Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Keluarga Penguasa

Bab 2 Keluarga Penguasa

Setelah membersihkan diri, Rain duduk di tempat tidur sembari mendengarkan musik dan ia mulai fokus membaca koran yang ia pesan tadi. Ia sudah sering mendengar tentang koran ini, karena itu sebelum memutuskan datang ke Indonesia, Rain sudah mengajukan lamaran. Saat ini ia masih menunggu kabar dari koran dan Rain akan memanfaatkan waktunya sebelum bekerja untuk mempelajari semua hal tentang negara ini serta mencari tempat tinggal tetap.

Walaupun seorang perempuan tetapi Rin juga terlatih dalam ilmu bela diri dan terbiasa berpetualang semenjak remaja, sehingga rencana untuk menetap di negeri asing sendirian bukan merupakan satu kendala baginya. Rain tiba di hari Sabtu sehingga selama hari Minggu ia memilih untuk mendekam di kamar hotelnya.

Ia sudah melengkapi dirinya dengan nomor ponsel lokal dan kontak dari Pak Kris langsung ia simpan sebagai nomor pertama dan tertanda penting. Selama satu hari di hotel, Rain menggunakan waktunya untuk melahap semua kolom dari halaman surat kabar Capital Post yang sudah dia dapatkan. Selain itu itu juga menelusuri berita politik dan dan juga kabar kehidupan dari presiden negara Indonesia dari media lokal lainnya dan berita global ia dapat di internet.

Rain tidak melewatkan satupun berita tentang Presiden dan keluarganya. Ia benar-benar tertarik dengan seluk beluk dari keluarga nomor satu di Indonesia itu. Melahap berita apa saja tentang mereka dan membuat semacam draf dalam sebuah buku. Semua catatan ini akan sangat berguna baginya kelak.

Pihak Capital Post, menghubungi Rain di hari kedua ia berada di Jakarta. Mengabarkan bahwa ia ditunggu untuk segera bergabung dengan media besar tersebut. Sesuatu yang memang sudah sangat ditunggu Rain. Pekerjaan yang ia idam-idamkan.

Sehari sebelum melaporkan diri, Rain menghubungi Pak Kris. “Saya harus mencari apartemen Pak. Ada beberapa dan saya ingin melihatnya terlebih dahulu,” ujarnya sebelum mereka berangkat. Rain memberikan alamat yang ia tuju pada Pak Kris.

Rain memilih apartement yang tidak jauh dari tempat kerjanya. “Tapi ini akan jauh lho jika Nak Rain harus liputan di pusat,” ujar Pak Kris memberi pertimbangan.

“Tapi dekat dengan kantor Pak. Kalau saya harus pulang malam, ini tidak akan terlalu jauh,” ujarnya memberi pertimbangan. Pak Kris hanya mengangguk.

“Dari kantor saya bisa berjalan kaki pulang,” sambung Rain dengan wajah puas.

Walaupun apartement Rain cukup jauh dari tempat mangkal Pak Kris, tapi pria separuh baya yang sangat ramah itu tetap menawarkan bantuan jika Rain membutuhkan. Membuat gadis itu merasa senang seolah menemukan orang tua di sini. Ia mengucapkan terima kasih sangat dalam sebelum Pak Kris kembali.

Setelah lima malam menginap di hotel, Rain akhirnya pindah apartement. Rutinitasnya sebagai jurnalis Capital Post sudah dimulai. Rutinitas yang membuat Rain harus bekerja sangat keras. Gadis yang selalu berusaha menjadi yang terbaik itu menunjukkan dedikasi, rasa tanggung jawab, dan ketepatan waktu. Ia selalu berhasil menciptakan berita yang menarik perhatian khalayak ramai sekaligus menaikkan pamornya sebagai pemburu berita.

Rain membuktikan bahwa pendidikannya tidak sekedar bahan pamer gelar. Ia berhasil membuat namanya menjadi lebih besar dari awal ia bergabung di kantor tersebut. Rain tahu, sebagai lulusan dari luar negeri, banyak orang yang berharap lebih padanya tetapi tidak sedikit yang memandang remeh. Menganggap ia mendapatkan pekerjaan ini hanya karena kecantikan wajah.

Karena itu Rain berusaha membuktikan bahwa ia mendapatkan pekerjaan ini karena kemampuannya sendiri. Membuat Rain sangat fokus pada pekerjaan, nyaris tidak mempedulikan perhatian dari beberapa temannya. Dan Rain adalah gadis yang sulit tersenyum pada orang yang belum ia kenal dengan baik, sehingga teman kerjanya menilai Rain gadis yang sangat dingin.

Dia lebih banyak melakukan semua pekerjaannya sendiri. Ia tidak punya banyak waktu untuk bergaul atau basa basi untuk jangka waktu yang panjang bersama rekan sekerjanya. Ia akan melakukan kerja tim jika diharuskan oleh atasannya atau peliputan berita itu memang membutuhkan kerjasama beberapa orang. Ia dianggap sombong dan tertutup oleh rekan sekerjanya.

Tiga bulan setelah bergabung, akhirnya Rain mendapatkan kesempatan untuk meliput berita untuk halaman pertama. Kesempatan yang selalu dinanti-nantikan oleh semua jurnalis, sama halnya dengan Rain. Halaman pertama adalah halaman prestisius, hanya jurnalis pilihan yang bisa mengisi halaman tersebut. Dan rata-rata adalah jurnalis senior.

