9. Ketulusan cinta
Hari bahagia pun datang kini akan diadakannya pernikahan mewah disebuah hotel milik keluarga Adhulpus.
Kini seluruh keluarga besar Adhulpus dan para tamu sudah memenuhi wedding venue indoor, tapi mempelai wanita belum juga datang.
"Tuan apartemen nona Azqila terbakar dan sekarang mereka berada di rumah sakit!" ucap salah satu bodyguard yang ditugaskan CEO tampan itu untuk mengawasi kediaman calon istrinya, tapi entah mengapa mereka bisa lalai seperti itu hingga tak menyadari kebakaran tersebut sejak awal.
"Apa?" kaget Adhulpus
"Maafkan kami tuan, kejadiannya terjadi tiba-tiba dan kami sudah berusaha menyelamatkan nona Azqila tapi sumber api itu berasal dari apartemennya, hingga nona Azqila----," ucapan bodyguard itu terhenti saat tuan mudanya berlari menuju pintu keluar, setelah itu memasuki mobilnya yang telah disediakan oleh valet parking, melaju dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit yang di maksud bodyguard nya. Sedang Brayen memberi informasi pada tuan Francois dan semua orang yang menghadiri acara pernikahan itu.
"Suster atas nama tuan Ahmed dan Azqila dirawat diruangan mana?" ucap Adhulpus dengan panik
Saat suster itu selesai memberitahukannya, pria itupun segera menuju ruang yang dimaksud.
"Paman!" ucap Adhulpus saat melihat tuan Ahmed
"Paman baik-baik saja?"
"Iya nak paman baik-baik saja, tapi Azqila--," tangis tuan Ahmed
"Azqila kenapa paman?" semakin panik CEO muda itu
"Dia masih diruang operasi nak!" penjelasan tuan Ahmed
Adhulpus tidak bisa membendung air matanya lagi, ia tidak ingin kehilangan seseorang yang sangat ia cintai.
"Ya Allah, selamatkanlah wanita yang hamba cinta. Jangan jauhkan dia dari hidupku ya Allah" doanya
Setelah tiga jam berlalu kini para dokter yang melakukan operasi telah keluar dari ruangan itu.
"Bagaimana keadaan anak saya?" khawatir tuan Ahmed
"Apa kami sudah bisa menemuinya?" ucap Adhulpus
"Operasi berjalan dengan baik, saat ini hanya satu orang yang boleh menemui pasien, selebihnya mohon tunggu sampai keadaan pasien semakin membaik!" ucap dokter itu lalu meninggalkan ruangan. Operasi dilakukan karena lapisan kulit yang terkena cukup dalam dan luka bakarnya pun parah jadi dilakukan pembedahan agar penyembuhan kulit dapat berjalan dengan maksimal.
"Paman silahkan masuk, dan aku menunggu saja disini. Azqila pasti akan semakin sedih saat melihatku!" ucap CEO muda itu dengan air mata yang perlahan membasahi wajah tampannya.
"Sayang!" ucap tuan Ahmed yang seolah seluruh tulang dan hatinya remuk tak bisa lagi menopang tubuhnya, saat melihat sebagian tubuh putri cantiknya itu dibalut dengan perban.
"Baba!" tangis Azqila yang untung saja wajahnya tidak terbakar, hanya punggung dan kedua kakinya.
"Tenang sayang, kamu sekarang baik-baik saja!" pura-pura tegar tuan Ahmed, sedang kenyataan saat ini ia sangat terpukul akan peristiwa yang menimpa putrinya.
"Apa kakak sudah mengetahui semua ini baba?" ucap Azqila dengan derai air mata
"Dia ada diluar sayang, dokter tidak memperbolehkan lebih dari satu orang menemuimu saat ini!" penjelasan tuan Ahmed
"Apa kamu ingin menemuinya?" ucapnya yang dibalas penolakan oleh Azqila.
"Aku tidak ingin kakak melihatku seperti ini?"
"Aku malu baba!" tangis Azqila
"Putri baba masih sangat cantik sayang, nak Adhulpus sangat mencintaimu jadi jangan pernah berpikir yang aneh-aneh. Saat ini tuan putri cantik baba hanya fokus pada pengobatannya saja. Ok!" berusaha menghibur putrinya
Tuan Francois dan Eginhardt pun datang menemui Adhulpus, menguatkan putra tampannya. Sedang Brayen masih mengurus semuanya di hotel, pernikahan hari ini terpaksa dibatalkan.
"Bagaimana kondisi Azqila nak?" ucap tuan Francois dan putra tampannya itu menjelaskan
Keesokan harinya
"Maaf nak saat ini Azqila tidak ingin menemuimu!" jelas tuan Ahmed saat Adhulpus hendak ingin memasuki ruangan.
"Kenapa paman?"
"Nak Adhulpus, Azqila ingin kamu melihat dirinya dengan kondisi yang baik bukan seperti saat ini!"
"Aku tidak perduli dengan kondisinya saat ini, aku sangat mencintainya apapun keadaannya paman!"
"Paman tau hal itu nak, tapi mengertilah keadaan Azqila saat ini!"
"Baiklah" pasrah pria tampan itu
"Azqila!" ucapnya dengan suara berat yang saat ini duduk di kursi depan ruangan wanita yang ia cintai itu.
"Sampai kapan kamu tidak ingin menemuinya nak?" ucap tuan Ahmed saat memasuki ruangan, sedang putri kesayangannya itu hanya meneteskan air mata.
"Hai bro ini aku bawakan makanan!" ucap Brayen yang baru saja datang
"Aku tidak lapar!" jelas CEO tampannya
"Jangan begitu dong bro, kamu harus tetap kuat dan sehat. Jika kamu sakit juga, lalu siapa yang akan menjaga Azqila. Apa aku yang harus menjaganya untukmu?" candaan Brayen yang membuat ia mendapat tonjokan dari tuan mudanya itu.
"Aw!" meringis kesakitan
"Sialan kamu bro!"
"Saya sudah pernah peringatkan kamu jangan pernah bercanda tentang Azqila!" jelas tuan mudanya
"Oke, aku paham!"
"Dasar pencemburu!" batin Brayen
"Apa kamu sudah menemui Azqila bro?"
"Dia tidak ingin bertemu denganku!" kecewa Adhulpus
"Sabar bro, aku paham kondisinya saat ini, tidak mudah baginya bertemu denganmu dalam keadaan seperti sekarang. Hati dan harga diri seorang wanita sensitif bro!" penjelasan sahabatnya itu
"Aku paham, oleh karena itu aku tidak memaksa untuk menemuinya!"
"Jangan terlalu sedih gini dong, wajah datar Lo menakutkan. Senyum dikit kek!" candaan Brayen
"Sialan Lo!" senyum tipis tuan mudanya
"Wajah dan tangan kamu kenapa memar begini?" khawatir Adhulpus dan sebenarnya ia sudah tau akan penyebab hal itu, tapi hanya ingin mendengar penjelasan dari sahabatnya.
"Biasalah bro, laki-laki harus bertarung biar lebih kuat!" jelas Brayen
"Jangan menyakiti diri kamu lagi jika ada masalah, cerita bro. Mungkin dengan kamu menceritakannya kepadaku masalah kamu sedikit terselesaikan!"
"Hah!" Menghembuskan nafas dengan berat
"Memangnya aku cewek apa bro, ada masalah malah curhat?" candaan Brayen
"Jika kamu tidak menceritakan masalahmu bagaimana kamu mendapat naseh dan jawaban dari masalahmu itu bro, karena jawaban berasal dari pertanyaan!"
"Ngerumpi baru tidak boleh bro!' jelas Adhulpus
"Makan dong, gue sudah susah payah gini bawakan Lo makanan!" bujuk Brayen agar sahabatnya itu makan
"Ok, kalau kamu maksa!" senyum tipis Adhulpus
Dua Minggu berlalu akhirnya Azqila sudah mau menemui CEO tampan itu. Betapa bahagianya Adhulpus saat memasuki ruangan melihat wajah yang selama ini ia rindukan.
"Assalamualaikum nona cantik!" godanya membuat senyum manis terlukis di wajah cantik itu.
"Maafkan aku tidak bisa menjagamu!" merasa bersalahnya
"Ini bukan kesalahan kakak!"
"Assalamualaikum" ucap seorang paman yang tidak asing
"Siapa dia kak?" tanya Azqila saat melihat paman itu, dan tuan Ahmed, Brayen serta Eginhardt pun memasuki ruangan.
"Dia yang akan menikahkan kita!" jelas Adhulpus dan Azqila terlihat bingung.
"Apa maksud kakak?"
"Aku ingin menjagamu lebih dekat dan ingin sekali memanggilmu dengan kata sayang!" jelas CEO tampan itu
"Aku tidak bisa menyentuhmu jika belum menjadi suamimu nona!" senyum manis terlukis di wajah tampan itu
Akad nikahpun dilaksanakan di ruangan itu, walau Azqila belum bisa berbuat apa-apa tetapi Adhulpus sangat ingin menjaga wanita yang ia cintai itu tanpa adanya penghalang sebuah ikatan yang belum halal.
Setelah ikatan suci itu terucap dan disambut dengan ucapan "sah" maka dua insan itu kini menjadi suami istri.
