Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Berusaha Bersikap Biasa

Setelah selesai mandi, Arin segera berkemas dan meninggalkan Mr R yang tertidur pulas. Pada saat dirinya berada didalam mobil untuk segera pergi pergi dari pelataran apartement milik Mr R, tiba-tiba ponselnya berdering. Sejenak Arin meraihnya dan melihat siapa yang telah menelepon dirinya.

"Wahhh, ada pelanggan lagi rupanya,"

senyumnya menyeringai dan ia pun lekas mengangkat panggilan telepon tersebut.

?"Hallo sayang, dari tadi aku telpon kok nggak aktif-aktif sih. Cepat kemari dong, aku sudah nggak sabar ingin diservis olehmu." Pinta seorang pria dari balik telepon.

?"Oh maaf mas, tadi ponsel sedang aku isi daya hingga tidak aku aktifkan. Baiklah aku segera datang ya." Jawab Arin dari balik telepon.

?"Ok baby, aku tunggu kamu. Buruan ya sayang, burungku sudah tidak sabar lagi ingin dimanja olehmu." Ucap pria yang berada di balik panggilan telepon dengan sangat manja.

?"Sabar mas, sudah ya aku tutup telponnya."

?"Ok sayang, aku tutup telponnya."

Sejenak Arin menghela napas panjang. Sebenarnya ia merasa tubuhnya lelah karena begitu kuatnya Mr R dalam bercinta hingga tidak cukup satu kali permainan saja. Tetapi Arin tidak bisa menolak pelanggan berikutnya karena orang ini juga kerap kali memberi bayaran mahal jika sedang mendapatkan rezeki besar.

"Rezeki nggak boleh di tolak, semoga saja Mr K memberikan bayaran lebih gede dari Mr R. Dari nada bicaranya, ia sedang mendapatkan rezeki besar."

Gumam Arin seraya melajukan mobilnya arah ke apartement Mr K.

Begitulah profesi Arin selain menjadi seorang mahasiswi, ia juga mempunyai pekerjaan sampingan. Bahkan ia mempunyai dua ponsel. Yang satu ponsel khusus untuk para pelanggannya, dan yang satu ponsel khusus untuk keluarganya. Bahkan keluarga dan semua temannya tidak tahu jika Arin mempunyai usaha sampingan.

Semua orang hanya tahu jika segala yang Arin miliki pemberian dari Amora Karena memang selama ini Amora selalu saja memanjakannya dengan memberikan segala yang dibutuhkan oleh Arin.

Tetapi setelah apa yang dilakukan oleh Arin, Amora sudah memantapkan jiwanya untuk tidak memberikan apapun lagi pada Arin, sang adik tiri.

*******

Tak berselang lama, Amora sudah sampai di kantornya. Dan big bos sudah siap menunggu dirinya. Seorang pria tampan yang usianya setara dengan Amora menyunggingkan senyumnya melihat kedatangan Amora.

Pria tampan seorang Presdir dari hotel dimana Amora menjabat sebagai seorang managernya. Pria tampan yang berstatus duda tanpa anak. Pria ini bernama Yoga Pratama. Dia anak satu-satunya pewaris tunggal dari hotel berbintang lima yang saat ini di kelolanya. Bahkan Yoga bukan hanya mengelola sebuah hotel, ia juga mengelola beberapa tempat wisata yang ada di kota tersebut dibantu oleh Papahnya.

"Maafkan saya, Pak Yoga. Agak telat ya."

Amora menangkupkan kedua tangannya di dada.

"Nggak apa-apa, Amora .Saya tahu kok, seorang wanita itu lebih ribet persiapannya dibandingkan seorang pria," ucap Yoga tersenyum manis memperlihatkan lesung pipinya.

Yoga sangat kagum dengan kinerja Amora, hingga ia tidak sungkan mengangkatnya sebagai manager hotel miliknya. Ia melihat sosok Amora sangat pekerja keras dan tidak pernah mengeluh walaupun sering diminta lembur hingga larut malam.

Yoga dan Amora masuk kedalam mobil khusus untuk perjalanan ke luar kota dengan menggunakan seorang sopir pribadi dan juga satu rekan kerja Amora yakni Lila yang bertugas sebagai seorang sekretaris.

Sepanjang perjalanan menuju ke kota B, tidak ada sepatah kata pun. Hanya saja didalam Amora sedang memikirkan perilaku Aries," aku yakin saat ini Mas Aries sedang bermain gila dengan Arin. Ya Allah, berilah hamba kesabaran dalam menghadapi problematika didalam rumah tangga hamba ini. Bantu hamba untuk bisa memberikan hukuman setimpal untuk adik tiri dan suami hamba yang telah melakukan perzinahan."

Bayangan tentang perbuatan zinah Arin dan Aries kerapkali menari-nari dihadapan Amora.

"Astaghfirullah aladzim, ya Allah. Semoga saja nanti pada saat aku bertemu dengan klien baru tidak bersikap seperti ini. Aku harus mengesampingkan masalah pribadi disaat aku sedang bekerja. Karena aku tidak ingin mengecewakan Pak Yoga pada saat aku menyampaikan presentasi hotel," batin Amora seraya menghela napas panjang.

Amora sama sekali tidak menceritakan segala permasalahannya pada siapapun termasuk pada sahabat baiknya yang kini menjabat sebagai sekretaris pribadinya yakni Lila.

Sejenak Lila melirik kearah Amora sebenarnya ia curiga dengan sikap diam Amora, tetapi ia enggan bertanya di dalam mobil karena ada Yoga.

"Sepertinya ada suatu masalah dengan Amora karena dari raut wajahnya terlihat sangat jelas sekali. Aku akan bertanya nanti saja kalau sudah sampai di lokasi. Kalau sudah bermalam di dalam hotel saja," gumam Lila didalam hatinya.

Lila pernah menasehati Amora pada saat ia melihat keakraban antara Arin dan Aries. Karena Lila sering kali bertandang ke rumah Amora jika sedang ada waktu luang. Bahkan didalam hatinya bergumam," apakah kecurigaanku waktu itu ada benarnya ya, tentang keakraban adik tirinya dan suaminya? aku kok jadi penasaran sekali seperti ini?"

Setelah menempuh beberapa jam perjalanan, akhirnya mobil yang mereka tumpangi telah sampai di kota B.

Bahkan Yoga sudah memesan kamar hotel, satu untuk dirinya dan sang sopir sedangkan satu untuk Amora dan Lila.

Kesempatan ini tidak dibiarkan begitu saja oleh Lila, ia pun mendekati Amora," aku ingin bertanya padamu, sepertinya apa yang pernah aku katakan terjadi padamu ya Amora?" tanya Lila tanpa ada rasa sungkan karena ia sudah lama bersahabat baik dengan Amora dari mereka sama-sama masih duduk di bangku kuliah.

Amora pula yang merekomendasikan Lila untuk bisa bekerja di hotel tempatnya saat ini bekerja. Hanya saja sampai saat ini Lila belum menikah walaupun usianya terbilang sudah cukup matang.

Mendengar pertanyaan dari Lila, sejenak Amora menatap kearahnya dan kemudian menatap ke arah lain. Ingin ia bercerita saja, supaya sedikit lega, tetapi ia malu karena pernah membantah kecurigaan Lila terhadap keakraban Arin dan Aries. Bahkan Amora sempat marah pada Lila hingga beberapa hari ia tidak bertegur spa dengannya. Lila yang mengalah dengan meminta maaf.

"Apakah sebaiknya aku cerita saja pada Lila? tetapi aku malu karena dugaan Lila waktu itu benar adanya," gumamnya dalam hati merasa ragu.

Tetapi Lila meyakinkan pada Amora bahwa ia akan menjaga rahasia," ceritakan saja apa yang sebenarnya sedang kamu alami Amora? aku ini temanmu bukan hanya sehari dua hari, hingga aku sudah hapal dengan raut wajahmu itu. Aku janji tidak akan membongkar atau menceritakan permasalahanmu pada orang lain. Justru aku ingin bisa membantumu menyelesaikan permasalahanmu. Setidaknya biar kamu sedikit lega jika berbagi cerita hingga tidak di pendam seorang diri saja."

Lila berusaha membujuk Amora, hingga pada akhirnya Amora pun bercerita dengan jujur.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel