Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

2. Engkau tidak layak menjadi seorang ayah!

"Aaaaaaaaaa!" teriak Mazoya tak terima atas takdir yang telah tersurat.

"Mengapa dia yang enggkau ambil dariku Tuhan, mengapa? Walaupun aku tidak bisa memiliki raganya akan tetapi melihat senyumannya saja telah membuat lukaku terobati, tapi sekarang dia telah engkau ambil dariku!" lemah pria tampan bertato itu dengan wajah dibanjiri air mata.

"Mengapa bukan kebahagiaan yang Engkau berikan diakhir hidupnya Tuhan, mengapa?" teriak Mazoya kehilangan kendalinya, pria itu sudah lupa akan semua hal yang terjadi di muka bumi ini penuh dengan hikmah dan akan indah pada waktunya.

"Hanya karena sebuah gelar engkau mengorbankan perasaan putrimu! Kamu bukan manusia Garry!" semakin emosi pria tampan bertato itu ketika terlintas dibenaknya tentang tuan Garry

"Aku akan menghancurkanmu, aku akan membalas perbuatan kalian semua, dan engkau pria bodoh! Aku akan membuat hidupmu menderita. Engkau berkata sangat mencintainya tapi lihat, apa yang terjadi sekarang engkau malah mengabaikannya!" sakit hati Mazoya pada tuan Garry dan Francois

"Aku mengalah dan berusaha untuk tidak mengusik kebahagiaan kalian, asalkan aku melihat senyum manis terlukis di wajah Yue Yan, tapi kalian malah memberinya kesedihan yang berujung kematian!"

"Aaaaaaaaa! Berengsek kamu Francois!" Kini Mazoya seolah kesetanan, ia telah kehilangan akal sehatnya sedang hatinya dipenuhi dendam.

"Oh, shit!" umpat Mazoya saat kepalanya terasa sakit karena emosi yang tak tertahankan.

Mensionnya kini menjadi seperti kapal pecah, semua sesuatu yang ada dipandangan pria tampan itu ia lemparkan kesembarang arah.

"Aku sangat membencimu Francois, terutama engkau pria tua bangka!" teriaknya dengan tatapan penuh amarah..

"Aaaaaaaaaa!" teriak Mazoya dengan air mata yang mengalir deras. Kini ia seolah kehilangan seluruh jiwanya, tak ada lagi penyemangat hidupnya. Dahulu saat wanita yang ia cintai itu masih hidup, walaupun tidak bisa ia miliki akan tetapi perasaannya tak berkurang sedikitpun malah semakin hari bertambah, dan getarannya masih tetap sama, karena mencintai tidak harus memiliki. Cukup melihat senyumannya saja sudah membuat Dunia pria tampan bertato itu berwarna. Memastikanya hidup dan bahagia bersama orang yang wanita itu cintai dapat membuat Mazoya bahagia dengan cinta yang tak terbalas itu.

"Andai engkau tau nona, engkau adalah alasanku selama ini tetap bertahan. Disaat hidupku hancur, dan semua orang menjauhiku hanya engkaulah yang menghiburku, memperlakukanku layaknya seperti manusia, sedang yang lain memperlakukan aku seperti sampah!"

"Yue Yan engkau adalah Duniaku, bagaimana aku hidup jika engkau saja telah meninggalkanku!"

"Yue Yan," Lirih pria tampan itu dan perlahan terlelap, berbaring di lantai diantara pecahan guci keramik yang ia lemparkan.

Sedang di kediaman tuan Garry hanya suara canda tawa yang terdengar. Seolah pria tua itu melupakan putrinya, tak pernah terlintas di benaknya untuk menanyakan keadaan Yue Yan. Francois pun sama, hanya sibuk pada pekerjaannya dan ketiga putra tampannya itu.

Beberapa hari berlalu tak menunggu waktu lama kini Mazoya menjalankan rencananya, pria itu kembali bekerja menjadi seorang yang sangat dipercayai tuan Garry, dan tentunya Francois sangat bahagia atas kedatangan sahabat lamanya itu.

"Ini untukmu!" ucap Mazoya menyodorkan selembar surat

"Hah, apa kamu menyogokku kawan?" candaan Francois yang mengira pria tampan bertato itu memberinya uang.

"Aku pernah bertemu dengan Yue Yan, dan dia menitipkan itu untuk diberikan kepadamu!" Serapi mungkin menyembunyikan kemarahannya.

"Dia dengan seorang pria!" bohong Mazoya dan menahan amarahnya, ingin sekali ia melampiaskan kemarahannya itu saat ini, tapi demi tujuannya pria itu menahan sebisa mungkin. Dan hal ini ia lakukan atas permintaan Yue Yan

"Apa yang kamu katakan, tidak mungkin istriku bersama pria lain!" tak terima Francois

"Engkau saja bisa dengan wanita lain, mangapa Yue Yan tidak bisa?" batin Mazoya

Air mata pria yang berpenampilan menarik itu kini membanjiri wajah tampannya. Ada rasa kecewa dan marah saat membaca surat itu.

"Ini tidak mungkin, istriku tidak mungkin menghiyanatiku!" tak terimanya

"Katakan dimana kamu bertemu dengan istriku?" pandangan Francois seolah gelap, ingin sekali ia berteriak melampiaskan amarahnya. Tapi disisi lain ia sangat mempercayai Yue Yan.

"Aku tidak sengaja bertemu dengannya." bohong Mazoya yang saat ini matanya berkaca-kaca

"Dia sangat mesra dan memeluk pria itu!" bohongnya lagi dan menahan rasa sesak di dada.

"Aku melakukan semua ini atas permintaanmu wahai nona, dan andai bukan karenamu. Rasanya saat ini aku ingin sekali menonjok wajah pria bodoh ini!" batin Mazoya dengan kedua tangan yang dikepalnya.

Francois memerintahkan seluruh anak buahnya untuk mencari keberadaan Yue Yan, dengan kecerdasan Mazoya yang sudah memanipulasi semua informasi tentang wanita cantik itu, hingga tak seorangpun mengetahui bahwa Yue Yan telah meninggal Dunia.

Satu bulan berlalu, tak ada kabar tentang putri tuan Garry itu. Saat ini sang ayah mulai panik dan menyalahkan diri sendiri tapi apalah daya nasi sudah menjadi bubur, walau mereka menangis darah sekalipun tak akan mampu mengembalikan Yue Yan.

"Apa benar engkau meninggalkanku hanya demi pria lain sayang?" ucap Francois memandangi potret istrinya

"Apa selama ini aku tidak adilmu? Apa engkau merasa terabaikan?" penyesalan yang selalu datang terakhir.

"Tidak ada yang mampu menggantikan posisimu di hatiku, engkau yang memiliki hati ini, hanya engkau Yue Yan!" tangis Francois, sedang sedari tadi Raylai Cai mendengar dan menyaksikan kesedihan suaminya itu.

"Apa karena aku?" batin wanita cantik Thailand itu

"Kakak Yue Yan kembalilah, jika kepergianmu karena diriku maka aku rela meninggalkan kalian, meninggalkan ketiga putraku untukmu. Kakak adalah wanita yang sangat baik dan sudah aku anggap saudari." ucap Raylai Cai dengan mata berkaca-kaca

Semenjak saat itu sikap tuan Francois sangat dingin kepada istri keduanya itu. Ia menjadi pria yang gila kerja, hingga lupa waktu untuk beristirahat. Seolah kesedihannya itu ia lampiaskan pada dirinya sendiri, menyiksa tubuhnya.

"Apa yang kamu lakukan disini?" ketakutan tuan Garry saat Mazoya memandangnya dengan tatapan mengerikan dari seorang pembunuh, saat ini ia mulai mengarahkan senjata api itu pada pria tua yang membuat hidup wanita yang ia cintai menderita.

"Tolong! To---to--long!" Teriak tuan Gerry , kini seluruh tubuhnya gemetar ketakutan atas perbuatan pria tampan yang menjadi tangan kirinya itu. Ternyata Mazoya adalah musuh dalam selimut yang tak pernah ia sangka.

"Berteriaklah sekencangnya, ruang ini sudah kedap suara. Aku telah mengubah ruangan pribadimu ini menjadi kedap suara tuan Garry Hanz!" ucap Mazoya dengan salah satu sudut bibirnya terangkat, memberikan senyum licik dengan aura iblisnya.

Pria tua itu berlari ingin mengambil senjata apinya akan tetapi ia tak bisa, dan berlari menuju pintu tapi Mazoya membuatnya terjatuh.

"Apa permintaan terakhirmu?" ucap Mazoya yang saat ini duduk berjongkok dihadapan tuan Garry yang terbaring.

"Katakan!" bentak Mazoya

"Mengapa kamu seperti ini, apa engkau menginginkan uang atau kedudukan lainnya hah? Aku akan memberikannya!" tanya tuan Garry, karena yang ia tahu Mazoya adalah seorang pria yang baik dan cerdas.

"Mengapa aku seperti ini?" ucap Mazoya dan tertawa

"Uang? Kedudukan? Hahahaha... Apa kamu pikir semua itu bisa membuatnya hidup kembali?"

"Andai nyawanya bisa digantikan denganmu maka aku sudah lama menghabisimu!" Sadis Mazoya

"Semua ini karena kamu pria tua berengsek!" aura pembunuh darinya semakin membuat tuan Garry gemetar ketakutan.

"A--apa ya--ng ka--mu i--inginkan? A--aku a--akan mem--be--berikannya kepada--mu!" gagap pria tua itu saat Mazoya semakin mendekatkan pistol kepadanya.

"Aku ingin engkau membuat permintaan terakhirmu tuan Garry!"

"Apa engkau tidak merindukan putrimu?" tanya Mazoya dengan senyuman ala jokernya.

"Aku merindukannya, aku sangat merindukan putriku!" ucap tuan Garry, dengan seketika Mazoya melayangkan tembakan tepat pada sasaran.

"Dor!"

Dengan sekali tembakan di kepala tuan Garry membaut pria tua itu kehilangan nyawanya.

"Aku hanya membantumu untuk menemui putrimu tuan Garry, minta maaflah kepadanya!" ucap Mazoya dan meninggalkan ruangan itu, tanpa perasaan bersalah sedikitpun.

Dengan kecerdikannya semua bukti ia arahkan kepada Francois, hingga semua orang menuduh pria itulah yang membunuh mertuanya. Dan masalah lain muncul, tuan Francois yang seorang Jendral militer di Negaranya saat itu difitnah menghiyanati Negara, dan tentunya itu semua ulah Mazoya.

Disaat semua orang menuduh Francois disitulah Mazoya memerankan karakternya, yang berpura-pura dipihak sahabatnya itu. Sedang ada tujuan lain yang ia telah lama nantikan, dan akhirnya hari ini datang juga.

Hingga Francois harus mencari kebenaran tentang semua ini, ia mempercayai Mazoya untuk merawat putra kecilnya yaitu Darelano, sedang sang istri kembali ke Negaranya. Keluarga besar Raylai Cai tidak lagi menerima Francois dan memutuskan hubungan dengannya, tapi sesuai perjanjian wanita cantik itu tidak boleh membawa ketiga putranya itu. Adhulpus dan Eginhardt ikut bersama ayah mereka, hidup menderita dan mencari keadilan.

Tahun berganti kedua putranya itu tumbuh dengan baik, menjadi seorang pria yang tangguh dan memiliki paras tampan. Sedang Darelano dididik dengan penuh kebencian oleh Mazoya, hingga pria tampan itu membenci ayahnya sendiri.

Kebenaranpun terungkap, dan Mazoya lah dibalik semua ini. Keadilan kembali berpihak kepada Francois tapi sayang, putra bungsunya kembali dengan keadaan penuh kebencian padanya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel