Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Kehilangan yang Menyakitkan

"Kayla! Itu Kayla, Nek! Itu Kayla!"

Seorang pria muda terus berteriak saat ia melihat Kayla dibawa turun dari mobil tahanan hari itu.

Pria muda bernama Jonas yang merupakan sahabat Kayla itu datang bersama Nenek Kayla yang sudah begitu lemah.

Sejak Kayla diperkosa, kesehatan Nenek Kayla langsung drop. Setiap hari Nenek Kayla berjuang untuk menenangkan Kayla yang mengalami trauma dan depresi berat.

Sampai beberapa hari kemudian, mendadak polisi datang dan menangkap Kayla atas tuduhan penganiayaan, Nenek Kayla pun pingsan berkali-kali.

Dan setelah menjalani proses persidangan yang melelahkan selama hampir satu bulan lamanya, Kayla pun resmi dipenjara.

Nenek Kayla begitu hancur, apalagi saat tahu bahwa Kayla hamil dan sempat menolak kehamilan itu sampai membuatnya hampir keguguran, kesehatan Nenek Kayla pun makin drop.

Jonas dan Nenek Kayla sebenarnya tidak berhenti menunggu Kayla di depan gedung tempat klinik berada sampai mereka tahu semua yang terjadi pada Kayla. Hanya saja, mereka sama sekali tidak diijinkan bertemu Kayla. Dan Nenek Kayla tidak akan menyia-nyiakan kesempatan bertemu cucunya hari ini.

Dengan langkah yang sudah terseret, Jonas pun menuntun Nenek Kayla mendekat ke mobil tahanan itu.

"Kayla, di sini! Kayla!"

Jonas terus melambaikan tangannya dan memanggil Kayla hingga Kayla pun melihat mereka.

"Nenek, Jonas! Nenek, Jonas!"

Kayla juga berteriak dan mulai memberontak untuk mendekati neneknya itu.

Tubuh Kayla sendiri tidak berhenti gemetar sejak ia duduk di mobil tahanan.

Hanya tiga hari waktu yang diberikan bagi Kayla untuk beristirahat setelah ia hampir keguguran dan selebihnya ia hanya diberi penguat kandungan dan berobat jalan dari dalam penjara karena kehamilan tidak menjadi halangan bagi seorang tahanan untuk tetap menjalani masa hukumannya.

Air mata Kayla tidak berhenti mengalir. Bahkan, Kayla tidak ingat lagi bagaimana ia melalui tiga hari kemarin yang terasa begitu berat.

Kayla tahu kalau neneknya mencarinya setiap hari tapi para polisi tidak mengijinkan Kayla dijenguk dan Kayla begitu sedih mendengarnya.

Namun, Kayla tidak bisa menahan dirinya saat ia melihat nenek yang dicintainya ada di sana.

"Biarkan aku memeluk nenekku sebentar saja! Nenek! Nenek!"

Kayla terus memberontak dari cekalan polisi, begitu juga dengan Jonas yang juga memberontak dari penjagaan polisi yang tidak mengijinkannya mendekat.

Sementara di sana, Tiago masih duduk di dalam mobilnya di posisi yang strategis bersama asistennya dan Tiago bisa melihat dengan jelas pemandangan yang begitu mengiris hatinya.

Dan sialnya, air mata Tiago menetes.

Sumpah demi apa pun, ini adalah pertama kali dalam hidupnya, Tiago bertindak yang tidak sesuai dengan hati nuraninya.

Kayla Rusli, wanita itu ....

Begitu cepat hati Tiago berbalik dari yang sangat membenci wanita itu menjadi merasa begitu bersalah sampai Tiago tidak tahu bagaimana harus menjelaskan perasaannya.

Namun, akhirnya Tiago memilih untuk menjadi pengecut kali ini. Ya, sungguh memalukan saat seorang pengacara hebat menolak mengakui kesalahannya dan lebih memilih membiarkan semuanya tetap seperti ini, seperti apa yang ayahnya inginkan.

Bahkan, Tiago tidak pernah bisa tidur nyenyak selama tiga hari ini sejak ia mengetahui kejadian yang sebenarnya.

Tiago ingin menghajar dirinya sendiri yang lebih memilih nama baik dan reputasinya dibanding keadilan untuk Kayla dan neneknya.

"Sial! Sial!" geram Tiago sambil mengepalkan tangannya geram.

Dan setiap scene memilukan yang ia lihat malah membuat hatinya makin patah.

Kayla dan neneknya sendiri akhirnya bisa berpelukan dan Nenek Kayla pun menangkup kedua pipi Kayla lalu menciuminya dengan penuh kerinduan.

"Nenek, maafkan aku, Nek! Maafkan aku!"

Nenek Kayla menggeleng. "Ini bukan salahmu. Ini takdir, Kayla. Tuhan sedang menguji imanmu dan kau harus kuat menghadapi ini, Kayla."

Dengan air mata yang mengalir deras, Nenek Kayla masih mencoba tersenyum sambil mengusap sayang perut Kayla.

"Dia adalah berkah yang tidak ternilai dari Tuhan, Kayla. Walaupun dia hadir dengan cara yang kejam, tapi dia sama sekali tidak bersalah, Kayla."

"Bukan dia yang minta hadir di perutmu, tapi Tuhan yang menitipkannya dan Tuhan pasti punya rencana untuk semua ini, Kayla."

"Sebagai seorang ibu, kau tidak punya hak untuk memutus kehidupannya, Kayla."

"Kau adalah seorang ibu sekarang, kau seorang ibu sejak detik di mana rahimmu menjadi tempat ternyaman bagi janin itu. Kau seorang Ibu, Kayla!"

Kayla hanya bisa menggeleng sambil terus menangis. Bahkan neneknya tahu dan tidak marah padanya tentang kehamilannya.

"Jaga kandunganmu baik-baik, Kayla! Jaga berkah dalam perutmu ini dan besarkan dia menjadi anak yang baik, anak yang punya pengetahuan, anak yang takut akan Tuhan."

"Biarlah dia yang akan menggantikan Nenek menemanimu seumur hidupmu. Maafkan Nenek yang tidak bisa berjuang untukmu, Kayla!"

"Nenek juga tidak bisa menemanimu di sana, Kayla! Maafkan Nenek! Tapi kalau kau tidak keberatan, Nenek sudah menyiapkan nama untuk cicit Nenek."

Nenek Kayla kembali tersenyum sambil mengusap perut Kayla lagi, sedangkan Kayla sudah menangis begitu deras sampai ia tidak mampu menyahuti apa pun ucapan neneknya itu.

"Miracle! Kata Jonas, Bahasa Inggris dari keajaiban adalah Miracle. Bukankah itu nama yang keren, Kayla? Dia tidak akan malu kalau punya nama yang keren kan?"

"Miracle adalah nama untuk sebuah keajaiban dari Tuhan, Kayla. Keajaiban dalam hidup kita, keajaiban yang tidak pernah kita sangka, tapi Tuhan berikan karena Tuhan baik. Dan Miracle akan menjadi pengganti Nenek untuk menemanimu."

Tangisan Kayla makin meledak mendengarnya. Ada rasa senang karena neneknya menerima kehamilan ini bahkan memberi nama untuk cicitnya.

Namun, ada rasa sedih karena ucapan Nenek Kayla terdengar seperti ucapan perpisahan untuk selamanya.

Kayla pun baru saja akan membuka mulutnya untuk berbicara saat beberapa orang di sana mendadak kembali berdesakan.

Para polisi yang siaga pun kembali memisahkan Kayla dengan neneknya hingga entah bagaimana Nenek Kayla terjatuh hingga kepalanya terbentur ke jalan.

"Akhh!" rintih sang nenek.

"Nenek!" teriak Jonas yang langsung berjongkok melihat Nenek Kayla.

"Nenek!" pekik Kayla juga yang langsung memberontak lagi dari polisi yang mencekalnya.

Beberapa polisi yang melihat kepala Nenek Kayla terbentur pun mendadak panik dan membantu di sana.

Kesempatan itu digunakan Kayla untuk mendorong para polisi yang masih mencekalnya dan menghampiri neneknya dan suasana mendadak kacau di sana.

"Nenek! Nenek! Kalian semua tidak punya perasaan! Tidak punya perasaan!" teriak Kayla.

Kayla segera berjongkok dan meletakkan kepala neneknya ke pangkuannya, sedangkan para polisi langsung sibuk memanggil bantuan karena mereka juga tidak berani memindahkan nenek tua yang sedang dalam posisi seperti itu.

"Nenek!" panggil Kayla sambil membelai kepala sang nenek. "Nenek, kau baik-baik saja kan? Panggil bantuan! Cepat, siap apun tolong nenekku! Tolong!" teriak Kayla sambil berderai air mata.

Nenek Kayla tetap mencoba tersenyum walau ia begitu lemah dan kepalanya berdenyut hebat seperti mau pecah.

Dengan gemetar, Nenek Kayla mengangkat tangannya dan Kayla pun segera meraihnya.

"Nenek! Nenek!"

"Nenek mencintaimu, Kayla. Nenek tahu umur Nenek mungkin tidak panjang lagi. Nenek tidak kuat, Kayla. Tapi kau ... kau harus kuat! Miracle membutuhkanmu. Hiduplah ... dengan baik, Kayla ...."

Suara Nenek sudah tercekat di tenggorokannya dan mendadak napasnya begitu berat.

Wanita tua itu pun membuka mulutnya dengan mata yang membelalak, menunjukkan bagaimana ia kesulitan bernapas.

Perlahan bagian lehernya mulai membiru menandakan kekurangan oksigen dan Kayla begitu panik melihatnya.

"Nenek! Nenek kenapa? Pak polisi, siapa pun, tolong Nenekku! Cepat!"

Para polisi langsung ikut panik dan saat tim medis datang, suasana malah makin panik.

"Sial, dia sudah tidak bernapas! Dia tidak bernapas!"

**

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel