Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Kemarahan Sang Kakak

"Apa maksudmu, Brengsek? Bukti dalam kasus Kayla telah direkayasa? Apa kau sedang bercanda, hah? Kasus ini sudah kita menangkan dan sudah ditutup, bagaimana kau bisa mengatakan hal konyol seperti ini?"

"Maaf, Pak. Tapi aku membawa semua data yang aku temukan sejak kemarin dan aku baru berani melaporkannya setelah aku memastikannya. Data itu disimpan rapat, tapi tanpa sengaja aku menemukannya di meja Pak Sam lalu menyelidikinya."

Sang asisten langsung menyerahkan tumpukan berkas ke meja Tiago dan Tiago pun hanya bisa menatapnya tidak percaya. Namun, dengan cepat Tiago meraih semua berkas dan menggenggamnya erat.

"Sial! Aku harap kau tidak bicara omong kosong atau kau akan kupecat detik ini juga!" geram Tiago yang langsung memeriksa semua berkas itu.

Tiago membolak balik berkas itu dengan tangan yang gemetar membaca isinya. Bahkan, Tiago pun akhirnya pergi bersama asistennya untuk memastikan ulang semuanya, termasuk mendatangi beberapa saksi dalam kasus Kayla dan memaksa mereka bicara.

Sampai larut malam, Tiago memeriksa semuanya hingga keesokan harinya lagi, ia pun yakin bahwa semua itu benar.

Semua bukti yang ditunjukkan di pengadilan bahkan yang ia tahu, semuanya hanya rekayasa.

Bahkan para saksi di persidangan adalah para saksi bayaran dan CCTV pun ikut direkayasa sehingga yang terlihat hanya kesalahan Kayla saja.

Tubuh Tiago terhuyung sesaat karena ia masih tidak bisa menerima semua ini.

Mengapa bisa ada hal seperti ini? Bertahun-tahun menjadi pengacara, ia tidak pernah mengalami yang seperti ini. Tiago selalu bekerja dengan sempurna dan ia selalu bisa mengungkap bukti-bukti yang direkayasa lalu membalikkan keadaan.

Tapi bagaimana kalau yang merekayasa semuanya adalah ayahnya sendiri, seorang Hakim yang disegani dan sudah banyak pengalaman.

Tentu saja, Sam Benedict sangat tahu bagaimana harus melakukan semuanya dengan sempurna, sampai bahkan Tiago dan para penyidik pun terkecoh.

Ya, perlahan Tiago pun akhirnya menyadari apa yang sebenarnya sudah terjadi.

Kayla memang diperkosa oleh Simon dan Kayla hanya dijadikan kambing hitam agar Simon tidak tersandung kasus hukum. Ya, semua kebohongan besar dan rekayasa ini dilakukan untuk melindungi seorang Simon Benedict.

Sesak di dada Tiago pun seakan sudah tidak tertahan lagi. Ia sudah ditipu dan dipermainkan layaknya seorang pecundang.

Dengan penuh emosi, Tiago pun pergi ke rumah sakit untuk meminta penjelasan karena ia tahu semua orang sedang berkumpul di sana.

Tiago melangkah dengan cepat masuk ke kamar Simon dan Tiago tidak tahan lagi menatap tampang adiknya di sana.

"Brengsek kau, Simon!"

Buk!

Tanpa aba-aba, Tiago menghampiri Simon dan langsung melayangkan tinjunya ke pipi adiknya yang masih duduk di ranjang itu sampai Sam dan Rosa pun memekik kaget.

"Apa yang kau lakukan, Tiago? Apa semua ini, hah?"

Sam berteriak keras dan mencoba menahan Tiago yang sudah menggila ingin menghajar Simon.

Simon sendiri nampak tidak terima, tapi ia juga ketakutan melihat amarah sang kakak.

"Lepaskan aku, Ayah! Jangan sampai aku berbuat kasar pada Ayah juga!" ancam Tiago berapi-api. "Pria brengsek itu pantas mendapatkannya!"

Tiago pun berhasil melepaskan diri dari Sam dan kembali melayangkan tinjunya ke pipi Simon.

"Terima ini, Brengsek!"

Buk!

"Akhh, Tiago, hentikan!" pekik Rosa.

"Bedebah ini pantas mendapatkannya, Ibu! Sejak kecil aku selalu membantunya dan melindunginya, aku bisa menutup mataku atas kesalahan yang sering dia lakukan, tapi tidak dengan memperkosa! Pantas saja kau begitu gelisah saat mengetahui Kayla hamil karena kau yang menghamilinya kan? Dasar brengsek!" geram Tiago sambil menatap adiknya penuh amarah.

"Jaga bicaramu, Tiago! Ini di rumah sakit!" teriak Sam lagi yang tidak terima.

Tiago pun ikut menatap tidak terima pada ayahnya.

"Bagaimana lagi aku harus menjaga bicaraku, Ayah? Seorang adik yang kubela mati-matian ternyata benar sudah memperkosa Kayla, lalu aku harus bagaimana, hah? Biarkan aku menyeretnya ke penjara sekarang juga!" geram Tiago lagi yang langsung menerjang ke arah Simon.

**

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel