Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Sebuah Kecurigaan

Tiago hanya tertawa meremehkan mendengar ancaman Kayla.

"Well, untuk itu kau perlu mati dulu agar bisa menjadi hantu, Kayla. Jadi aku akan menunggu kabar dukanya," sahut Tiago lagi tanpa perasaan.

Entah terbuat dari apa sebenarnya hati pria itu, tapi Kayla membencinya, mendadak Kayla sangat membenci pria itu, Santiago Benedict.

Tiago sendiri nampak acuh dan melenggang keluar dari sana tanpa rasa bersalah, sedangkan Kayla hanya bisa terus menatap punggung pria itu dengan kebencian yang makin membeludak di hatinya.

Tanpa memikirkan Kayla lagi, Tiago pun langsung melajukan mobilnya ke rumah sakit, tempat keluarganya sudah berkumpul di sana menemani adiknya.

Keluarga Tiago sendiri merupakan keluarga terpandang.

Siapa yang tidak mengenal Sam Benedict, ayah Tiago, yang merupakan Hakim ternama di negeri ini.

Sam Benedict sudah terkenal sebagai Hakim yang sangat lurus dan dedikasinya di bidang hukum sudah tidak perlu diragukan lagi. Sedangkan Ibu Tiago yang bernama Rosa Benedict juga sudah terkenal sebagai pimpinan yayasan amal milik keluarga yang aktif mengikuti banyak kegiatan sosial kenegaraan juga.

Adik Tiago sendiri yang bernama Simon Benedict adalah satu-satunya yang masih menggeluti bidang bisnis.

Sejak Sam yang bekerja untuk negara sudah tidak diijinkan lagi untuk memiliki usaha di luar urusan negara dan hukum, maka Simon mengambil alih dan menjadi pimpinan di perusahaan keluarga mereka.

Singkat kata, keluarga Benedict mempunyai reputasi yang sangat bagus di masyarakat.

Namun, sang CEO saat ini harus menghabiskan sisa hidupnya di atas kursi roda karena ulah seorang wanita murahan dan hal ini membuat Tiago sangat tidak terima sampai ia begitu membenci wanita itu.

"Simon!" sapa Tiago begitu ia masuk ke kamar adiknya itu.

Terlihat Simon masih duduk di ranjangnya dengan kedua orang tua mereka yang masih berdiri di samping ranjang.

"Kau datang lagi, Kak!"

"Ya, aku baru saja dari klinik kepolisian untuk melihat wanita sialan itu dirawat di sana."

Simon tertawa kesal mendengarnya. "Dia pasti masih tidak bisa menerima semua ini kan? Ini balasan yang pantas untuknya, Kak."

"Ya, dia tidak bisa menerimanya, tapi bukan hanya karena itu dia dirawat. Wanita itu hamil, Simon."

Kedua mata Simon seketika membelalak lebar mendengarnya sampai untuk sesaat, Simon hanya bisa mematung sambil menelan salivanya gugup.

Hamil? Wanita yang ia perkosa ternyata hamil? Sial! Apa itu anak Simon?

Simon pun terus terdiam sambil berkutat dengan pikirannya sendiri sampai tidak menyadari kalau Tiago sudah memicingkan matanya menatap gerak-gerik adiknya yang terlihat mencurigakan di mata seorang pengacara seperti dirinya itu.

"Ada apa denganmu, Simon? Kau terlihat begitu gelisah mendengar kabar kehamilan Kayla. Bukan kau yang menghamilinya kan?"

Kedua mata Simon kembali membelalak mendengar pertanyaan Tiago.

"Eh, apa maksudmu, Kak? Aku ... tidak mungkin aku menghamilinya," elak Simon.

"Lalu mengapa kau terlihat begitu gelisah, Simon?"

"Aku? Gelisah? Tidak, Kak! Aku hanya takut wanita itu akan memfitnahku dengan itu, Kak."

Tiago masih memicingkan matanya, namun ia mengangguk karena ia begitu percaya pada Simon.

"Simon ada benarnya, Tiago. Jangan beri dia celah untuk merusak nama baik kita, Tiago," timpal Sam juga dengan penuh emosi.

Tiago pun kembali mengangguk. "Kalian tenang saja, Ayah, Simon! Aku sudah memastikan semuanya beres. Sungguh wanita itu punya banyak trik, tapi tidak perlu khawatir. Akan kupastikan dia tidak akan bisa merusak nama baik kita sedikit pun!" tegas Tiago dengan penuh keyakinan.

Sam dan Rosa langsung begitu lega mendengarnya karena mereka tahu kalau Tiago sudah bertekad maka tidak ada yang bisa menghentikannya, apalagi kasus ini menyangkut nama baik keluarganya.

Simon sendiri juga ikut lega, walaupun masih ada rasa tegang yang melingkupinya karena takut fakta yang sebenarnya akan terbongkar.

Sisa hari pun berlalu begitu saja dan tidak ada pembahasan lagi tentang Kayla, namun keesokan harinya, Tiago malah mendapat kabar lain yang sangat tidak ia harapkan.

"Ada sebuah kabar yang kurang baik untuk kita, Pak," lapor sang asisten pagi itu.

"Kabar apa itu? Apa wanita itu kembali berbuat ulah? Kali ini apa lagi yang dia lakukan? Bukankah dia masih dirawat setelah hampir keguguran."

"Kayla masih dirawat, Pak. Dan sudah dipastikan besok lusa dia akan resmi masuk ke penjara."

Tiago tersenyum sinis mendengarnya. "Baguslah! Tidak akan ada kelonggaran lagi untuk wanita jahat sepertinya. Jadi ada masalah apa?"

Sang asisten pun terlihat ragu sejenak, sebelum akhirnya ia berani menjawab.

"Aku menemukan sesuatu saat mengantar berkas ke kantor Pak Sam dan ...."

"Langsung pada intinya saja!" sela Tiago yang sudah tidak sabar.

Sang asisten kembali terdiam sejenak, sebelum ia mengangguk dan langsung mengatakan sesuatu yang seketika membuat Tiago membelalak begitu lebar.

"Ada kecurigaan bahwa bukti dalam kasus Kayla telah direkayasa, Pak."

**

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel