Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Zara Aruna

Zara Pov

"Hai aku Zara Aruna,biasa di panggil zara, aku murid pindahan dari Bandung dan saat ini aku duduk di kelas 3 SMA, tanggung ya pindah di tahun terakhir? Tapi mau bagaimana lagi kerjaan papa mengharuskan kami pindah ke Jakarta, di tambah istri baru papa yang tidak mau pindah ke Bandung dengan alasan tidak mau meninggalkan kota paling lengkap di Indonesia katanya.

Ya papaku adalah seorang duda setelah mama ku meninggal 3 tahun lalu karena sakit kangker darah yang di deritanya.

Selama itu juga ayah rela menduda karena memikirkan aku yg masih terlalu kecil katanya.

Tapi semua berubah ketika papa bertemu tante Sandra yang tadinya bekerja sebagai sekretarisnya di kantor tempat papa bekerja sebagai direktur keuangan.

3bulan tante Sandra bekerja sebagai sekretarisnya.Kemudian menikah dg papa karena tante Sandra sangat baik terhadap ku di depan papa, ya DI DEPAN papa,karena kenyataannya dia layaknya ibu tiri di sinetron-sinetron di tv saat papa tidak ada.

Pagi ini adalah hari pertamaku ke sekolah baruku,

yang ternyata gagal menjadi hari pertamaku karena tadi tanpa sengaja aku melihat seorang pria yang tengah di keroyok segerombolan pria lain yang membuat aku tanpa pikir panjang teriak memanggil polisi dan kabetulan sekali ada mobil polisi yang melintas di sisi jalan raya yang lumayan tak jauh dari tempat itu sehingga mereka pun lari mendengar itu.

Ya mobil polisi itu hanya lewat saja nyatanya di sana adalah jalan atau gang yang sunyi yang terpaksa aku lewati karena tadi taksi yang aku tumpangi tertahan kemacetan akibat sebuah kecelakaan di depannya & sepertinya mobil polisi tadi menuju kecelakaan itu.

Akupun menolong pria tadi,meski aku awalnya ragu-ragu, takut juga seandainya pria itu adalah pria yang jahat sehingga ia di serang tadi. Ku lihat lukanya banyak sekali dan dari tubuhnya sedikit tercium bau alkohol dari tubuhnya.Apa pria ini mabuk oh nooo apa aku menolong seorang berandal.Sepertinya iya, aku salah menolong orang. Ku lihat lagi pria itu lebih dekat lagi. Wajahnya sudah benar-benar babak belur,bukan hanya memar yang pria itu dapatkan tetapi juga luka yang mengakibatkan darah mengalir dari bagian luka itu.

No no no.. Siapapun dia aku tetap harus menolongnya. Untung aku membawa kotak p3k.Ya aku bercita-cita menjadi seorang dokter kelak agar aku bisa menolong banyak orang sakit.

Tiga tahun menemani mama yg sakit membuatku akrab dengan profesi yang bekerja di rumah sakit seperti dokter atau perawat.

Dan tadi selesai menolong pria itu aku malah ketiduran.Dan inilah hasilnya aku harus berlari ke sekolah karena aku sudah sangat terlambat,berharap sekolah memaklumi ku di hari pertama ini.

Tapi ternyata aku tetap harus pulang,hari ini pihak sekolah tak mengijinkan ku masuk yang terlambat lebih dari dua jam.

Aku pun pulang ke rumah setelah menyetop taksi.Sesampainya di rumah aku ragu untuk masuk.

Pasti di jam segini hanya ada mama tiriku di rumah,sedangkan papa masih bekerja di kantor.

Ceklek

"ma aku pulang." Seruku saat memasuki pintu utama rumah kami.

Karena tak ada jawaban maka aku langsung berlalu ke kamarku,namun

saat menaiki tangga tiba-tiba.

"Heh kenapa jam segini sudah pulang?"Kata mama tiriku dengan ketusnya.

"Tadi ada sedikit kecelakaan ma jadi aku terlambat dan sekolah tidak mengizinkan aku masuk hari ini."Jawab ku dengan jujur.

"Halah alasan,tapi tak apa kebetulan hari ini kamu kerjakan semua pekerjaan rumah.Mama mau ke salon.Dan ingat saat aku pulang semua sudah harus beres dan jangan mengadu ke papamu.Kalau tidak kamu tahu sendiri akibatnya!"

Katanya dengan berkacak pinggang,lalu ia pun pergi.

Saat sudah tak terdengar lagi suara mobilnya akupun menghela napas ku dengan kasar.

"Hah... aku ingin sekolah, sekolah adalah surgaku,rumah nerakaku."

Ucapku lirih.

"baiklah saatnya jadi upik abu Zara.Lupakan dirimu yang menjadi princess itu hanya masalalu saat kamu masih sekolah dasar."

Dan hari itu pun aku lalui dengan berat,aku kerjakan semua pekerjaan rumah, mulai dari menyapu, mengepel, mencuci pakaian dengan tangan dan juga memasak untuk makan malam, dan nanti dengan mudahnya mama Sandra akan mengklaim semua pekerjaanku menjadi hasil kerjanya.

Aku tertawa sendiri mengingat kehidupanku benar-benar sudah berubah menjadi cinderella atau bawang putih, bedanya aku tidak memiliki saudara tiri karena mama sandra adalah seorang janda tanpa anak. Katanya beliau bercerai dari suaminya dulu karena beliau mandul.

Aku menatap seluruh rumah yang sudah bersih, lalu meja makan yang sudah terisi penuh oleh masakan hasil karyaku, setelah menutupnya aku lalu pergi ke dalam kamarku untuk membersihkan diriku.

Zara pov end.

.......myAmymy........

Setelah membersihkan dirinya Zara duduk di meja belajar, lalu tangannya meraih album foto lama miliknya, ada banyak sekali fotonya bersama papa dan mamanya, ah sungguh itu adalah kebahagiaan terindah sepanjang hidupnya.

"Sayang... " Panggil mama Sandra dari luar kamarnya.

Zara menghela nafasnya, suara merdu mama Sandra menandakan jika papa sudah pulang. Zara menatap jam di dinding, ternyata sudah pukul 7 malam artinya itu sudah waktunya makan malam, dan menonton acting artis ternama ibukota.

"Iya ma... Sebentar."

"Cepat turun, kita makan malam, papamu sudah menunggu." Teriak mama Sandra lagi.

Zara yakin jika ekspresi mama Sandra pasti sama seperti di cerita ibu tiri yang ada di sinetron.

.

.

Setelah makan malam, Zara masuk ke kamarnya, ia menghela nafas lega, karena saat ini adalah saat yang begitu tenang untuknya.Ada papa di rumah maka mama Sandra akan bersikap baik padanya dan membiarkannya untuk istirahat lebih cepat.

Zara mengambil tas sekolahnya dan mengatur ulang jadwal untuk hari esok.

"Di mana sapu tangan ibu?" Lirih Zara mencari sapu tangan peninggalan mendiang ibunya.

"Ah iya, aku ingat, sapu tangan itu aku ikatkan pada tangan pria tadi. " Zara menghela nafasnya pasrah.

"Maafin Zara bu, sapu tangan hadiah dari ibu, hilang. " Ucap Zara sendu.

Tiba-tiba ingatannya mengarah pada kondisi pria itu,apakah dia baik-baik saja?

"Semoga dia baik-baik saja." Gumam Zara. Lalu ia melanjutkan pekerjaannya yaitu mengatur jadwal mata pelajaran untuk esok hari.

"Lebih baik aku tidur supaya bisa berangkat bareng papa besok."

Zara bangkit dari meja belajarnya dan menuju ranjang.Naik ke ranjang lalu merebahkan dirinya di sana.

Kembali mengingat pada pria yang ia tolong tadi pagi. Berharap dia tak salah menolong orang dan pria itu dalam keadaan yang baik-baik saja.

Meski tak jelas melihat bagaimana wajah pria itu, tapi satu yang Zara ingat, pria itu memiliki mata yang sangat indah untuk seorang laki-laki.Bola mata hitamnya begitu tajam dan dalam membuat siapa saja yang menatap matanya seolah tenggelam dan tak dapat berpaling.

"Astaga Zara, mikir apa kamu? Dia bukan pria baik, dia bau alkohol dan juga berkelahi,jangan memikirkannya. Berdoalah supaya kamu tidak bertemu lagi dengan mereka. " Zara ingat jika gerombolan pengeroyok tadi pagi mengingatkannya supaya dia berdoa untuk tidak bertemu lagi dengan mereka jika mau selamat.

"Hih... Jangan sampai ketemu mereka lagi. " Gumamnya sebelum ia menarik selimutnya dan mencari posisi yang nyaman lalu ia berdoa sebelum mulai memejamkan matanya.

.

.

..........myAmymy...........

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel