Tanpa sadar bibirnya tertarik ke atas melihat sosok itu.

"Leon," teguran itu menyadarkannya. Ia beranjak ke teman-temannya dengan kembali melirik ke wanita itu.

Bagaimana wanita itu bisa ada di sini? Pikirnya.

Datan bersama Chella menonton Leon yang sedang bertanding, kebetulan di adakan di lapangan indoor kampus. Leonna yang memakai pakaian cheerleaders duduk di pinggir lapangan dengan beberapa teman-temannya, Datan dan Chella duduk tepat di belakang Leonna.

Banyak mahasiswi dan mahasiswa dari kampus lain yang ikut menonton. Leonna, Leon, Datan dan Chella memang sangat populer di kampus.

Leon terkenal karena dia adalah seorang ketua senat di kampus, dan juga seorang kapten basket. Para pemain basket berlarian keluar private room menuju lapangan.

"LEONARD...LEONARD...." sorak para perempuan.

Leon menatap ke arah wanita itu yang seakan kaget melihat keberadaan Leon. Entah kenapa Leon melambaikan tangannya ke arah wanita itu diiringi senyumannya. Dan seketika sorak perempuan mengisi area indoor itu karena baru saja melihat senyuman dari seorang Ice King.

Chella dan Datan bahkan melongo melihat Leon yang bersikap seperti itu. Bahkan para perempuan masih berteriak seakan baru melihat diskonan di mall atau baru bertemu idola mereka.

Leonna malah sibuk mencari siapa yang Leon lambaikan. Dan tatapannya langsung tertuju pada wanita jutek yang memakai jaket kulit hitam.

"Wanita itu lagi,"gumamnya tersenyum kecil, dan kembali melihat ke arah Leon yang sudah mulai bermain.

"Kalian biang gossip, berhenti ngoceh kenapa," celetuk Leonna saat mendengar obrolan kedua sahabatnya.

"Leonn,, ayo Leonnn!" teriak Chella.

"Berisik! Mau gue sumpel tuh congor pake kaos kaki gue," celetuk Datan.

"Dih sensi bener loe, Kunyuk. Lagi dapet loe," kekeh Chella.

"Leonard...Leonard....Leonard..." teriak para penonton.

Leon kembali menoleh dan tatapannya langsung bertemu dengan wanita itu yang juga melihat ke arahnya.

"Berisik bener tuh cewek-cewek bar bar," keluh Chella.

"Loe juga berisik, Lonceng Gereja." celetuk Datan.

Pletak

"Dasar Kunyuk." Chella menyentil Datan.

Leon terlihat sangat bersemangat bermain basket, entah apa yang membuatnya ingin sekali mengeluarkan seluruh kemampuannya. Baru kali ini, ia ingin terlihat benar-benar sempurna.

Setelah melakukan beberapa permainan, akhirnya kampus Leon menang karena kemampuan sang Kapten team dan juga kerjasama yang baik.

Leonna berlari ke arah kembarannya dan memeluknya, karena senang. Kegiatan itu tak luput dari tatapan wanita itu.

Leon memang memeluk Leonna, tetapi matanya tak lepas dari wanita itu yang kini menuruni tangga menuju lapangan basket.

Deg

Leon membeku saat melihat wanita itu memeluk pria yang menjadi lawannya di permainan basket. Leon melihat wanita itu berbicara dan mengusap pundak pria itu.

Merasa ada yang aneh, Leonna melepas pelukannya dan menoleh ke belakangnya. Tepatnya apa yang tengah di lihat Leon. Ia melihat wanita itu bersama pria lain,,

***

Leon tengah duduk di kursi ke besarannya di bengkel miliknya sambil memainkan pulpen di tangannya. 'Apa yang terjadi sama gue, kenapa wajah cewek itu terbayang-bayang di benak gue? Apa yang spesial dalam dirinya.' batin Leon saat bayangan wanita itu memeluk pria lain. Ada rasa kesal yang tak Leon pahami.

Bruk

Leon terperanjat saat mendengar sesuatu yang jatuh dan terlihat manusia paling menyebalkan tengah nyengir di depannya.

"Dasar Kunyuk sialan!" dengus Leon kesal.

Dan manusia paling menyebalkan keturunan buaya itu malah duduk di kursi di hadapan Leon dengan kekehannya. "Ngelamun di siang bolong. Kesambet tau rasa loe," ujar Datan.

"Ngapain loe kesini?" Tanya Leon sebal.

"Gue pengen modif mobil gue. Loe modifin deh," ujar Datan.

"Kasihin saja ke si Heru, biar dia yang urus," jawab Leon.

"Loe kenapa, es Batu? tidak seperti biasanya loe melamun kayak gini?" Tanya Datan.

Leon tak menjawabnya, hanya helaan nafas yang keluar dari mulutnya."Entahlah, gue gak paham dengan apa yang gue alamin. Beberapa hari lalu gue di kalahkan oleh seorang wanita saat balapan. Dan wajah wanita itu seakan tidak ingin hilang dari benak gue."

"Bhuaaahahahaha, kiamat sudah dekat nih, seorang Ice King mau bahas cewek." Tawa Datan pecah.

"Tidak perlu berlebihan," ucap Leon.

"Apa cewek itu cantik? Atau seksi?" Tanya Datan.

"Tidak, dia kelihatannya tomboy." ujar Leon. "Tapi entah kenapa gue begitu penasaran padanya."

"Ya elah loe malah ke cantol sama cewek yang setengah setengah," ujar Datan asal.

"Apanya yang setengah-setengah?" Tanya Leon kesal.

"Iya dia, setengah cewek setengah cowok," kekeh Datan.

"Gue gak ke cantol sama dia, gue cuma merasa penasaran saja sama dia," ujar Leon.

"Ngeles aja kayak bajaj, Bang." Leon mencibir Datan. Tetapi ia merasa yakin kalau ini hanya karena wanita itu misterius dan Leon merasa penasaran padanya. Tidak lebih,,

"Pusing gue, gak Kakaknya gak Adeknya, sama-sama bego," celetuk Datan.

"Ngomong apa loe?" seru Leon.

"Ngomongin angin yang berhembus sepoy-sepoy," jawab Datan asal membuat Leon mendengus.

Leon keluar dari ruangannya untuk menemui montir yang akan memodif mobil Datan.

"Heh es Batu." Datan sudah berdiri di sampingnya. "Loe mau ikut gak sekarang ke party-nya si Angelia?" Tanya Datan.

"Kagak, males gue sama tuh cewek bar bar." Ucap Leon.

"Ayolah es Batu, gue kagak ada temen. Si lonceng gereja sama si Ona kagak bisa ikut," rengek Datan.

"Gue kagak mau Kunyuk. Maksa banget!" ujar Leon dan kembali berbincang dengan Heru. "Kunyuk ini mau di kayak gimanain?" Tanya Leon.

"Terserah loe, gue percaya sama loe," ujar Datan dan memikirkan bagaimana caranya biar Leon ikut ke acara party itu.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel