Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Selamat Datang Kebebasan

"Mama ...."

Seorang anak perempuan kecil berumur hampir tiga tahun, berlari ke arah ibunya sambil tertawa sumringah di sebuah ruangan kecil yang merupakan sel penjara itu.

Namun, belum sempat anak itu meraih ibunya, salah satu wanita lain yang memakai baju orange pun sudah menangkapnya dan memeluknya erat.

"Hap! Kena kau! Bersama Aunty dulu saja, hmm! Mulai besok kita mungkin tidak akan bertemu lagi. Aunty benar-benar tidak tahu harus senang atau sedih, Sayang."

Wanita itu berseru sambil menggelitik gemas anak itu sampai anak itu pun terkekeh begitu senang.

Kayla yang melihatnya pun hanya tersenyum dan mendadak malah merasa melow.

Rasanya masih teringat saat pertama kali ia menginjakkan kakinya di tempat yang begitu mengerikan ini. Rasa ketakutan, gemetar, semuanya bercampur menjadi satu dan masa depan sama sekali tidak terlihat bagi Kayla, suram dan gelap.

Beradaptasi di dalam sel yang isinya semua wanita bertubuh besar dan menyeramkan juga membuat Kayla menggigil dan mau muntah setiap harinya.

Tidak terhitung berapa banyak air mata kesedihan dan kerinduan pada neneknya yang sudah Kayla tumpahkan di tempat terkutuk ini.

"Hei, Anak Baru! Berhenti menangis, suaramu berisik sekali! Kau pikir dengan menangis kau bisa bebas, hah? Lama-lama kubunuh juga kau! Berisik sekali!" bentak narapidana satu selnya saat Kayla masuk dulu.

"Benar! Berhentilah menangis! Berani berbuat harus berani bertanggung jawab! Menangis tidak akan menyelesaikan masalahmu! Hapus air matamu, tegakkan kepalamu, kau tidak akan bertahan hidup di sini dengan menjadi wanita lemah! Cara agar semuanya cepat selesai adalah terima dan hadapi, kau mengerti, hah?" timpal narapidana yang lain.

Berbekal dengan didikan yang keras dari sesama narapidana di sana membuat Kayla pun akhirnya tidak punya pilihan lain selain menjadi kuat.

Dan secara mengejutkan, perlahan hubungannya dengan teman satu selnya pun membaik, bahkan mereka menjadi sahabat baik Kayla selama hampir empat tahun ini.

Ya, sudah hampir empat tahun lamanya Kayla mendekam di dalam penjara dan akhirnya besok Kayla akan resmi dibebaskan karena masa hukumannya telah berakhir.

Entah siapa orang baik yang sudah membantu Kayla.

Mereka mengatakan ada orang dari sebuah lembaga hukum yang concern pada kasus Kayla dan membantu Kayla hingga Kayla bisa mendapatkan pengurangan masa hukuman, ditambah dengan berkelakukan baik, dan potongan lain, hingga Kayla hanya menjalani hukumannya selama kurang dari empat tahun.

Tidak hanya membantu mengurangi hukuman Kayla, orang baik itu juga memberikan banyak uang duka saat Nenek Kayla meninggal sehingga Kayla sama sekali tidak harus memikirkan biaya apa pun lagi.

Dan siapa pun orangnya, Kayla sangat berterima kasih padanya, malaikat berhati baik yang dikirim oleh Tuhan untuk membantu Kayla dan anaknya.

Ya, anaknya!

Dengan perjuangan yang sama sekali tidak mudah selama hamil di dalam penjara, Kayla pun akhirnya melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat lucu dan Kayla memberinya nama Miracle, seperti nama yang dititipkan oleh nenek Kayla sebelum meninggal.

Miracle Yosefina Rusli.

Miracle berarti keajaiban. Yosefina adalah nama Nenek Kayla dan Rusli adalah nama keluarga Kayla.

Dan belajar menjadi ibu yang baik adalah cara Kayla menjalani hari-harinya di penjara.

Bahkan dokter wanita yang sejak awal membantu Kayla adalah orang yang sangat berjasa selama empat tahun ini karena Dokter Magda, nama dokter itu, adalah salah satu orang baik yang membantu Kayla merawat Miracle.

Dokter Magda membawa Miracle setiap hari ke penjara sejak Kayla masih menyusui sampai sekarang dan Miracle pun mempunyai banyak Aunty yang sangat menyayanginya.

Walaupun dibesarkan dengan keluar masuk penjara melalui jalur khusus, namun Miracle sama sekali tidak pernah kekurangan kasih sayang.

"Akhh, haha, geli, Aunty! Hahaha!" Miracle terus terkekeh kegelian saat narapidana kasus pembunuhan itu terus memeluknya gemas.

Wanita itu membunuh suaminya dan selingkuhan suaminya, namun ia begitu menyayangi Miracle karena ia sendiri kehilangan anaknya karena kejadian itu.

"Haha, Aunty akan sangat merindukanmu, Miracle. Kau benar-benar adalah Miracle di tempat yang sesak ini," seru wanita itu yang mendadak meneteskan matanya.

"Aunty juga akan merindukanmu, Miracle," seru wanita lain yang merupakan terpidana kasus kekerasan.

Wanita yang ini menyiksa kekasihnya yang tidak kunjung menikahinya padahal ia sudah berulang kali melakukan aborsi anak pria itu, hingga akhirnya ia mengetahui bahwa kekasihnya sudah berkeluarga dan ia berniat membunuhnya, namun kekasihnya tidak mati, hanya menjadi cacat.

Selain itu, ada narapidana lain dengan kasus sedang sampai berat yang berada satu sel dengan Kayla, namun mereka justru menjadi pelindung Kayla saat Kayla dibully oleh narapidana di sel lain, dan mereka terus menguatkan Kayla dalam menjalani kehamilannya.

Di sanalah Kayla merasakan kebaikan Tuhan. Tuhan sangat baik karena bahkan di tempat seburuk ini saja, Tuhan masih membiarkan Kayla dikelilingi orang-orang yang baik padanya dan Miracle.

Bukankah selalu ada kesempatan kedua bagi orang-orang yang menyadari kesalahannya dan mau bertobat? Kayla pun berharap kehidupan para wanita itu akan lebih cerah setelah keluar dari penjara nanti.

Para wanita itu pun terlihat memeluk dan bermain bersama Miracle, menghabiskan waktu mereka bersama anak itu sebelum mereka benar-benar berpisah besok. Dan Kayla hanya terus tersenyum melihatnya.

"Kemarilah, Miracle!" panggil Kayla saat Miracle sudah selesai bermain bersama para Aunty.

Kayla merentangkan tangannya dan Miracle pun langsung berlari lagi ke pelukan Kayla.

"Mama ...."

"Hmm, Miracle Sayang. Besok Mama sudah bisa menemanimu jalan-jalan keluar, apa kau senang, Sayang?"

Miracle mengangguk antusias. "Senang, Mama. Nanti kita jalan-jalan sama Aunty Magda sama Uncle Jonas."

Kayla pun mengangguk. Dokter Magda dan Jonas adalah dua keluarganya sekarang selain Miracle, dan Kayla tidak pernah berhenti bersyukur mempunyai mereka dalam hidupnya.

"Tentu, Sayang. Mama juga bisa tidur memelukmu di kasur yang empuk besok."

"Yeah!" Miracle bertepuk tangan dan para wanita lain pun juga ikut bertepuk tangan sambil bersorak bahagia.

Kayla pun mengajak Miracle tidur di penjara malam itu berpelukan dengan para Aunty di sana di malam terakhir mereka di penjara.

Dan saat hari esok tiba, suasana pun malah mendadak begitu melow.

Teman-teman narapidana Kayla menangis bersamaan saat mengantarkan Kayla ke pintu sel menuju kebebasan itu sampai Kayla tidak tega.

"Aku akan merindukanmu, Kayla."

"Aku selalu berdoa untukmu dan Miracle, Kayla."

"Aku juga akan merindukanmu. Jaga dirimu dan Miracle! Mungkin di luar sana kau sudah tidak punya siapa-siapa, tapi kau selalu punya kami, cari kami kapan saja, Kayla."

Kayla mengangguk sambil berurai air mata dan mereka pun saling berpelukan lagi dengan suasana yang begitu hangat.

Kayla pun berpamitan pada semua orang sebelum akhirnya Kayla pun menapakkan kakinya keluar dari pintu itu.

Tidak lagi memakai baju orange dengan nomor tahanan, tidak lagi lusuh, tidak lagi terkurung, dan Kayla benar-benar wanita bebas sekarang.

Untuk sesaat Kayla pun memejamkan mata menghirup udara bebas dan rasanya lega sekali, sangat lega.

Walaupun ia menghirup oksigen yang sama, tapi bernapas di penjara dan bernapas di luar penjara rasanya sangat berbeda.

Kayla pun menggandeng erat Miracle bersamanya sambil menenteng satu tas berisi semua barangnya dan perasaan yang luar biasa pun melingkupinya.

"Kayla!"

Suara panggilan itu pun membuat Kayla sontak membuka matanya dan Miracle pun langsung memekik senang.

"Itu Aunty Magda sama Uncle Jonas, Mama!"

Kayla yang melihat dua orang itu berlari kecil ke arahnya pun langsung tersenyum sumringah dan merentangkan tangannya.

Magda dan Jonas pun bergantian memeluk Kayla dan suasana pun kembali melow.

"Selamat, Kayla! Selamat karena akhirnya kau bebas! Miracle akan memiliki Mamanya dengan utuh sekarang."

"Terima kasih, Dokter Magda! Terima kasih atas semuanya!"

"Selamat, Kayla! Akhirnya kau bisa berkumpul bersama kami lagi."

"Terima kasih, Jonas! Terima kasih!"

Untuk sesaat, tidak ada yang bicara lagi. Mereka hanya saling menatap dan tertawa tanpa ada penghalang lagi di antara mereka, sebelum akhirnya mereka kembali berpelukan dengan begitu hangat.

Jonas langsung membawakan tas Kayla dan Kayla pun menggendong Miracle begitu erat.

"Selamat datang kebebasan! Ayo kita makan enak!" teriak Kayla dengan perasaan yang tidak bisa terlukiskan lagi.

Sementara itu, di dalam sebuah mobil yang terparkir cukup jauh dari pintu sel, seseorang nampak sedang mengamati mereka.

"Akhirnya dia bebas juga!"

**

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel