Bab 14 Keputusan Salah
Bab 14 Keputusan Salah
Sifa berniat pulang ke kosannya saat Raffa sudah tidur,"Bu,Sifa pamit pulang dulu ya bu.." Ijin Sifa pada bu Sukma.
"Loh kok pulang?Nanti kalau Raffa cariin bagaimana?"
"Tadi Sifa sudah ijin kok bu sama Raffa kalau Sifa mau sekolah."
"Kenapa tidak menginap saja Fa?"
"Maaf bu,Sifa ada kerja.." Sesal Sifa.
"Ya sudah,kamu pulang di antar Daffa ya.."
"Eh,tidak usah bu,Sifa bisa pulang sendiri."
"Tidak Sifa,pokoknya biar kamu di antar Daffa.."
Pas sekali kebetulan Daffa lewat kamar bu Sukma,"DAFFF..DAFFA.." Panggil bu Sukma.
"Iya bu ada apa ?"
"Kamu antar Sifa pulang ya! "
"Tapi Daffa mau berangkat bu."
"Ck..sekalian antar Sifa."
"Ih,bu beneran Sifa bisa pulang sendiri. "
"Ya sudah Daffa antar,ayok Fa ."
.
.
Dalam perjalanan mengantar Sifa suasana di dalam mobil hanya hening.
"Kak,boleh putar radio tidak?Sepi nih."
"Eh..apa Fa?" Kaget Daffa yang sibuk dengan Pemikiranny sedari tadi.
"Kakak ngalamun yah?"
"Tidak,kenapa?"
"Sepi,boleh putar radio tidak?"
"Owh,ya silahkan."
Lalu Sifa memutar saluran radio tapi kemudian di matikan.
"Kenapa kok tidak jadi?"
"Tidak ada yang bagus acaranya."
"Fa,aku boleh minta tolong tidak?"
"Ya kak,minta tolong apa?"
"Aku mau ke Paris seminggu..."
"Terus?"
"Emm,bisa tidak selama itu kamu tidak menemui Raffa."
Tak ada jawaban lalu Daffa melirik ke arah Sifa,di lihatnya sudut mata gadis itu menggenang.
"Em,maaf Fa,bukan maksud menjauhkan kamu,hanya saja aku sudah minta Sasa untuk menjaga Raffa,ya biar mereka dekat..."
"Kamu juga bisa fokus kuliah kamu,lagian kan tidak mungkinkan selamanya kamu jadi bunda Raffa,suatu hari kamu akan menikah punya suami dan anak sendiri dan.."
"Iya kak,Sifa ngerti..." Potong Sifa cepat.
"Maaf loh Fa,bukan mak.."
"Iya kak,sudah sampai,makasih tumpangannya." Sela Sifa cepat.
Lalu Sifa melepas sabuk pengaman dan segera keluar dari mobil.
Sementara dari dalam mobil Daffa bisa melihat Sifa yang menghapus airmatanya.
"Maaf Fa,tapi ini yang terbaik" Kemudian Daffa melanjutkan perjalanannya.
.........
Sudah 3 hari Daffa pergi,tapi Sasa yang di janjikan Daffa akan datang mengurus Raffa hingga hari ini belum menampakan batang hidungnya sama sekali.
"Nenek..Afa kangen unda..."
"Iya sayang,bunda nya lagi sibuk sekolah biar pinter."
"Api Afa kangen nek..ayo telp unda.."
Bukannya bu Sukma tak mau menelfon Sifa,hanya saja gadis itu tak mau mengangkat telpnya.
Lalu bu Sukma menelpon Daffa berharap tak mengganggu pekerjaan putranya.
"Ya hallo bu,ada apa?"
"Daffa,ini mana perempuan itu katanya mau datang mengurus Raffa ,tapi sampai hari ini tidak ada tuh datang,ini Raffa rewel minta ketemu Sifa,tapi ibu telpon Sifa tidak mau angkat."
"Nanti Daffa telpon Sasa ya bu dan ibu tidak usah telpon Sifa,Daffa yang minta Sifa untuk tidak temuin Raffa lagi."
"Kamu keterlaluan Daff..kamu egois."
"Bu mengertilah,ini saatnya Raffa harus menerima Sasa sebagai ibunya."
"Gimana mau terima kalau perempuan itu tidak ada usaha"
"Sabar bu..nanti Daffa telp Sasa"
Tutt..tut...
Sukma mematikan telponnya sepihak.Ia sangat kesal dengan cara yang di pilih putranya " Apa yang di lihat Daffa dari perempuan itu?"
.
.
Sore harinya Sasa datang dengan wajah angkuhnya."Bi Sitiiiii..."Teriak Sasa yang baru datang.
"Iya bu..."
"Eh,apaan sih?Panggil saya nyonya"
"Iya nyah.."
"Tuh,bawain koper saya ke kamar Daffa." Tunjuk Sasa pada kopernya.
"Baik nyah.."
Saat bi Siti mau mengambil koper bu Sukma menyela.
"Bawa ke kamar tamu bi,mereka belum menikah.."
"Baik nyah.."
Sasa terlihat kesal pada bu Sukma,ia memutar bole matanya malas.
"Kenapa baru datang?"Tanya bu Sukma.
"Sibuk bu.."
"Alasan,cepat temui anak kamu.."
"Nanti ya bu,Sasa kan baru datang,capek mau istirahat dulu"
Lalu Sasa berlalu ke kamar tamu.
'Apa yang di harapkan Daffa dari perempuan angkuh seperti itu' Batin bu Sukma.
..........
Sudah 2 hari Sasa menginap di rumah Daffa,tapi yang di lakukan Sasa hanya sibuk dengan ponselnya.Sementara Raffa tetap saja Mia yang mengurus.
Sesekali Sasa mengajak Raffa berfoto lalu mengirimkan foto itu pada Daffa
"Sitiiiiiii...." Teriak Sasa.
Bi Siti langsung tergopoh-gopoh menghampiri Sasa.
"I..iya nyonya."
"Lama banget sih! Panas nih,buatin saya jus jeruk cepetan tidak pake lama."
"I..iya nya."
"Miaaaa...."
"Apa harus teriak-teriak seperti itu kamu memanggil orang," Tegur bu Sukma.
"Ck.."Sasa hanya mencebikan bibirnya.
"Kamu itu harusnya fokus ngurus Raffa bukan malah nyantai-nyantai seperti ini."
"Aduh ibu,tidak usah cerewet deh!Apa gunanya Mia kalau saya tetap harus ngurus Raffa,Mia itu di bayar untuk ngurus Raffa."
"Apa kamu tidak ingin dekat sama anakmu?"
"Mau dekat atau tidak,Raffa tetap anak aku,aku yang hamil dan lahirin dia."
"Owh,ya jangan lupa kalau kamu juga yang tukar Raffa dengan sebuah rumah." Sindir bu Sukma telak.
Sasa melotot mendengar pernyataan Sukma,"I..ibu.." Kesal Sasa karena di ingatkan lagi masalah yang dulu.
"Kenapa?Kamu heran saya bisa tahu?Ingat Daffa anak saya,dia menceritakan segalanya sebelum dia menitipkan Raffa pada saya."
Sasa memutar bola matanya malas
"Ibu,itu masa lalu,saya dan Daffa sepakat untuk melupakan itu dan kenyataannya sekarang kami kembali bersama."
"Ingat kamu,Daffa tak akan pernah menikahi kamu jika kamu tak bisa mengambil hati Raffa."
Sasa mulai emosi ,"Ibu lihat saja nanti siapa yang akan.."
"Dan perlu kamu tahu kalau saya akan menjodohkan Daffa dengan Sifa yang lebih pantas menjadi ibu Raffa di banding kamu."Potong bu Sukma cepat membuat Sasa makin emosi.
Saking emosinya Sasa lupa siapa bu Sukma, ia lantas mendorong kursi roda bu Sukma hingga terjatuh.
"Aaaahh..."Seketika itu bu Sukma jatuh dan pingsan.
Sasa tersadar dari yang baru saja ia lakukan,ia mematung di tempatnya.
"Ya Tuhan, ibu...."Teriak bi Siti yang baru datang membawa jus untuk Sasa,bi Siti langsung lari tergopoh menghampiri bu Sukma.
"Bu..ibu bangun bu.. " Bi Siti menepuk-nepuk pipi bu Sukma agar beliau tersadar,kemudian melirik Sasa,"Nyonya apa yang terjadi,ini kenapa ibu?"Tanya bi Siti pada Sasa yang masih terpaku.
Sasa tersadar dan kemudian merasa panik,Ia langsung lari keluar rumah meninggalkan bu Sukma dan bi Siti.
"Tolong,Miaaaa,Jonooooo,tolong..."Bi Siti teriak meminta bantuan dari yang lainnya.
Lalu Mia datang dengan menggendong Raffa,"Ya Tuhan bi Siti,ini nyonya besar kenapa?"
"Tidak tau Mia,tadi saya datang sudah seperti ini."
"Ya Tuhan,bi Siti,ini kenapa?Apa yang terjadi?"Tanya Jono juga yang baru datang.
"Tidak tau Jon,Ujang kemana Jon?Suruh siapkan mobil kita bawa ibu ke rumah sakit!"
"Ujang lagi ke warung bi,beli rokok."
"Cepat kamu telpon suruh cepat!"
"I..iya bi."
...........
Setelah drama kepanikan tadi kini bu Sukma sudah di rumah sakit dan tengah di tangani oleh dokter.
"Jang,kamu tahu tidak?Alamat non Sifa?"
"Tahu bi kenapa?"
"Saya minta tolong jemput dia ya!bilang keadaan ibu,saya bingung harus hubungin siapa?Tuan masih di Paris"
"I..iya bi,tapi apa bibi sudah telpon tuan?"
Bi Siti menggeleng,"Saya tidak tahu caranya Jang untuk bisa telpon ke luar negeri.Kamu tahu Jang?"
Ujang menggeleng,"Bentar bi saya coba ya."
"Tidak aktif bi.."
"Ya sudah,kamu jemput non Sifa dulu sana!"
"Iya bi,saya pergi ya."
Tak lama kemudian datang Denis.
"bi Siti,mana ibu.."
"Syukurlah den Denis,ibu masih di dalam,saya tidak tahu."
"Kenapa bisa seperti ini bi,saya tadi datang ke rumah kata Mia ibu di bawa ke rumah sakit?"
"Maaf den,saya juga kurang tahu,tadi ibu sudah tersungkur di lantai dengan kursi rodanya saat sedang bersama nyonya Sasa."
"Sasa?Terus sekarang Sasa nya mana?"
Bi Siti menggeleng,"Kata Jono nyonya Sasa pergi keluar rumah waktu tahu ibu jatuh"
"Mencurigakan?"
"Maaf aden,tuan Daffa.."
"Saya sudah hubungin Daffa tadi bi,tenang saja.Sekarang kita fokus ke ibu saja"
