Akan Menghantuimu Seumur Hidupku
Tatapan Kayla masih begitu goyah mendengar ucapan Tiago.
Kayla pun menatap Tiago lekat-lekat dan seolah ada perintah tersirat dalam tatapan pria itu yang menghipnotis Kayla sampai Kayla mendadak tahu apa yang harus ia lakukan.
"Aku ... akan menggugurkannya. Aku tidak mau hamil!" seru Kayla dengan suara yang tetap bergetar.
Tiago langsung mengangguk seolah begitu puas mendengarnya.
Tiago pun menegakkan posisi berdirinya dan menatap Kayla dengan angkuh.
"Baguslah kalau kau berpikiran begitu, Kayla! Bayi itu adalah hasil perbuatan hinamu dengan pria brengsek yang entah siapa dan bayi itu tidak ada hubungannya dengan keluargaku! Jadi terserah apa pun yang mau kau lakukan pada bayi sialan itu!" geram Tiago.
Tiago kembali memamerkan seringaiannya, sebelum ia melangkah pergi begitu saja dari ruangan itu.
Kayla yang ditinggalkan pun hanya bisa menatap punggung Tiago yang sudah melangkah pergi itu.
Tubuh Kayla makin gemetar dan dengan tangannya yang gemetar juga, ia mulai memukuli perutnya.
Pertama pukulan ringan, lalu makin keras dan makin keras. Bahkan begitu lama Kayla terus memukuli perutnya sampai ia merintih merasakan perutnya yang mulai sakit dan makin sakit.
Kayla tidak tahu lagi apa yang terjadi selanjutnya karena saat Kayla membuka matanya, sang dokter yang merawatnya sudah kembali mengomel.
"Kayla, kau sudah sadar? Ya ampun, menanganimu benar-benar sulit, apa kau mau membunuh janinmu sendiri?"
"Dokter ...."
"Berhentilah melakukan ini dan terimalah apa yang terjadi, Kayla! Kau sampai pingsan lagi dan mengalami pendarahan ringan yang membahayakan kandungan dan nyawamu!" tegas sang dokter lagi.
Kayla hanya bisa mengedipkan matanya dengan lemah dan wajahnya masih sangat pucat.
"Itu ... lalu apa yang terjadi, Dokter? Apa dia masih ada di dalam sini, Dokter?" tanya Kayla yang seolah begitu takut pada janin di dalam perutnya itu.
"Maksudmu janinnya? Tentu saja untunglah kandunganmu selamat, Kayla!"
Sang dokter sungguh sudah menangani banyak macam tahanan, namun entah mengapa Kayla terlihat berbeda dan sangat tertekan, karena itu sang dokter pun terus merasa kesal sekaligus iba menatapnya.
"Kayla, dengarkan aku! Aku tidak tahu bagaimana kasusmu secara mendetail dan aku juga tahu tidak sepantasnya aku ikut campur seperti ini."
"Tapi aku hanya mau bilang, tidak peduli kesalahan apa yang sudah kau lakukan sehingga kau bisa masuk ke sini, tapi jangan pernah menambah dosa lagi dengan membunuh janin yang tidak bersalah ini, Kayla. Dia tidak bersalah," ucap dokter itu dengan penuh kesungguhan.
Namun, tangisan Kayla malah makin meledak mendengarnya. Kayla juga tidak bersalah, tapi ia terpaksa menanggung semua ini.
Dan saat Kayla ingin menggugurkan janin hasil perbuatan terkutuk itu pun, semua tetap terasa salah hingga Kayla pun hanya bisa menangis begitu sesak.
*
"Jadi bagaimana, Kayla? Katanya kau akan menggugurkan kandungan itu, tapi nampaknya tidak berhasil, hmm? Atau kau memang tidak serius dan hanya berakting?"
Tiago lagi-lagi kembali ke klinik setelah mendengar apa yang terjadi pada Kayla setelah pertemuan mereka tadi. Tiago pun makin kesal melihat akting menjijikkan Kayla.
"Dengarkan aku, Drama Queen! Teruslah membuat drama, menggugurkan kandungan, bahkan bunuh diri sekalipun, aku tidak peduli! Lakukan apa pun yang kau mau di dalam penjara, tapi jangan harap kau bisa menggunakan akting murahanmu itu untuk mengusik keluargaku! Kau dengar itu, Wanita Rendahan?" geram Tiago sarkastik.
Kayla yang mendengarnya pun mendadak mengepalkan tangannya.
Kayla memang orang miskin, Kayla memang orang bodoh, tapi Kayla juga punya perasaan dan harga diri.
Direndahkan berkali-kali oleh pria itu tentu saja membuat Kayla tidak tahan lagi dan akhirnya melawan.
"Kau tahu kalau kau adalah pria paling brengsek yang pernah aku kenal, Pak Pengacara? Bahkan kau lebih brengsek dari adikmu yang seorang pemerkosa itu!"
"Dan kau tahu sesuatu, Pak Pengacara? Kalau sampai aku bunuh diri dan mati, maka kupastikan kau adalah orang pertama yang akan kuhantui, bahkan mungkin aku akan menghantuimu seumur hidupmu!" geram Kayla penuh kebencian dan penuh luka.
**