Rain mempersiapkan dirinya dengan sangat baik karena besok ia akan bertemu dengan salah satu dari keluarga Presiden. Tapi tujuan utamanya adalah ia ingin menghasilkan berita yang memukau sehingga ia tetap bisa dipercaya untuk meliput berita halaman pertama. Hal ini sangat penting baginya, karena dengan demikian, dia bisa selalu berada di seputaran istana kepresidenan atau berada di sekitar presiden dan anggota keluarganya.

Besok, konferensi pers di Istana Negara akan diadakan tepat pada jam sembilan pagi.

Presiden baru menjabat sekitar enam bulan dan ia sedang mencoba memenuhi janji politiknya untuk bisa membuat perubahan dalam 100 hari pertama kepemimpinannya. Dua bulan telah berlalu dari waktu janji politiknya dan ada sekitar lima hal yang ingin ia buktikan melalui kampanyenya sebelum menjabat sebagai pemimpin tertinggi di negara ini.

Konferensi pers yang diadakan untuk mengklarifikasi kemajuan apa saja yang sudah berhasil dicapai dari 5 indikator pembangunan yang telah ditetapkan di awal. Juga rencana selanjutnya yang akan dan harus dipenuhi dalam 100 hari periode selanjutnya. Artinya, ia masih punya dua bulan lagi untuk menyelesaikan tujuan khusus pembangunan yang tersisa sebelum ia membuat target baru.

Malam sebelum pelaksanaan tugasnya, Rein menyempatkan diri untuk berkunjung ke toko buku terbesar di pusat kota. Rain mencoba mencari biografi dari Presiden yang sebelumnya pernah ditulis oleh seseorang waktu dia menjadi pengusaha sukses. Sebelum terpilih menjadi presiden, ia adalah seorang pengusaha yang cukup terkenal dalam bidangnya.

Ia diberikan julukan sebagai pengusaha yang selalu mendukung kemajuan dari para pengrajin lokal sehingga mendapatkan simpati dari banyak orang terutama masyarakat menengah ke bawah. Usaha yang ia kelola bergerak di bidang kerajinan rakyat, tekstil dan pangan.

Rain butuh waktu cukup lama untuk menemukan buku yang ia cari, karena jumlahnya terbatas dan sudah tidak dicetak lagi oleh penerbit karena permintaan yang belum banyak pula.

Setelah berkeliling di beberapa toko buku, barulah ia menemukan di toko yang ketiga.

Sebelum meninggalkan toko tersebut, ia masih membaca riwayat dari penulis di belakang buku untuk menemukan apakah ada kisah lain dari cerita yang dicetak dengan judul yang berbeda tentang tokoh utama dari buku di tangannya.

Rain ingin mengumpulkan semua buku yang mencatat tentang sepak terjang dari presiden yang sekarang. Namun hanya ada satu buku itu saja yang bisa dia temukan. Akhirnya, Rain membelinya dan ia langsung pulang ke apartement. Sepanjang malam, Rain melahap buku itu hampir setengah bagian sampai ia kelelahan sendiri dan tertidur.

Dari buku yang ia baca Rain tahu bahwa presiden yang dilahirkan dengan nama Prabu Djafar Ninggrat menikahi satu orang istri bernama Cantika Wasti Putri dan memiliki satu orang putra. Di sela-sela waktunya membaca, Rain juga mencari tahu lewat internet tentang putra laki-laki dari Presiden yang diberi nama Wisnu Prabu Ninggrat, namun beritanya tidak begitu banyak Rain dapatkan.

Meskipun belum selesai Rain baca buku biografi pengusaha Prabu tersebut, tapi ia bisa menarik kesimpulan kalau memang banyak orang yang menaruh simpati pada sosok yang bernama Prabu tersebut. Rain mencoba mencerna kesimpulannya dengan membandingkan dengan sosok sebenarnya. Ia menatap dengan tajam lembar foto keluarga Prabu di bagian tengah dari buku dan juga membandingkan dengan yang ada di internet sebagai gambar yang terbaru.

Ia mengakui memang ada sorot kebaikan terpancar pada gambar wajah tersebut. Senyuman yang penuh wibawa dan terlihat teduh. Tidak heran jika orang awam akan memuja dan menaruh harapan besar pada sosok tersebut. Demikian pula aura dari Ibu Cantika yang melengkapi tampilan memukau dari keluarga Presiden. Namun, mereka bertiga terlihat menyedihkan bagi Rain. Tak ada secuil pun rasa simpati darinya bagi keluarga penguasa itu.

Rain menutup buku yang sedang ia baca karena malam sudah terlalu larut. Ia butuh stamina prima untuk melakukan tugasnya besok hari. Setelah membersihkan diri, ia memadamkan semua cahaya dalam kamarnya. Sambil berbaring, Rain membayangkan jika rakyat Indonesia begitu menaruh kepercayaan pada presiden, apa yang akan terjadi jika skandal masa lalunya muncul di media.

Skandal yang tidak tanggung-tanggung dan bukan rekayasa semata. Skandal dengan bukti kuat yang jika bisa dilacak oleh lawan politiknya, mungkin bisa menumbangkan kekuasaan bahkan sebelum ia sempat menikmatinya. Bibir gadis itu menyungging seulas senyum yang terlihat sedikit mengerikan.

*Bersambung*

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel