Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 Kenzie Wiryawan

Kenzie Pov

.

Kring.. Kring.. Kring...

Suara ponsel yang terus berbunyi

membuatku terbangun dengan mata yang masih enggan ku buka,dengan malas,tanganku merasa mencari keberadaan benda yang terus saja berdering sedari tadi.Lelah tak mendapatkan hasil, aku bangkit dan mengambil benda itu dari atas meja televisi, ku lihat dengan mata yang masih enggan terbuka, dan ku baca ada nama Anton yang tertera di ponselku.

" Anton,shittt ini jam 3 pagi kenapa dia mengganggu tidurku."Ucapku dengan kesal.

"Hallo"Jawabku ketus.

"Hallo bos kapan kamu berangkat sekolah, minggu depan kita ulangan."

Kata Anton di seberang telepon sana.

"Masih malas berangkat, kenapa? "Jawabku sambil mengucek mataku.

"Gila ya si bos, mentang-mentang istimewa.Ini sudah sebulan lebih kamu tidak masuk.Mentang-mentang ya."Ujar Anton.

"Berani kamu ya."Jawabku ketus.

"Eh, Tidak bos,Sorry deh, tapi ayo lah bos berangkat,minggu depan ada ulangan,bos kan tahu aku tanpamu apalah jadinya aku."Jawab Anton dengan melasnya.

"Makanya belajar yuk biar pintar."

Jawabku masih dengan malasnya.Hei ini masih jam tiga pagi, wajar kan kalau aku marah padanya.

" Aduh bos,aku belajar kok tapi asli tidak ada yang mau nempel di otak ku nih,otakku tak secanggih milik bos yang seperti mesin potocopy,hehe..." Kata Anton.

"Sudah ya ngantuk nih. "Jawabku

"Besok sekolahkan bos?"Tanya Anton lagi masih dengan nada yang terdengar memohon bahkan memelas.

"Lihat besoklah."Jawabku pada akhirnya atau pembicaraan ini tak akan berakhir hingga subuh nanti.

Aku langsung menutup panggilan itu sepihak saat ku dengar Anton akan mulai bicara lagi.

Hmmm tiba-tiba aku teringat seseorang,ya gadis yang menolongku waktu itu,satu bulan lalu

"ZARA ARUNA." Gumamku masih teringat jelas nama itu di benakku, bahkan wajah cantiknya, dan terutama mata indahnya.

gadis cantik yang memakai seragam sekolah di mana juga tempatku bersekolah. Tapi aku sepertinya tak pernah melihat dia sebelumnya .

Apa dia adik kelas? Atau murid baru?

Kalo dia sudah sekolah lama di SMA GARUDA pasti aku sedikit tahu wajahnya secara semua murid perempuan pernah mendekatiku.

Oh ya aku belum berkenalan.

Aku KENZIE WIRYAWAN, biasa di panggil ZIE.

Aku murid kelas 3 SMA GARUDA,

ohya kenapa bisa aku tidak masuk sekolah lebih dari satu bulan,bagaimana bisa?Hehe sedikit sombong ya otakku GENIUS,dengan IQ di atas rata-rata bahkan hampir 180,di tahun pertamaku di SMA aku sudah di tarik untuk menjadi team peneliti di universitas ternama di London."

Makanya aku sering tidak masuk sekolah karena harus bolak balik Indonesia London.Dan sekolah mengizinkanlah pastinya,

Yang penting saat ujian nanti masuk dan mengikutinya.

Cuma satu bulan ini memang sudah lebih dari izin yang di berikan pihak sekolah,Semua karena papaku.

Ya aku memang sedang ada masalah sama papa.

Papa baru saja menikah lagi setelah satu tahun dia menduda.

Dulu aku tidaklah sebadung sekarang, tepatnya saat aku masih memiliki mama, karena ada yang memberi perhatian padaku,papaku dari dulu memang sudah sibuk,dan aku sudah terbiasa hidup hanya bersama mendiang mamaku.

Dan sekarang aku tinggal sendiri di apartemen sebagai syarat papa menikah lagi asal aku di perbolehkan tinggal sendiri.

Oh ya kembali ke sekolah.

Sepertinya aku harus ke sekolah toh penelitianku sudah selesai di London.

Dan aku penasaran dengan gadis itu ZARA ARUNA.

.........myAmymy.........

Kenzie baru saja menyelesaikan mandinya, masih dengan handuk yang melilit di pinggangnya ia berjalan menuju lemari pakaian miliknya.Mengambil seragam khas sekolahnya dan segera mamakainya.

Setalah itu ia menatap pantulan dirinya di cermin sambil merapikan rambutnya lalu memakai hoodie warna hitam favoritnya.

Saat memakai jam tangan Kenzie teringat sesuatu, lalu ia membuka laci di depannya dan mengambil sesuatu di sana.

Kenzie tersenyum memandang sapu tangan berwarna merah muda dengan sulaman huruf Z.A di sana.Lalu ia ambil sapu tangan itu dan menciumnya, bahkan pria itu rela berkeliling mall hanya untuk mencari pelembut kain dengan aroma yang sama dengan aroma yang ia hirup dari saputangan juga seragam gadis itu.

Setelah itu segera ia keluar kamar dan menuju dapur kecil di apartemennya, tidak pria itu tidak akan memasak, dia hanya akan mengambil roti tawar yang ia oles dengan selai strawberry kesukaannya serta segelas susu dingin yang ia ambil dari dalam kulkas untuk sarapannya seperti biasanya.

Kenzie tinggal di apartemen kecil, hanya ada satu kamar, dua kamar mandi dan juga ruang tamu sekaligus ruang segalanya juga dapur kecil di bagian ujung dekat balkon.

Klik...

Kenzie menoleh pada pintu apartemen yang terbuka dari luar, siapa lagi jika bukan pria yang memiliki wajah sama dengannnya.

"Baguslah kalau kamu tahu tugasmu."Ujar pria paruh baya yang tak lain adalah papa Kenzie.

"Ada apa? " Tanya Kenzie pada papanya sambil ia tetap mengunyah roti di mulutnya.

"Lusa ulang tahun mamamu, barang kali kamu mau datang bersama papa."

Kenzie segera meminum susu dalam gelas hingga tandas, lalu menatap sang papa, "Asal wanita itu tidak ikut, dengan senang hati Zie mau ke bertemu mama bareng dengan papa. "

Pria itu menghela nafasnya, "Mau sampai kapan kamu tidak menerima mama tirimu? "

"Tidak akan pernah."Ucap Kenzie yakin.

"Zie, harus berapa kali papa katakan.."

"Cukup pa, ini masih pagi dan Zie mau sekolah jadi Zie harap papa tak merusak moodku di pagi hari."

"Baiklah, yang penting papa tenang karena kamu sudah baik-baik saja, papa mendengar kamu di keroyok orang. "

Kenzie tertawa, "Papa itu terlalu lucu pa, kenapa papa tidak jadi pelawak saja dari pada jadi pengusaha yang arogan. "

"Kenzie... " Tegur papa Kenzie.

Kenzie tersenyum kecut, "Pa, Zie luka sudah lewat sebulan tapi papa baru menemuiku hari ini, bukankah itu adalah hal yang sangat lucu? "

Kenzie berdiri merapikan hoodie yang kenakan, lalu melihat pada jam di tangannya dan segera mengambil tas sekolannya.

"Kenzie pamit pa. " Ucap Kenzie sambil mengulurkan tangan untuk berpamitan pada papanya.

Papa Kenzie mendesah lalu menerima uluran tangan putranya.Ia menghela nafasnya panjang, meski putranya sudah berubah menjadi sedikit bandel tapi prestasi tetap ia pertahankan.Dan ia sangat bangga pada putra tunggalnya itu.

"Ya sudah, lain kali kita berbicara lagi."

Kenzie tersenyum smirk, "Baiklah nanti Zie buat janji dulu sama sekretaris papa."

Setelah mengatakan itu Kenzie melewati papanya dan langsung keluar apartemen meninggalkan papanya yang masih berdiri di dekat meja makan.

Papa Kenzie mendesah kecewa, "Kamu lihat Yena, putramu sudah berubah." Lirihnya.

Sementara Kenzie di basement di depan motor sport merahnya mengingat ucapan papanya tadi soal lusa adalah hari ulang tahun sang mama, dan ia harus benar-benar mengatur semua jadwalnya sekarang.

"Mama... "Gumamnya sebelum ia naik ke motornya dan mengendarainya menuju sekolahnya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel