Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Pekerjaan Sampingan

Telpon langsung tersambung dengan Pak Amir.

?"Hallo pak Amir, saya ingin minta tolong bapak yakni mengalihkan semua aset yang semula pernah saya pindah tangankan atas nama suami saya menjadi nama saya lagi apakah bisa?" tanya Amora dari balik telepon.

?"Bisa saja, Mbak Amora. Asalkan ada alasan dan bukti yang kuat sesuai dengan surat perjanjian pra nikah yang Mbak Amora dan Mas Aries pernah sepakati bersama."

Jawab Pak Amir dari balik telepon.

?"Jelas ada pak, nanti akan saya kirim buktinya menyusul bisa kan pak?"

?"Begini saja mbak, saya tunggu bukti tersebut terlebih dahulu setelah itu barulah saya laksanakan tugas dari Mbak Amora."

?"Ya sudah kalau begitu, nanti kalau saya sudah cukup bukti akan saya temui bapak secara langsung. Tapi saya minta satu hal, bapak merahasiakan hal ini dari suami saya karena ia sangat licik. Nanti bapak juga akan tahu sendiri seperti apa sifat asli suami saya."

?"Tenang saja Mbak Amora, selama ini saya bekerja dengan anda bukan dengan Mas Aries, jadi segala informasi dari anda akan saya pastikan aman tidak bocor pada Mas Aries atau orang lain. Saya jamin hal ini, Mbak Amora."

?"Baiklah jika seperti itu, Pak Amir."

Setelah sejenak mereka berdua bercengkrama pada panggilan telepon, baik Amora maupun Pak Amir sama-sama mematikan panggilan telepon.

"Ternyata aku harus menunggu bukti kuat dari rekaman video CCTV yang aku pasang di semua sudut ruangan rumahku," batin Amora seraya menghela napas panjang.

Dia pun melanjutkan perjalannya arah ke kantor. Sementara di rumah Pak Amir, ia juga sedang melamun sejenak.

"Aku tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi yakni Mas Aries yakni ia selingkuh dengan adik tiri Mba Amora karena waktu itu aku pernah memergoki mereka keluar dari sebuah hotel bersama begitu mesranya. Hanya saja waktu itu aku tidak membawa ponsel untuk mengabadikan apa yang ku lihat dan menunjukkan pada Mbak Amora."

"Aku rasa Mbak Amora sudah mengetahui akan hal ini. Syukurlah, karena aku turut senang. Aku juga akan melakukan hal yang sama seperti yang Mbak Amora lakukan jika mengetahui pasangan hidup yang kita kasihi selingkuh, bahkan selingkuh dengan orang yang dekat."

"Tenang saja Mbak Amora, aku akan selalu dukung kebenaran. Karena aku paling benci dengan sebuah pengkhianatan. Apa lagi aku tahu benar jika selama ini Mbak Amora yang bekerja keras, Mas Aries hanya sebagai benalu saja dalam hidup Mbak Amora."

Terus saja didalam hati Pak Amir bergumam sendiri, ia memihak pada Amora karena ia tahu benar bagaimana perjuangan hidup Amora dari nol.

Berbeda situasi di rumah, Aries langsung menelpon Arin

?"Hallo sayang, kamu lekas kemari bisa nggak? karena kebetulan Amora baru saja pergi dan ia pergi untuk beberapa hari. Aku ingin kita bisa bermesraan selama Amora pergi." Pinta Aries dari balik panggilan telepon.

?"Wah kabar yang sangat baik mas, tapi maaf karena hari ini aku sangat sibuk dengan urusan kampung kampus. Besok saja ya aku ke rumah, nggak apa-apa kan?" Arin justru menolak Aries.

?"Yaaaa kok gitu sih? ya sudah nggak apa-apa, tapi janji ya besok kesini karena Amora pergi cuma tiga hari saja." Rasa kecewa Aries pada saat mengetahui Arin tidak bisa datang untuk menemuinya.

?"Baiklah mas, sudah nggak usah ngambek seperti itu nanti gantengnya hilang loh." Arin merayu Aries untuk tidak marah dari balik telepon.

?"Kamu memang paling bisa deh, membuatku tidak kecewa terlalu lama."

Aries tersenyum dari balik telepon hanya dengan rayuan Arin.

?"Jelas donk, karena aku sangat sangat cinta padamu mas. Sudah dulu ya, aku harus ke kampus pagi-pagi benar karena harus segera mengerjakan skripsi."

?"Ok cintaku, mmmuacchh."

Aries menutup panggilan telepon begitu pula dengan Arin. Didalam hati Aries sangat kecewa karena hari ini ia tidak bisa bersama dengan Arin. Ia sudah candu dengan permainan ranjang dari Arin yang bisa memukau dirinya setiap waktu.

"Nggak apa-apa deh, hari ini aku gagal bercinta dengan Arin. Tapi besok dia hari berturut-turut akan aku buat ia tidak turun dari ranjang sama sekali. Eh akan aku buat ia tidak bisa berhenti untuk melayaniku," gumamnya didalam hati.

Tanpa sepengetahuan Aries saat ini Arin tidak pergi ke kampus. Ia diam-diam punya pekerjaan sampingan yakni menjual dirinya pada semua lelaki hidung belang lewat akun sosial medianya yang tidak diketahui oleh Aries.

Arin diam-diam memiliki sebuah akun sosial media yang digunakannya untuk menggaet para pelanggan. Dan pagi hari ini ia harus bertemu dengan seorang langganannya yang sifatnya terlihat bengis dan arogant. Tetapi Arin sama sekali tidak takut, karena pria ini yang selalu memberikan bayaran termahal selama ia bekerja sebagai penjaja s*k komersial.

Arin melajukan mobilnya kesebuah apartment mewah, dimana seorang pria sudah menunggu. Pria tampan akan tetapi dingin dan tidak ada senyuman sama sekali.

Beberapa menit kemudian...

"Lama banget sih!" umpat Mr R ketus seraya berkacak pinggang.

"Maafkan saya Mr, karena jalanan macet jadi telat. Tolong jangan marah dong, nanti aku akan servis Mr dengan sebaik mungkin," rayu Arin tersenyum genit pada Mr R.

Mr R sama sekali tidak berkata lagi, ia hanya melirik sinis kepada Arin dan melangkah menuju ke kamarnya di ikuti oleh langkah kaki Arin.

Setelah sampai di kamar, Mr R langsung saja mendorong tubuh Arin ke atas ranjang dan membuka paksa seluruh pakaiannya. Arin hanya diam saja, ia tidak menolak perlakuan Mr R yang tidak bisa halus sama sekali.

Bahkan Mr R selalu melakukan hal kasar kepada Arin seperti menarik rambutnya jika sedangkan melakukan hubungan intim. Atau menepuk keras pipi atau pantatnya hingga pedas dan memerah tetapi Arin diam saja karena ia tidak ingin membuat Mr R kecewa.

Walaupun kadangkala ia merasa enggan tetapi ia juga butuh uang banyak untuk memenuhi gaya hidupnya yang sangat glamour.

Setelah beberapa saat melayani Mr R, Arin merasakan tubuhnya terasa sakit atau perih karena banyak sekali cubitan dari Mr R. Bahkan pipinya juga merasakan pedas dan sedikit memerah pula karena ulah Mr R.

"Cepat mandi dan pergi dari sini, karena aku sudah puas dengan permainanmu. Ingat satu hal, jika lain waktu aku butuh kamu, tidak boleh terlambat lagi, paham!" oceh Mr R melempar segepok uang ratusan ribu senilai lima juta.

"Baiklah Mr, aku akan segera pergi dari sini."

Dengan wajah berbinar-binar, Arin menerima uang lima juta tersebut. Ia segera mandi di kamar mandi yang ada di dalam kamar tersebut. Sementara Mr R tertidur dengan dengkuran yang sangat keras.

"Hem dasar lelaki, sudah bercinta ya tidur nyenyak. Kalau kamu tidak kaya dan tidak ganteng, aku enggan melayanimu dengan permainan yang selalu membuat tubuhku sakit semua karena cubitan dan tamparanmu," gumam Arin sejenak menatap wajah tampan Mr R sembari tersenyum.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel