Bab. 4. Elang lupa ingatan
"Berapa kali sih harus di bilangin kesi Oil itu.
Aku Ajeng bukan Jeng. Nanti di kirain orang lagi aku anjeeng. Awas ya Via..Ku Panggil sesekali kamu Oil alias minyak. Biar tau rasa kamu."
Kesal Ajeng sambil menghentak-hentakkan kakinya di koridor itu.
"Ceklek."
Olivia masuk keruangan suaminya dengan senyum terindahnya.
"Deg."
Senyumnya langsung pudar, saat seorang wanita cantik dan anggun menyuapi suaminya dengan telaten.
Dada Olivia bergemuruh melihat pemandangan itu.
Alex ikut mematung di belakang Olivia.
*Demi apapun, tolong hentikan tuan sebelum nyonya mengeluarkan Aumannya. Batin Alex dalam hati
"Kamu sudah datang Nak, sini duduk."
Wiwik memanggil Olivia dan menyuruhnya duduk di sampingnya. Dia tau menantunya itu pasti sedang menahan amarah, melihat putranya sedang bersama seorang wanita yang tidak lain mantan calon tunangan putranya.
"Kenapa dia ada disini ibu?" Olivia sudah tidak tahan lagi dan akhirnya bertanya kepada ibu mertuanya. Menampilkan wajah tidak sukanya.
"Ceritanya panjang Nak. Lebih baik kamu temui Kevin di ruang kerjanya. Akan lebih bagus jika kamu mengetahuinya langsung dari Kevin.
Karena kevin yang lebih tau kondisi Elang."
Ucap Wiwik lembut. Berusaha menenangkan menantunya yang saat ini seperti serigala betina yang siap memangsa Erina.
"Memang Elang kenapa ibu?" Olivia bertanya was-was.
"Elang lupa ingatan Nak." Ucap Wiwik bergetar.
"Aa..apa?" Olivia terkejut batin. Matanya terbelalak.
"Lebih baik jumpai Kevin. Tadi juga Kevin sudah berpesan untuk memintamu menemui dia nak.
Karena ada beberapa hal yang ingin dia sampaikan langsung kepadamu nak." Air mata mertuanya yang sudah ditahannya sejak tadi akhirnya jatuh mengiringi ucapanya. Wiwik merasa kehidupan menantunya ini telah di uji habis-habisan oleh sang Maha Kuasa.
Sementara kedua manusia yang saling menunjukkan kehangatan itu bersikap biasa saja.
Elang bahkan tidak melirik sama sekali Olivia istrinya. Membuat Olivia meradang.
Elang hanya memandangi wajah cantik yang ada didepanya itu. Erina dengan lembut menyuapi Elang. Dan sesekali Elang menunjukkan senyum mempesonanya kepada Erina yang masih dianggapnya pacar dan cinta matinya. Erina senang melihat Elang yang mengingatnya dan masih menganggap dirinya kekasih laki-laki itu. Erina tidak ingin kehilangan Elang lagi. Dia baru sadar bahwa dia sangat mencintai Elang. Sosok laki-laki posesif yang sangat mencintainya dulu.
Olivia keluar dari ruangan suaminya. Dirinya melangkahkan kakinya keruang kerja Kevin sedikit lemah.
"Tok..tok."
"Masuk". Suara bass Kevin menjawab dari dalam.
Olivia masuk dan langsung menghempaskan pantatnya di kursi tamu tanpa di suruh.
"Kakak ipar sudah datang?"
Kevin melihat wajah Olivia sedikit muram.
"Kakak ipar jangan terlalu berfikir negatif. Cepat atau lambat Elang pasti mengingat kakak ipar lagi, percayalah." Hiburnya, seolah mengerti apa yang sedang dialami gadis bertubuh mungil itu.
"Berapa lama suamiku akan terus melupakanku? Bisakah kau menjawab."
Tanya Olivia datar. Pikiranya masih melayang pada dua sosok berbeda gender di ruangan suaminya. Olivia takut, Erina mantan suaminya itu kembali merebut hati suaminya. Dan membuat suaminya akan semakin melupakan dirinya.
"Aku tidak bisa menjawab pertanyaan kakak ipar yang satu itu. Aku hanya bisa memberikan terapi terbaik untuk Elang. Kakak ipar juga bantu Berdoa. Mudah-mudahan Tuhan segera menyembuhkan Elang dan ingatanya cepat kembali." Kevin memberikan penjelasan logikanya. Dia yakin saat ini Olivia sedang down. Apalagi Erina mantan pacar sahabatnya itu telah kembali.
Kevin sempat melihatnya tadi saat dirinya memeriksa Elang.
"Kenapa Erina bisa ada disini?" Tanya Olivia, matanya memandang horor dokter Kevin.
"Kakak ipar jangan melihatku seperti itu. Bukan aku yang menghubunginya." Bantah Kevin. Dia mengerti arti perkataan Olivia, dia tidak ingin kakak iparnya itu berpikir buruk tentangnya .
"Elang sendiri yang menghubunginya. Sebelum Elang sadar total. Elang sempat memanggil namamu dengan mata yang masih terpejam. Aku kira Elang akan langsung sadar ternyata dia hanya mengigau dan satu jam kemudian Elang membuka matanya dan langsung mencari Erina. Kami tidak ada satupun yang memberitahu tentang Erina. Elang sendiri yang menghubungi Erina dan memintanya datang kerumah sakit. Kakak ipar tau kan, jika Apertemen Erina dekat dengan rumah sakit ini." Jelas Kevin.
"Aku tidak tau dan aku tidak mau tau tentang hal itu." Ketus Olivia.
Mana tau dia Apertemen Erina dekat rumah sakit, lagian selama ini Olivia tidak pernah kepo dengan hidup wanita itu.
"Sekarang katakan apa yang ingin kau jelaskan kepadaku." Ucap Olivia tidak sabar.
Dia tidak ingin berlama-lama diruangan Kevin. Sebab Olivia tidak ingin memberikan kesempatan untuk Erina berduaan dengan suaminya.
"Elang saat ini sedang mengalami lupa ingatan atau dalam bahasa medis diagnosisnya: Amnesia Retrograde. Dimana jenis Amnesia ini ditujukan kepada seseorang yang kesulitan untuk memperoleh kembali ingatan di masa lalu. Hal yang menyebabkan Elang mengalami Amnesia ini karena sewaktu kecelakaan Elang mengalami cedera pada otak. Sehingga ada darah yang membeku di dalam sel otaknya dan harus segera kami operasi. Jika tidak, maka Elang akan koma dalam jangka waktu yang lama dan lebih fatalnya bisa nyawanya tidak tertolong. Dan efek dari kecelakaan itulah yang mengakibatkan Elang hilangnya sebagian memori ingatannya. Aku harap kakak ipar mengerti dengan penjelasanku. Dan aku minta kakak ipar sedikit bersabar menghadapi Elang yang saat ini melupakan kakak ipar sebagai istrinya." Jelas Kevin panjang lebar. Dia merasa hal ini sungguh berat untuk Olivia yang selama ini sudah berusaha berjuang meluluhkan hati sahabatnya yang beku itu. Dan Setelah Olivia sudah dapat meluluhkan hati sahabatnya itu. Kini Olivia harus di hadapkan lagi dengan jalan takdir yang sangat sulit untuk di lalui.
"Mau gimana lagi mungkin sudah jalanya suamiku harus seperti ini. Aku hanya bisa pasrah dan lebih bersabar lagi". Lirih Olivia.
Suara Olivia sedikit bergetar. Butiran hangat menetes di pipi mulusnya.
Jika Elang tidak mengingatnya lagi sia-sia sudah perjuangannya dua tahun ini mendapatkan hati suaminya. Padahal Olivia juga sudah susah payah melupakan satu sosok laki-laki yang menjadi cinta pertamanya dulu.
"Aku akan berusaha untuk meluluhkan hati Elang lagi. Dan aku tidak ingin wanita yang bernama Erina itu memanfaatkan suamiku yang saat ini hilang ingatan. Dan aku minta kau atau sahabat Elang yang lain juga terus mengingatkan Elang bahwa dia sudah memiliki Istri." Ucap Olivia tegas sambil menghapus kasar air matanya.
"Kakak ipar tenang saja, kami akan selalu mencoba mengingatkan Elang." Ucap Kevin menyemangati istri sahabatnya itu.
"Kalo gitu aku permisi dulu, terimakasih dokter Kevin. " Olivia langsung bergegas pergi dari sana.
"Sama-sama kakak ipar. Jangan terlalu keras kepada diri sendiri kakak ipar. Sesekali berikan Elang itu pelajaran. Mumpung dia masih lupa ingatan." Teriak Kevin dari dalam ruangannya sambil tertawa puas.
Kevin tau selama ini sahabatnya Elang sudah lama menyukai Olivia bahkan saat Olivia masih duduk di bangku sekolah dasar.
