Bab 5 Permohonan Zara
Bab 5 Permohonan Zara
Tett.. Tett.. Tett..
Suara bel istirahat sekolah
Semua murid di kelas berhamburan keluar kelas
Begitu pun Zara.
"Zara kita ke kantin yuk."Ajak Nia teman sebangku Zara.
"Yuk ah.. Dah laper banget aku dari kemarin belum makan."Jawab Zara.
"Whatttt..."Ucap Nia kaget.
'Aduh keceplosan.'Batin Zara sambil menutup bibirnya dengan telapak tangannya,"Eemmm..emm, aku lagi diet,iya diet."Jawab Zara sekenanya.
"Mau diet gimana lagi si kamu? Badan udah perfect gini kok."Balas Nia.
"Sudah ah yok, keburu penuh kantin nya."Ajak zara kepada Nia.
.
Sementara di bangku Kenzie,
Kenzie sedang mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya.Sebuah sapu tangan berwana pink kemudian mengikatnya di pergelangan tangan kanannya.
"Apa an tuh, wihhh kenapa kamu bos pakai begituan?Pink pula warnanya."Tanya Anton.
Kenzie hanya diam tak menjawab,ia melanjutkan mengikat saputangan tersebut.
"Gaya baru ya?"Tanya Anton kembali sambil berusaha memegang saputangan itu, namun dengan cepat
Kenzie menampik tangannya.
"Jangan pegang-pegang.Ini jimat pelindungku. "Jawab Kenzie terdengar yakin.
Anton pun tak berani berkata apapun lagi, hingga tiba-tiba ada suara perempuan berteriak memanggil oppa pada Kenzie.
"Oppaaaaa... "
Seorang gadis cantik dengan poni & bandana nya.Rambutnya ikal sebahu di gerai begitu saja.Namanya Larisa tapi biasa di panggil Icha.
"Oppa,Icha kangen banget deh sama oppa."Ucap Icha pada Kenzie sambil bergelayut manja ke lengan Kenzie.
"Apaan si,lepas?"Balas Kenzie dengan malasnya.
Larisa adalah perempuan yang cukup giat banget mengejar Kenzie,dia juga sudah menganggap Kenzie pacarnya.
Dulu saat kelas 1 mereka memang sempat dekat,tapi semua berubah seiring sikap Kenzie yang berubah setelah mamanya meninggal.
"Oppa, kenapa si?Emang salah aku apa? "Tanya Icha sambil memasang tampang manjanya.
"Salahmu?Karena ganggu aku terus.Membuatku tidak betah dekat-dekat kamu, sudah ah sana aku mau ke kantin."Usir Kenzie sambil berlalu meninggalkan Icha sendiri.
.
.
Di kantin yang sudah ramai sekali sampai tak tersisa tempat duduk lagi.
"Wah bos sudah tidak ada tempat lagi nih."Ucap Deni.
"Tenanglah kan ada Kenzie sekarang bareng kita."Jawab Anton.
Dan seketika 1 kelompok yang menempati meja paling pojok langsung pergi meninggalkan meja tersebut seolah tahu jika itu bukan tempat mereka.
"Tuh pojok sudah kosong."Kata Anton sambil mengangkat dagunya menunjuk dengan gerakan matanya,
mereka pun menuju meja tersebut.
"Bos mau pesen apa bos? "Tanya Deni
"Teh botol aja."Jawab Kenzie.
"Aku soto sama teh botol ya Den."Timpal Anton.
"Enak saja,kamu ambil sendiri."Jawab Deni ke Anton.
"Ya elah sekalian kenapa?"Jawab Anton.
"Sorry ya. Yuk kita antri ke sana bareng, bos biarin di sini sendirian dulu."Ajak Deni kepada Anton.
Kenzie memandang saputangan yang ia ikat di pergelangan tangannya dan memutar pandangannya ke penjuru kantin.
Hingga pandangannya berhenti ke salah satu meja di mana ada Zara di sana.
Di sana tampak Zara & Nia tengah menyantap hidangan mereka,tepat duduk di samping Zara ada laki-laki yang tengah memainkan rambut Zara.
Zara terlihat tidak suka dengan perlakuan laki-laki itu,
"Awas sih, jangan pegang rambutku! "Kata Zara ketus.
"Aduh sayang jangan galak gitu ah, nanti aku cium loh!"Ujar laki-laki tersebut sambil mencolek dagu Zara.
"Awan jangan ganggu Zara gitu kenapa? "Kata Nia.
"Berisik,suka-suka aku, diakan pacar aku. "Jawab laki-laki itu yang ternyata bernama Awan.
"Ralat ya aku bukan pacar kamu, sejak kapan aku jadi pacar kamu? Ngarang ih najis."Jawab Zara dengan tampang marahnya.
"Iya,ya belum pacar tapi calon pacar,Hehe."Jawab Awan.
"Tidak akan pernah. "Ujar Zara dengan keyakinannya.
Tanpa mereka sadari ada sosok yang menatap serius ke arah mereka,
ya Kenzie terus menatap ke arah mereka sedari tadi dan mendengarkannya.
"Wah bos apa yang bos lihat? "Tanya Anton sambil melihat ke arah pandangan sahabatnya.
"Wah si bos sepertinya naksir tuh sama bidadari sekolah kita."Ujar Anton.
"Eh apaan tuh si Doni dekat-dekat sama pacarku? "Kata Anton ketika melihat ada laki-laki yang duduk dekat dengan Nia pacarnya.
"Sebentar bos aku ke sana dulu."Kata Anton.
"Woy awas kamu jangan dekat-dekat sama pacarku,."Seru Anton dengan nada galak sambil berjalan ke arah Nia & Zara duduk.
"Eh anton sorry deh."Kata laki-laki itu yang bernama Doni.
"Eh sayang makan yuk!"Kata Nia kepada Anton.
"Aku mau makan yank, tapi di meja sana. "Tunjuk Anton pada mejanya, "Yuk ke sana aja,makan bareng kita."Ajak Anton kepada Nia & Zara.
"Eh sayang tapi ada Kenzie di sana.Emmm kita di sini aja yah!"Jawab Nia ragu.
"Kamu kenapa Nia seperti takut?"Tanya Zara dengan heran.
"Itu ada Kenzie di sana takut dia tak suka kalau kita gabung takut aku kalau lihat tatapan marahnya hhhiiih... "Jawab Nia dengan menggoyangkan bahunya.
"Tenang saja sayang,si bos lagi jinak hari ini,kamu lihatkan tadi pagi pas pelajaran pak Wendi?"Ujar Anton meyakinkan.
"Wih sejak kapan si Kenzie jadi jinak? "Tanya Awan tak percaya.
"Sejak ada bidadari Zara,makanya kamu jauh-jauh deh dari Zara."Timpal Anton.
.
"Eh kenapa bawa-bawa Zara?Zara saja tidak kenal."Kata Zara.
"Makanya yuk kesana kenalan."Balas Anton.
"Yuk Zar kita ke sana."Ajak Nia sembari menarik paksa tangan Zara untuk beranjak mengikuti Anton.
Tiba di meja kantin yang tengah di tempati Kenzie dan Deni,
Kenzie yang tengah memainkan ponselnya menatap Zara sekilas kemudian melanjutkan permainan nya di ponsel.
"Eh ada Zara cantik,makan apa cantik ? "Tanya Deni.
Zara hanya menjawab dengan senyuman, kemudian ia menatap Kenzie yang duduk di depannya dan tetap sibuk memainkan ponselnya.
Tiba-tiba pandangan Zara terfokus ke pergelangan tangan kanan Kenzie yang terikat sebuah kain berwarna pink yang seperti tidak asing baginya.
'Itu saputangan mama.' Batin Zara,
'Kenapa ada sama Kenzie? Bukankah aku gunakan saputangan itu untuk membalut luka laki-laki yang dulu aku tolong? Apa laki-laki dulu adalah kenzie? Tapi waktu itu seperti laki-laki dewasa bukan anak SMA seperti kenzie.'Zara pun sibuk dengan hatinya yang menerka-nerka.
Ehemm ehemm,
Tiba-tiba Anton berdehem,"Sepertinya ada yang lagi terpesona nih."Ungkap Anton
"Cie Zara segitunya ngeliatin si bos."Lanjut Anton menggoda Zara.
"Apaan sih."Jawab Zara.
Kenzie yang tiba-tiba menyadari itu pun menatap Zara membuat gadis itu
seketika menjadi salah tingkah.
"Kenapa? "Tanya Kenzie tiba-tiba yang membuat Zara bertambah gugup.
Zara menggeleng, "Tidak kok, cuma kaget saja tadi cowok kaya kamu bisa jawab semua soal matematika tadi dengan benar."Jawab Zara.
.
"Hmmm." Kata Kenzie.
"Wah Zara, jangan lihat dari tampang nya aja,bos ini, si bos biarpun kelihatan brandal tapi dia tuh encer banget otaknya."Timpal Deni.
"Si bos bahkan udah ikut jadi team peneliti di salah satu universitas di London, dia GENIUS." Lanjut Deni
"Aku balik ke kelas dulu,ngantuk."Kata Kenzie langsung beranjak dari duduknya.
Sebelum pergi dia menatap ke arah Zara.
"Eh aku juga pergi dulu ya."Tiba-tiba Zara ikut bangkit dari duduknya.
.
.
Di koridor menuju kelas,
"Eh tunggu Kenzie."Teriak Zara berlari menyusul Kenzie.
"Kenzie tunggu."Panggil Zara lagi dengan suara sedikit lebih keras.
Kenzie pun menghentikan langkahnya,ia berbalik,"ada apa?"Tanya Kenzie.
"Hmmm anu mmm."Ujar Zara ragu.
"Mmm.. Mmm apa tak jelas."
Sambil berbalik hendak pergi,
tapi tiba-tiba tangannya tertahan.
Di lihatnya tangan Zara tengah menahan Kenzie agar tidak pergi,
Kenzie pun berbalik lagi sambil mengangkat satu alisnya.
"Tolongin aku. "Ucap Zara tiba-tiba,"Bantu aku belajar.aku harus lulus tahun ini."Ungkap Zara dengan gugup.
"Maksud kamu? "Tanya Kenzie.
"Jadi guru privat aku, please ya."Ucap Zara memohon,"Nilai aku jelek banget, kalo aku tidak lulus tahun ini aku tidak bisa pergi dari rumah,please."Ungkap Zara memohon.
"Maksud kamu pergi dari rumah ?"
Tanya Kenzie bingung.
"Ada sesuatu yang tidak bisa aku cerita ke kamu sekarang,tapi aku mohon bantu aku belajar,aku akan bayar kok, tenang aja."Jawab Zara.
"Aku tidak butuh uangmu,dan.."
Ucapan Kenzie terpotong.
"Aku mau melakukan apapun mau kamu asal kamu bantu aku belajar."Ujar Zara tiba-tiba.
Kenzie menarik ke atas satu alisnya
Dia berjalan pelan ke depan yang membuat Zara terus mundur hingga punggungnya menabrak dinding di belakangnya.
Kemudian tangan Kenzie menangkup di samping bahu Zara membuat gadis itu terjebak.
"Apapun? "Tanya Kenzie.
"Hmmm"Jawab Zara gugup bukan main.
'Gila jantungku berdegup kencang sekali, Kenzie dengar tidak ya?' Batin Zara dengan pipinya yang merah merona.
'Mungkin ini cara aku bisa balas kebaikannya sudah menolongku waktu itu.' Batin Kenzie.
"Apapun kamu akan lakukan?"Tanya Kenzie.
Zara mengangguk pelan, Apaaappppun."Jawab Zara gugup.
Kenzie mengangguk, "Pulang sekolah kamu pulang terakhir."
Kata Kenzie tiba-tiba yang membuat Zara kaget tak percaya.
'Apa artinya Kenzie mau membantunya? 'Batin Zara.
